suria2MOSKOW– Kekerasan yang terjadi di Suriah sudah berlangsung tak kurang dari 21 bulan. Selama itu pula, rezim militer yang oleh banyak pihak dianggap sebagai biang “malapetaka” selalu mendapatkan dukungan dari beberapa negara seperti Rusia dan China.

Namun, setelah konflik ini terus berjalan, situasi di Suriah justru semakin menyudutkan rezim pemerintah Bashar Assad. Pasukan Revolusi Pembebasan Suriah semakin hari semakin banyak menguasai wilayah-wilayah di Suriah. Beberapa tempat strategis seperti pangkalan militer dan bandara juga sudah berhasil direbut Pasukan Revolusi.

“Kita harus melihat kenyataan yang ada, rezim pemerintah kehilangan kontrol atas wilayah demi wilayah di sebagian besar negara itu,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov, dalam sebuah pertemuan di lembaga penasehat Kremlin.

Meskipun begitu, toh posisi Rusia tetap sama dan tidak berubah. Rusia akan tetap menjadi sekutu bagi Suriah, demikian seperti dikutip dari BBC, Kamis (13/12).

“Rusia tetap berpendapat bahwa pelengseran Presiden Assad akan memperdalam konflik,” jelas Wartawan BBC, Steven Rosenberg.

[Sumber: www.gemaislam.com]