Surat kabar ‘Times’ yang terbit di Inggeris, Sabtu mempublikasikan liputan spesial terkait fenomena bergentayangannya milisi ‘bertudung kepala’, khususnya di Bashrah, selatan Iraq.

Seperti yang dilaporkan surat kabar itu, hal itu menyangkut adanya sejumlah kelompok yang melakukan aktifitas di dalam kampus universitas Bashrah. Mereka memaksa para mahasiswi –apapun afiliasi akidah mereka- untuk mengenakan tudung kepala dengan ancaman ‘dibunuh.’

Surat kabar tersohor itu melansir sejumlah statement yang dikeluarkan kepala kepolisian Bashrah, Abdul Jalil Khalf. Ia mengatakan, sekitar 40 wanita yang sudah berkeluarga maupun wanita yang masih lajang dibunuh di mana mayat-mayat mereka ditemukan di pinggir jalan sepanjang lima bulan terakhir ini karena tidak mengenakan ‘tudung kepala’ tersebut.

Sebuah sumber keamanan mengatakan, sebagian mereka dibunuh secara tersendiri dan sebagian lagi dibunuh bersama anak-anak mereka.

Surat kabar itu menambahkan, bukan para wanita saja yang mengalami tekanan dari kelompok-kelompok tersebut, yang dalam operasinya meniru gaya polisi penegak moral di Iran, bahkan para mahasiswa yang sunni pun tidak luput dari tekanan dan ancaman itu.

Times menyiratkan, aktifitas kelompok-kelompok tersebut tidak sebatas itu saja, mereka bahkan merazia handphone-handphone yang dibawa mahasiswa atau mahasiswi guna mencari apakah menyimpan gambar-gambar porno.?

Dalam laporannya, kedua wartawan Times menutup dengan mengingatkan kesiapan pasukan Inggeris -dalam kondisi ini- untuk menyerahkan kepemimpinan kota Bashrah ke tangan pemerintah Iraq yang ada di Bashrah dan mengurangi eksistensinya menjadi hanya 2500 prajurit saja.! (almkhtsr/AH)