Edisi Th. XVIII No. 867/ Jum`at lV/Sya’ban 1433 H/ 22 Juni 2012 M.

Beriman terhadap keberadaan setan dan mengakui mereka adalah makhluk di antara makhluk-makhluk Allah merupakan kewajiban bagi setiap insan beriman. Ini berdasarkan al-Qur’an dan Sunnah seperti sudah disepakati oleh ulama.
Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia sebagaimana firman Allah, artinya, “Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu.” (QS. Yasin: 60)

Para setan memiliki pekerjaan-pekerjaan yang ditujukan untuk mengganggu dan menggoda manusia. Ada di antara setan yang bisa membunuh manusia, menimpakan penyakit, mengganggu orang yang shalat, mempermainkannya ketika tidur, ada yang berusaha mencuri berita dari langit dan memberikannya kepada dukun atau tukang sihir untuk menyesatkan manusia. Demikian beberapa usaha setan dalam menyesatkan manusia. Sebuah hadits yang menegaskan adanya setan yang senantiasa mendampingi dan mengajak manusia kepada keburukan. Rasulullah bersabda,

مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينُهُ مِنَ الْجِنِّ قَالُوا وَإِيَّاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ وَإِيَّاىَ إِلاَّ أَنَّ اللَّهَ أَعَانَنِى عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ فَلاَ يَأْمُرُنِى إِلاَّ بِخَيْرٍ

“Tidaklah seorang pun dari kalian melainkan diikutkan padanya pendamping dari kalangan jin.” Mereka bertanya, “Anda juga, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Aku juga, hanya saja Allah membantuku mengalahkannya sehingga dia masuk Islam, karenanya dia hanya memerintahkan kebaikan padaku.” (HR. Muslim, no. 7286)

Islam melihat gangguan setan merupakan ancaman yang nyata, perlu ditangkal sedemikian rupa hingga menjauh sejauh-jauhnya. Islam mengajarkan beberapa dzikir sebagai penangkal dari tipu daya mereka. Di antara dzikir-dzikir tersebut, yaitu;

1. Membaca al-Qur’an
Membaca al-Qur’an merupakan cara untuk menjaga diri dari setan. Dalam hadits Abu Hurairah mengabarkan dari Rasulullah, beliau bersabda,

لاَ تَجْعَلُوْا بُيُوْتَكُمْ مَقَابِرَ، إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيْهِ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ

“Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surah al-Baqarah.” (HR. Muslim, no. 1821)

2. Berlindung kepada Allah saat marah dan berwudhu
Sebuah riwayat dari Sulaiman bin Shurad ash-Shahabi, dia berkata, “Aku pernah duduk bersama Nabi ketika ada dua orang laki-laki saling mencaci, salah seorang dari mereka wajahnya memerah dan keringat di lehernya bercucuran, maka Nabi bersabda, ‘Sesungguhnya saya mengetahui sebuah kalimat yang kalau diucapkan niscaya kemarahan yang dirasakannya akan hilang, yaitu kalau dia mengucapkan,

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

(Saya berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk) niscaya kemarahan yang dirasakannya akan hilang.’” (HR. al-Bukhari, no. 3282)

Adapun wudhu, maka Rasulullah bersabda,

إِنَّ الْغَضَبَ مِنَ الشَّيْطَانِ، وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنَ النَّارِ، وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ، فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ

“Sesungguhnya marah itu berasal dari setan, dan setan itu diciptakan dari api, dan api hanya dapat dipadamkan dengan air, maka apabila salah seorang di antara kamu marah, hendaklah dia berwudhu.” (HR. Ahmad, 5/240 dan Ibnu Abi Syaibah, no. 25374)

3. Berlindung kepada Allah jika membeli kendaraan
Hal ini diriwayatkan oleh Zaid bin Aslam, bahwa Rasulullah bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian menikahi perempuan atau membeli budak perempuan, peganglah ubun-ubunnya dan doakanlah keberkahan. Dan Jika membeli kendaraan peganglah bagian yang paling tinggi, mintalah perlindungan kepada Allah dari setan”(HR. Imam Malik di dalam al-Muwatha, no. 2012)

4. Berlindung kepada Allah dan meludah ke kiri ketika datang was-was dari setan
Suatu ketika salah seorang sahabat Nabi yang bernama Utsman bin Abil Ash datang menemui Nabi dan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya setan telah menghalangi antara aku dan shalatku serta bacaanku, mengacaukan aku,”

Maka bersabdalah Rasulullah, “Itu adalah setan yang bernama Khinzib, jika engkau merasakannya, maka berlindunglah kepada Allah dari setan tersebut dan meludahlah ke kiri 3 kali.” Lalu Utsman berkata, “Maka aku melakukan hal tersebut, sehingga Allah menghilangkan hal tersebut dariku.” (HR. Muslim, no. 5868)

5. Berlindung Kepada Allah ketika masuk masjid
Berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin al-Ash, bahwasannya Nabi ketika masuk masjid mengucapkan,

أَعُوذُ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

“Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, dengan Wajah-Nya Yang Mulia, dan kerajaan-Nya yang ada semenjak azali, dari setan yang terkutuk.” (HR. Abu Dawud, no. 466, dalam riwayat disebutkan bahwa jika mengucapkan doa ini setan akan berkata, “Telah dijaga dariku hari ini.”)

