Qadhi Abu ath-Thayyib berkata, “Suatu hari kami mengikuti pengajian di Jami’ al-Manshur. Lalu datanglah seorang pemuda dari Khurasan yang mengetengahkan salah satu hadits shahih yang diriwayatkan Abu Hurairah. Setelah membacanya, ia mengomentari, “Hadits ini tidak dapat diterima…” Maka, belum lagi ia selesai bicara, tiba-tiba dari atas atap jatuh seeokor ular sehingga orang-orang bangun dan berhamburan ke luar, tak terkecuali pemuda tersebut namun anehnya, ular itu hanya membuntutinya. Ketika itu, ada orang yang menasehatinya, “Ayo, bertobatlah, bertobatlah.!!!” Maka anak muda itu pun mengatakan, “Aku bertobat kepada Allah.” Seketika, ular itu pun menghilang entah ke mana.”

Komentar Penulis buku:
Mana orang-orang yang menolak hadits Rasulullah SAW? Tidakkah mereka takut kepada Allah? Tidakkah mereka mengetahui bahwa as-Sunnah (hadits) adalah wahyu dari Allah atas Rasul-Nya yang bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya aku telah diberi al-Qur’an dan bersamanya yang semisalnya (yakni as-Sunnah).” (hadits shahih)
Karena itu, seorang Muslim wajib menerima hadits Rasulullah SAW (yang shahih) dan tidak menolaknya. Hanya kepada Allah, kita memohon pertolongan.

(Sumber: Nihaayah azh-Zhaalimin karya Ibrahim bin ‘Abdullah al-Hazimi, Juz.III, h.51 sebagai yang dinukilnya dari kitab al-Muntazhim, [IX:154] dan al-Bidaayah Wa an-Nihaayah [XII:169])