Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى berfirman,

فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ

“Lalu, setan memperdayakan keduanya dari Surga sehingga keduanya dikeluarkan dari segala kenikmatan ketika keduanya ada di sana (surga). Kami berfirman, ‘Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain serta bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan.'”

(al-Baqarah: 36)

Wahai hamba-hamba Allah!
Pikirkanlah tentang dikeluarkannya ayah kalian Adam عَلَيْهِ السَّلَامُ dari Surga yang merupakan negeri kedamaian dan diturunkannya ia ke negeri kehinaan, di mana sebabnya adalah makhluk terkutuk si setan.

Sungguh pelindung kalian (yakni, Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى) telah melarang kalian dari menaatinya (setan) dan memerintahkan kalian untuk menyelisihinya. Karena sesungguhnya dalam tindakan menaatinya terdapat kemurkaan-Nya, sedangkan menyelisihinya mewajibkan menempati Surga-Nya dan turunnya keridhaan-Nya kepada kalian.

Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى berfirman,

الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ

“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat keji.” (al-Baqarah: 268)

Maka, barangsiapa menaati setan, ia menghinakannya, menghalanginya dari petunjuk, dan dibukakan di dalam hatinya kesesatan dan kekejian.

Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى berfirman,

وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا

“Dan setan memang pengkhianat manusia.” (al-Furqan: 29)

(Ibnu al-Jauzi, Bustanu al-Wa’izhin Wa Riyadhu as-Sami’in’, 1/3)