Terbetik berita beberapa waktu lalu (Selasa pagi, 8.00 waktu Mekkah), bahwa kelompok perlawanan Iraq (KPI) mengumumkan gugurnya syahidah pertama di kota ‘al-Qaim’ yang menyaksikan pertempuran hebat selama dua hari berturut-turut. Syahidah tersebut bernama Nofah Gharkan yang ikut menjadi relawan bersama beberapa relawan wanita lainnya yang bergabung bersama beberapa elemen KPI saat terjadi kontak senjata yang demikian dahsyat, selasa, menghadapi tentara pendudukan Amerika.

Seorang koresponden sebuah situs terkenal di Timur Tengah melansir dari sebuah sumber KPI bahwa Nofah yang berusia 40 tahun tersebut merupakan syahidah pertama Iraq yang gugur dalam pertempuran di kota ‘al-Qaim’ setelah ia bersama saudara-saudaranya ikut bergabung dalam kontak senjata yang terjadi hari Rabu melawan pasukan marinir Amerika di kampung Romana, sebelah barat kota al-Qaim.

Sumber tersebut menambahkan bahwa Nofah yang berasal dari keluarga kota Ramadi memasuki kota al-Qaim pagi hari Rabu bersama para pejuang yang merupakan kerabatnya serta beberapa relawan lainnya untuk berperang di barisan KPI setelah sebelumnya, mufti kota Islam di Anbar, Syaikh ‘Abdullah al-Janabi mengumumkan genderang perang dan mobilisasi jihad melawan penjajah.

Mengenai sebab gugurnya Nofah, salah seorang dokter yang menangani jenazahnya mengatakan bahwa beberapa peluru bersarang di dada dan kepalanya.

Dalam pada itu, seorang koresponden melaporkan bahwa jenazah syahidah Nofah telah dikuburkan di pekuburan ‘Syuhada’ di kota al-Qaim.

Dengan demikian maka jumlah wanita yang telah gugur sebagai syahidah di Iraq semenjak terjadinya pertempuran melawan tentara pendudukan sebanyak 137 orang setelah Fatimah yang gugur di penjara Abu Gharib sebagai tawanan. Belum lagi ditambah dengan mereka yang gugur akibat serangan udara yag dilancarkan tentara pendudukan. (ismo/AS)