6. Berlindung Kepada Allah dari setan laki-laki dan setan perempuan ketika masuk kamar mandi
Rasulullah mengajarkan doa masuk kamar mandi dengan mengucapkan,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ

“Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari godaan setan laki-laki dan setan perempuan” (HR. al-Bukhari, no. 6322 dan Muslim, no. 857)

7. Memulai makan dengan “bismillah”
Hudzaifah pernah bercerita, “Biasanya kalau dihidangkan makanan di hadapan kami bersama Nabi, kami tidak pernah meletakkan tangan kami (untuk menyentuh hidangan itu) sampai Rasulullah memulai meletakkan tangan beliau. Suatu ketika, dihidangkan makanan di hadapan kami bersama beliau. Tiba-tiba datang seorang budak perempuan, seakan-akan dia terdorong (karena cepatnya –pen), lalu meletakkan tangannya di hidangan itu. Rasulullah langsung memegang tangannya. Setelah itu, datang seorang A’rabi, seakan-akan dia terdorong. Rasulullah pun menahan tangannya. Kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya setan menghalalkan makanan yang tidak disebut nama Allah atasnya. Tadi dia datang bersama budak perempuan itu untuk mendapatkan makanan dengannya, maka aku pegang tangannya. Lalu dia datang lagi bersama A’rabi tadi untuk mendapatkan makanan dengannya, maka aku pun memegang tangannya. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh tangan setan berada dalam genggamanku bersama tangan jariyah itu.’” (HR. Muslim, no. 2017)

8. Mengucapkan ‘bismillah’ dan berdzikir kepada Allah saat bersetubuh
Rasulullah bersabda, “Jika salah seorang dari kalian ingin berhubungan intim dengan istrinya, lalu ia membaca do’a,

بِاسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

[Bismillah Allahumma jannibnasy syaithana wa jannibisy syaithana maa razaqtana],
“Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rizki yang Engkau anugerahkan kepada kami”, kemudian jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan intim tersebut, maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya”
(HR. al-Bukhari, no. 6388 dan Muslim, no. 3606).

9. Berdzikir kepada Allah ketika masuk dan keluar rumah
“Jika seseorang masuk rumahnya dan berdzikir kepada Allah saat masuk dan makannya, setan akan mengatakan pada teman-temannya, ‘Tidak ada tempat bermalam dan makan malam bagi kalian.’ Namun jika dia masuk rumah tanpa berdzikir kepada Allah ketika masuknya, setan akan mengatakan, ‘Kalian mendapatkan tempat bermalam.’ Jika dia tidak berdzikir kepada Allah ketika makan, setan akan mengatakan, ‘Kalian mendapatkan tempat bermalam dan makan malam.’” (HR. Muslim, no. 2018)
Dalam hadits lain Rasulullah bersabda, “Jika seseorang keluar dari rumahnya lalu membaca (dzikir),

بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ

Bismillahi tawakkaltu ‘alallahi, laa haula wala quwwata illa billah (Dengan nama Allah, aku berserah diri kepada-Nya, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan-Nya), maka malaikat akan berkata kepadanya, “(Sungguh) kamu telah diberi petunjuk (oleh Allah), dicukupkan (dalam segala keperluanmu) dan dijaga (dari semua keburukan)”, sehingga setan-setan pun tidak bisa mendekat, dan setan yang lain berkata kepada temannya, “Bagaimana (mungkin) kamu bisa (mencelakakan) seorang yang telah diberi petunjuk, dicukupkan dan dijaga (oleh Allah)?”(HR. Abu Dawud, no. 5097, at-Tirmidzi, no. 3426)

Demikian beberapa Dzikir-dzikir yang insyaallah akan melindungi kita dari kejahatan dan ‘makar’nya setan la’natullahi alaihi. Wallahu a’lam bisshawab. (Redaksi)

[Sumber: Diterjemahkan secara bebas dari kitab, “Al-Jin wa Sifatuhum wa Subulul Wiqayati min Syarrihim dalam al-Maktabah asy-Syamilah,” penulis Abdul Hamid bin Abdurrahman asy-Syakhibani]