mobilMatahari pada hari itu sudah terbit untuk mengumumkan datangnya hari baru yang bersama pancaran sinarnya menanggung sebuah akhir hidup yang tragis dan cerita berdarah. Para pelakunya di sini tak henti-hentinya bersandiwara hingga akhirnya terurailah kedok mereka dan meninggalkan sejuta kepedihan.

Pada pagi hari itu, seksi bidang kecelakaan lalu lintas menerima laporan tentang adanya kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan tewasnya sepasang suami istri. Spontan, sang komandan reserse beserta anak buahnya bertolak menuju tempat kejadian perkara (TKP). Dan ketika mereka sampai di tempat kejadian, mereka mendapati korban berada di lereng bukit di bawah jembatan yang tinggi dari permukaan tanah dan sukar untuk menjangkaunya.

Namun sang komandan bersama timnya sanggup menjangkaunya. Hanya saja mereka sangat terperangah. Mereka menemukan seorang wanita berusia 20 tahun tewas dalam kondisi setengah bugil. Wanita itu mengenakan celana ketat sampai separoh betisnya yang melar dan menampakkan lekuk tubuh. Dia juga mengenakan pakaian ketat yang hanya menutupi separuh perutnya.

Sedangkan kecantikan wajahnya dipolesi oleh bedak gincu yang dibubuhkan ke wajahnya dan telah bercampur debu lereng bukit di bawah jembatan itu. Dia duduk dalam posisi tertelungkup dengan kedua tangannya memegangi lehernya memperlihatkan kuku-kuku merahnya, seolah-olah dia sedang bergumul (berduel) dengan malaikat maut dengan kondisi mulut menganga.

Lebih parah lagi ketika tersebar dari mulutnya bau minuman keras. Demi Allah, tragis memang! Seorang gadis berusia 20 tahun mabuk oleh minuman keras. Sementara rambutnya yang terurai panjang berlumuran darah bersama ceritanya yang penuh misteri. Para polisi pun menutupinya dan mereka segera menghampiri lelaki yang diduga suaminya. Ternyata, dia mengalami nasib yang lebih dahsyat dan tragis lagi.

Seorang lelaki tua berusia 50 tahun yang sudah terlihat ubanan juga tewas. Aroma minuman keras menyeruak dari mulutnya. Mukanya tampak buruk akibat benturan yang amat dahsyat. Para polisi kembali ke mobil mereka. Ternyata, ditemukan botol minuman keras dan beberapa makanan yang disediakan untuk kencan panas. Juga, tape recorder yang berisi kaset musik lagu-lagu gila. Selanjutnya terbukti bahwa lelaki itu bukan mahram dari gadis itu dan dia tidak punya ikatan dengannya.

Dan bila kita kembali ke latar belakang cerita, maka terungkap bahwa lelaki srigala yang sudah menginjak usia uzur ini telah memburu mangsanya (gadis ini) yang menurut banyak lelaki, tua dan muda, dianggap sebagai harta rampasan (ghanimah).

Dia berhasil menggait mangsanya ini dan membawanya ke suatu tempat peristirahatan. Terjadilah kencan panas, dansa, alunan musik, mabuk, kegaduhan dan apa yang terselubung lebih dahsyat lagi. Maka, apa dugaan kalian dengan dua sejoli ini. Pasti yang ketiga adalah setan, minuman keras yang keempat, serta musik dan dansa yang kelimanya.

Mereka telah menghabiskan separoh malam untuk itu, dan pada jam terakhir di saat segala kegairahan sudah terlewati, lelaki srigala ini pun pulang bersama mangsanya untuk mengantarkannya ke rumahnya, namun ternyata dia salah jalan akibat pengaruh minuman. Dia pun melalui jalur lain. Pada jalanan itu – mengingat dia kehilangan kesadarannya- mobilnya tergelincir dengan laju kecepatan penuh hingga menabrak pagar besi jembatan. Pagar besi itu pun menembus mobil dari bagian depan sampai bagian belakangnya, dan mobil terperosok ke lereng bukit itu, sehingga lelaki dan gadis ini pun menghadap Allah dalam keadaan sama-sama mabuk dalam suatu kencan dan aib yang terkuak. Dan barangsiapa mati pada suatu keadaan, maka dia pun akan dibangkitkan demikian. Kami berlindung kepada Allah dari su’ul khatimah.

