اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ

ALLAHUMMA INNII A’UUDZU BIKA AN USYRIKA BIKA WA ANAA A’LAMU WA ASTAGHFIRUKA LIMAA LAA A’LAMU

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu sedang aku mengetahui. Dan aku memohon ampunan kepada-Mu terhadap apa yang tidak aku ketahui”.

(HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, no. 716, Hadits shahih)

Syirik adalah puncak keburukan dan dosanya paling besar. Bahkan Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى tidak akan mengampuni seorang hamba yang meninggal dunia dalam kesyirikan sementara dia belum sempat bertaubat darinya.

Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى berfirman,

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain (syirik), bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. an-Nisa: 48)

Selama kita masih bisa menghela nafas. Tidak ada jaminan kita terbebas dari dosa syirik. Potensi terjerumus dalam dosa ini masih terus terbuka lebar. Karena itu, jangan lupa kita senantiasa memohon perlindungan kepada Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى agar dijauhkan dari dosa syirik. Termasuk syirik yang terkadang tidak kita rasakan, yaitu syirik kecil seperti riya dan sum’ah.

Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Sesungguhnya hal yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil!” Lalu beliau ditanya, “Wahai Rasulullah, apa itu syirik kecil?” Beliau bersabda, “Riya.” (HR. Ahmad, no. 23680, Hadits shahih)