Kasus pelarangan masuk al-Qur`an ke negara-negara Barat nampaknya akan terus berlanjut. Negara-negara yang mengaku ‘demokratis’ di benua Eropa dan Amerika itu, satu persatu mulai menampakkan wajah aslinya.!!

Aparat keamanan Kanada melarang seorang pemuda asal Arab Saudi memasuki wilayahnya minggu lalu karena kedapatan membawa mushaf al-Qur`an. Kejadian ini mendorong pemuda tersebut untuk menuntut kedutaan besar (kedubes) Kanada di Riyadh agar meminta maaf secara tulisan karena membatalkan visa masuk yang telah diberikan kepadanya.

Kepada harian ‘Al Hayat’, yang terbit di London, pemuda yang bernama Abdul Muhsin ath-Thuraiqi itu mengatakan, “Saya bertekad menuntut secara hukum kedubes Kanada di Riyadh, sebab saya telah mendapatkan visa masuk ke Kanada. Namun begitu saya tiba di bandara Frankfurt, Kanada, tas saya yang berisi sebuah mushaf al-Qur`an, sejadah untuk shalat dan tiga buah handphone kosong digeledah.”

Ath-Thuraiqi menambahkan, pegawai yang memeriksa tasnya nampak mulai marah setelah melihat mushaf yang mulia dan handphone. Ia mulai berbicara dengan gaya bahasa yang kasar.

Sementara itu, kedubes Kanada di Riyadh membantah pelarangan masuk al-Qur`an al-Karim ke negerinya. Juru bicara (Jubir) kedubes Kanada, Orsola Holand mengatakan, “Kami sama sekali tidak pernah melarang masuknya al-Qur`an. Negeri kami menghormati semua agama dan kebebasan beragama bagi kami merupakan masalah prinsip yang tidak perlu diperdebatkan lagi.”

Jubir itu menegaskan, visa masuk yang diberikan kedubes Kanada tidak dinilai sebagai izin final memasuki negerinya. Ia hanya untuk mengenalkan para pembawanya kepada para pegawai di pintu-pintu masuk ke Kanada dan bahwa mereka pada prinsipnya memiliki hak untuk memasuki negeri itu. (almkhtsr/AS)