Itulah cela dan aib di dunia dan akhirat… sebagai ganti doa ampunan yang diucapkan sanak keluarga untuk keduanya, mereka justru mendoakan keduanya masuk neraka dan menerima siksaan sebagai balasan perbuatan mereka. Lelaki ini telah menimpakan pukulan keras bagi anak-anaknya yang masih muda, dan mereka pun berkata, “Semoga Allah membuka aibnya seperti dia telah membuka aib kami.”

Anak-anaknya berdoa, “Semoga Allah membuka aibnya seperti dia membuka aib kami”.

Sedangkan gadis ini, ayahnya buru-buru menghapus tuduhan terhadapnya sewaktu dikatakan kepada ayahnya, “Ceklah ke rumah sakit!” Sang ayah pun berkata,”Putriku anak yang shalihah, mushafnya selalu dalam sakunya dan sajadahnya selalu dalam tasnya.” Dia memuji-muji anaknya sampai luar batas.

Inilah contoh kepercayaan buta yang secara gegabah diposisikan tidak pada tempatnya yang biasanya diberikan oleh seorang ayah kepada anak-anak perempuannya. Akan tetapi, sang ayah ini pun terpukul oleh kenyataan pahit. Maka, jangan tanya lagi mengenai keadaannya setelah itu….

Di antara anak-anak perempuan itu ada yang suka menipu dan memperdayai orang tua dan keluarganya dan menampakkan kepada mereka seolah dia sedang pergi ke masjid, padahal dia pergi ke….. Di antara mereka ada yang menampakkan kepada mereka seolah dia sedang pergi ke masjidil haram, padahal dia pergi ke tempat haram….

Di antara mereka ada yang membawa mushaf, kaset ceramah dan sajadah shalat di dalam tasnya demi untuk memperdayai mereka, sehingga mereka pun terpedaya dan percaya. Nah, di sinilah akan terjadi malapetaka….

Hai kawan-kawanku, cobalah kalian bayangkan nasib para anak yang telah dicemari kehormatan mereka oleh ayah mereka sendiri, tercoreng citra mereka dan terpupus sudah masa depan mereka. Juga, bayangkan sang ayah yang telah kehilangan putrinya yang masih kencur dan muda belia dalam sebuah kematian yang tragis yang membuat orang-orang suci nekat bunuh diri….

Hai kawan-kawanku, siapakah di antara kita yang senang bila akhir hidupnya seperti ini? Siapakah di antara kita yang suka bila kematian putri atau saudarinya seperti ini? Sungguh, kenapa mesti ini berlarut-larut? Kita munculkan rasa cemburu, niscaya Allah menutupi aib kita!! Sesungguhnya setiap orang yang berjalan di atas suatu jalan, dia pasti sampai. Jika seseorang tak mampu memperbaiki dirinya dan dia pun bertaubat kepada Allah, niscaya Allah selalu mengawasinya.

Tidakkah kamu mendengar firman Allah Subhanahu wa Ta’ala ,

إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَن كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ

“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (Qaf: 37).

Juga, tidakkah kamu mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ,

إِنَّ اللهَ لَيُمْلِيْ لِلظَّالِمِ حَتَّى إِذَا أَخَذَهُ لَمْ يُفْلِتْهُ

“Sesungguhnya Allah menunda adzab bagi orang zhalim hingga jika Dia mengadzabnya, niscaya dia tidak bisa mengelaknya.”

Ini adalah sebuah kisah yang membuat orang-orang suci nekat bunuh diri… Dia bukanlah berasal dari suatu khayalan atau cerita fiktif, melainkan berangkat dari sebuah realitas (kisah nyata). Semoga di dalam pemaparannya tersirat nasihat dan pelajaran.

Sumber: Serial Kisah Teladan 3, Muhamad Shalih Al-Qahthani, Hal: 71, Penerbit Darul Haq, Jkt