Ibnu Taimiyyah semoga Allah merahmatinya berkata :

Hati tidak akan memiliki kebahagiaan dan kelezatan yang sempurna melainkan dengan mencintai Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan sesuatu yang dicintai-Nya. Sedangkan mencintai-Nya tidaklah mungkin terjadi melainkan dengan berpaling dari segala hal yang dicintai selain-Nya. Dan, inilah hakikat  لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ (tidak ada sesembahan yang hak selain Allah). Dan hakikat   لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ (tidak ada sesembahan yang hak selain Allah)  ini merupakan millah  (ajaran) Nabi Ibrahim al-Khalil dan juga ajaran seluruh Nabi dan Rasul shalawat dan salam semoga Allah curahkan kepada mereka semuanya.Dan, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda kepada para sahabatnya, “Ucapkanlah oleh kalian :

أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ الْإِسْلَامِ وَكَلِمَةِ الْإِخْلَاصِ وَدِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- وَمِلَّةِ أَبِيْنَا إبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنْ الْمُشْرِكِيْنَ

Kami memasuki waktu pagi di atas fithrah Islam dan kalimatul Ikhlash dan agama Nabi kami Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan millah bapak kami Ibrahim yang lurus, yang tunduk dan patuh (kepada Allah), dan tidak termasuk orang-orang musyrik.”

(Ahmad bin Abdul Halim Ibnu Taimiyyah al-Harraniy, “Majmu’ al-Fatawa”, 28/32)