WINA–Larangan cadar dan jilbab di Eropa dinilai berlebihan. Menurut juru bicara Otoritas Agama Islam Austria, Carla Amina Baghajati, meski pemakaian cadar dari sisi agama juga masih diperdebatkan, namun pelarangan pemakaian cadar tidak menguntungkan bagi Eropa. “Pelarangan itu justru kontraproduktif,” ujarnya, dalam pertemuan cendekiawan Muslim 40 negara di Wina, Austria.

Carla menjadi satu dari sekitar 30 perempuan yang turut ambil bagian dalam pertemuan tersebut. Sebuah rancangan resolusi yang luas disajikan pada akhir konferensi dua hari itu, yang antara lain mendukung pendidikan untuk Muslimah dan mewajibkan tiap masjid memiliki satu perwakilan perempuan untuk membahas isu-isu Muslimah.

Konferensi dihadiri sekitar 100 imam dan penasihat agama Islam dari 40 negara. Mereka sepakat menyebut undang-undang yang mengusulkan larangan cadar memberi kesan ada kebutuhan untuk membatasi Muslim karena ada ‘sesuatu yang berbahaya’ tentang mereka dan bahwa mereka tidak menghormati hak-hak perempuan. Menurutnya, pilihan — untuk mengenakan atau tidak — tentang cadar semestinya diserahkan pada perempuan itu sendiri.

Dalam pertemuan itu juga dibahas tentang referendum Swiss akhir tahun lalu yang melarang pembangunan menara baru dan menekankan bahwa pelaksanaan Islam mencakup rasa hormat dari penganut agama berbeda. “Muslim tidak ingin dilihat sebagai masalah melainkan sebagai bagian dari solusi untuk tantangan modern,” demikian bunyi resolusi itu. (rpblk)