Dewasa ini sebagian wanita menyisir rambut kepalanya dengan model baru yaitu memiringkannya ke samping dengan cara acak dan tidak dibelah lurus sebagaimana biasanya. Sebagian ulama berpendapat bahwa perbuatan itu diharamkan karena merupakan perbuatan orang-orang Jahiliyah, apakah pendapat itu benar? Kiranya Syaikh berkenan memberikan fatwa kepada kami.

Jawaban:

Model menyisir rambut yang selayaknya diikuti oleh kaum wanita muslimah ialah membelah rambut dari tengah-tengah muka dan kepala, dan rambutnya dibelah dua ke samping kanan serta ke samping kiri, selanjutnya mengepangnya hingga bersambung ke bagian atas kepalanya, sebagaimana dituturkan oleh Ummu Athiyah Radhiallaahu anha ketika memandikan jenazah puteri Nabi Shalallaahu alaihi wasalam sebelum dikafani, seraya berkata,
“Kami mengepang rambut kepala jenazah puteri Nabi Shalallaahu alaihi wasalam menjadi tiga bagian, kemudian kami meletak-kannya ke belakang.” Menurut penuturan Aisyah i bahwa Nabi a biasa menyisir rambut kepalanya diluruskan dengan tengkuk, dan beliau merasa senang adanya keseragaman di kalangan para sahabat dalam melakukan sesuatu yang tidak ada perintah di dalamnya. Aisyah Radhiallaahu anha berkata, “Setelah itu, Nabi Shalallaahu alaihi wasalam menyisir rambut kepalanya dengan cara membelahnya.”
Adapun model membelahnya dengan cara acak-acakan menurut hemat saya hukumnya tidak boleh, karena hal tersebut menyerupai perbuatan kaum wanita yang kafir atau perbuatan orang-orang Jahiliyah tempo dulu atau orang-orang Jahiliyah masa sekarang yang meniru gaya wanita-wanita barat, sehingga di antara mereka banyak yang berubah penampilannya, sehingga ketika datang model yang baru, niscaya mereka dengan segera meninggalkan model lama. Menurut hemat saya, perbuatan tersebut digolongkan taqlid buta (mengikuti tanpa mengetahui dalil). Adapun sikap mengikuti yang mengetahui dalil dalam masalah menyisir rambut adalah membelahnya serta mengepang-nya sebagaimana yang dilakukan oleh para wanita mukminat di jaman dulu yaitu merapikan rambutnya, memperhatikan keber-sihan sisirnya, mengepangnya dan lain-lain. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui. Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam dan kepada keluarganya serta para sahabatnya.

Disampaikan dan didiktekan oleh Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al-Jibrin