jamSuatu saat, istri Syaikh as-Si’di pulang dari safar setelah beberapa lama berpisah dari Syaikh as-Si’di karena safar tersebut. Syaikh as-Sa’di terbiasa menggunakan jam beker untuk membantu beliau bangun shalat malam.

Namun, malam hari di mana istri beliau pulang dari safar itu, rupanya ada seorang anak kecil di antara keluarga Syaikh yang memainkan jam beker tersebut.

Walhasil, keesokan harinya saat shalat Shubuh, Syaikh as-Si’di tidak nampak di masjid. Padahal beliau adalah imam masjid.

Siangnya, Syaikh As-Sa’di mengimami shalat Zhuhur. Selepas shalat, beliau memberi wejangan kepada para jama’ah masjid.

Setelah selesai, tiba-tiba ada seorang hadirin yang bertanya: “Ya Syaikh, mengapa Syaikh tidak terlihat saat shalat Shubuh? Apakah karena istri Syaikh baru pulang dari safar?”

Mendengar celetukan orang tersebut, para hadirin tertawa.

Kemudian, Syaikh pun tersenyum, lantas beliau memanggil orang tadi kemudian merogoh sakunya dan mengeluarkan sejumlah uang, lantas diberikan kepada orang itu, seraya berkata: “Ini hadiah buat engkau karena hari ini engkau memasukkan rasa gembira dalam hati para jama’ah.”

Mendengar perkataan Syaikh, para jama’ah kembali tertawa.