Tanya :

Kami ingin mengetahui bagaimana hu-kum mengubah niat dari satu bentuk ibadah haji ke bentuk ibadah haji yang lain?

Jawab :

Berpindah niat dari niat akan melakukan satu bentuk ibadah haji ke niat akan menunaikan bentuk ibadah haji yang lain itu telah kita singgung dahulu di dalam pembicaraan tentang bentuk haji Qiran. Jadi, boleh-boleh saja seseorang berniat ihram untuk melakukan ibadah umrah terlebih dahulu, kemudian (di tengah perjalanan) sebelum melakukan thawaf dan sa’i berniat akan melakukan umrah dan haji sekaligus. Jadi, niatnya berubah dari niat hanya akan menunaikan umrah saja menjadi niat akan menunaikan umrah dan haji. Dan demikian pula, boleh berubah dari niat semula akan menunaikan haji Ifrad atau haji Qiran menjadi niat hanya akan melakukan umrah, agar hajinya menjadi haji Tamattu’, sebagaimana diperintahkan oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam kepada para shahabatnya, yaitu mereka yang tidak membawa hewan sembelihan (hady), sedangkan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam sendiri telah berniat menunaikan haji Qiran dan membawa hady dan demikian pula para shahabat yang tergolong kaya. Maka setelah beliau mengerjakan thawaf dan sa’i, beliau perintahkan kepada orang yang tidak membawa hady agar menjadikan ibadah yang telah mereka lakukan sebagai ibadah umrah. Maka dengan demikian, mereka berpindah niat dari niat sebelumnya akan menunaikan haji Ifrad atau haji Qiran menjadi niat umrah. Namun, niat yang akan diubah itu dengan syarat niat haji Ifrad atau niat haji Qiran agar bentuk hajinya menjadi haji Tamattu’. Adapun orang yang mengubah niat dari niat haji Qiran atau niat haji Ifrad menjadi niat umrah dengan tujuan agar terlepas dari ihram dan dapat kembali kepada keluarganya, maka hal yang demikian itu tidak boleh.

( Fatwa-Fatwa Haji oleh : Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin )