Faedah Dzikirullah

Termasuk perkara wajib yang harus dilakukan seorang hamba adalah memperbanyak dzikir yang disyariatkan. Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اذْكُرُوْا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيْرًا  وَسَبِّحُوْهُ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا

Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang (Qs. al-Ahzab : 41-42)

Untuk melakukan hal ini seorang muslim dapat memanfaatkan semua keadaan yang memungkinkan. Rasulullah memberikan keteladanan dalam hal ini di mana beliau mengingat Allah dalam setiap keadaan. Hal ini sebagaimana dituturkan oleh istrinya tercinta ‘Aisyah, ia berkata, كَانَ يَذْكُرُ اللهَ فِيْ كُلِّ اَحْيَانِهِ adalah beliau (yakni, Rasulullah) mengingat Allah pada setiap keadaannya (HR. Abu Ya’la di dalam Musnadnya, no. 4937). Makna perkataan ‘Aisyah “  mengingat Allah pada setiap keadaannya”, yakni, semasa dalam keadaan suci dan semasa dalam keadaan berhadas (Syarh Ma’ani al-Aatsar,1/91). Ini adalah keteladanan yang sangat luar biasa dan sudah selayaknya seorang muslim berusaha meneladaninya.

Saudaraku seiman

Dengan memperbanyak dzikir, sesungguhnya kita akan banyak mendapatkan faedah. Ibnu Qoyyim al-Jauziyah semoga Allah merahmatinya mengatakan, “ dalam dzikir terkandung lebih dari 100 faedah. Berikut di antaranya dan dalil yang menunjukkan hal tersebut.

  1. Dzikir dapat mengusir syetan dan melindungi orang yang berdzikir darinya.

Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah,

وَآمُرُكُمْ أَنْ تَذْكُرُوا اللَّهَ فَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ خَرَجَ الْعَدُوُّ فِي أَثَرِهِ سِرَاعًا حَتَّى إِذَا أَتَى عَلَى حِصْنٍ حَصِينٍ فَأَحْرَزَ نَفْسَهُ مِنْهُمْ كَذَلِكَ الْعَبْدُ لَا يُحْرِزُ نَفْسَهُ مِنْ الشَّيْطَانِ إِلَّا بِذِكْرِ اللَّهِ

Dan aku  memerintahkan kalian untuk banyak berdzikir kepada Allah. Permisalannya itu, seperti seseorang yang dikejar-kejar musuh, lalu ia mendatangi benteng yang kokoh dan berlindung di dalamnya. Demikianlah seorang hamba, tidak dapat melindungi dirinya dari syetan, kecuali dengan dzikir kepada Allah.[HR. at Tirmidzi, no.2863]

Ketika seseorang lalai dari dzikir, maka setan langsung menempel dan menggodanya serta menjadikannya sebagai teman yang selalu menyertainya, sebagaimana firman Allah, yang artinya, Barangsiapa yang berpaling dari dzikir (Rabb) Yang Maha Pemurah (Al Qur’an), Kami adakan baginya syetan (yang menyesatkan), maka syetan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. (QS. Az Zukhruf : 36)

  1. Menjadikan Allah ridha

Contohnya adalah dzikir berupa memanjatkan pujian kepada Allah setelah makan dan minum.

Rasulullah bersabda,

إِنَّ اللَّهَ لَيَرْضَى عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الأَكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا

Sesungguhnya Allah ridha terhadap seorang hamba yang setiap kali usai menyantap makanan ia memuji Allah atau setiap kali usai minum minuman ia memujiNya (HR. Muslim, no. 7108)

  1. Menghasilkan ampunan dan pahala

Allah berfirman,

وَالذَّاكِرِيْنَ اللَّهَ كَثِيْرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيْمًا

Laki-laki dan perempuan yang banyak berdzikrullah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (Qs. al-Ahzab : 35)

  1. Menghilangkan sesuatu yang dapat menimbulkan kesedihan dan kesusahan dalam hati

Misalnya, seorang yang ingat Allah ketika mendapatkan musibah atau ketika mendapatkan nikmat, ia memahami dan meyakini dengan keyakinan yang menghujam di dalam hati, keyakinan yang tidak ada unsur keraguan sedikitpun bahwasanya kesemuanya telah ditentukan oleh Allah dan bahwa dibalik itu ada banyak kebaikan yang akan didapatannya, maka hal ini akan menghilangkan kesedihan dan kesusahan di dalam hatinya, Allah berfirman, yang artinya, Tiada suatu musibahpun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.  (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri (Qs. al-Hadid : 22-23)

  1. Semakin mendekatkan diri kepada Allah

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Nabi bersabda, “Allah ta’ala berfirman, “Aku sesuai persangkaan hamba-Ku terhadapKu. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada itu. Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.” (HR. Bukhari no. 6970 dan Muslim no. 2675).

  1. Menjadikan hati tentram

Allah berfirman,

الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Q.S. Ar Ra’ad : 28 ).

  1. 7. Menjadikan hati hidup

عَنْ أَبِي مُوْسَى اْلأَشْعَرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ

Dari Abu Musa Al Asy’ari, dari Nabi, beliau bersabda, “Perumpamaan orang yang berzikir kepada Rabbnya dan orang yang tidak berzikir kepada rabbnya seperti orang yang hidup dan orang yang mayit”.(HR. Bukhari, no. 6407)

Ibnu Taimiyyah berkata,

اَلذِّكْرُ لِلْقَلْبِ مِثْلُ الْمَاءِ لِلسَّمَكِ فَكَيْفَ يَكُوْنُ حَالُ السَّمَكِ إِذَا فَارَقَ الْمَاءَ ؟

Dzikir pada hati semisal air yang dibutuhkan ikan. Lihatlah apa yang terjadi jika ikan tersebut lepas dari air?” (al-Wabil ash-Shayyib, hal. 85)

  1. Mengantarkan kepada keberuntungan

Allah berfirman,

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوْا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوْا اللَّهَ كَثِيْرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Qs. al-Jumu’ah : 10)

  1. Mendatangkan rasa takut pada Allah dan semakin menundukkan diri pada-Nya

Hal demikian itu, mana kala seseorang mengingat tentang siksa Allah yang akan ditimpakan kepada orang-orang kafir, orang-orang yang enggan untuk mentaati Allah dan RasulNya, mendustakan firman Allah dan sabda RasulNya Muhammad, Allah berfirman,

إِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِآيَاتِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيْدٌ وَاللَّهُ عَزِيْزٌ ذُوْ انْتِقَامٍ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa). (Qs. Ali Imran : 4)

  1. Dzikir menjadikan hati semakin mengkilap yang sebelumnya berkarat

Misalnya, ketika seorang melakuakn dosa lalu ia ingat Allah dengan beristighfar dan bertaubat kepadaNya, niscaya hatinya menjadi bersih dari noda dosa dan mengkilap keadaannya.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- قَالَ  إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيْئَةً نُكِتَتْ فِى قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيْدَ فِيْهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِى ذَكَرَ اللَّهُ ( كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ)

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah, beliau bersabda, “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’.”(HR. At Tirmidzi no. 3334)

  1. Menyelematkan dari adzab Allah

Rasulullah bersabda,

مَا عَمِلَ آدمِيٌّ عَمَلاً أَنْجَى لَهُ مِنْ عَذَابِ اللهِ مِنْ ذِكْرِ اللهِ تَعَالَى

Tidaklah seorang manusia melakukan suatu amalan yang lebih menyelamatkan baginya dari azab Allah daripada dzikrullah ta’ala. (HR. Ahmad di dalam al-Musnad, 5/239)

  1. Dzikir menyebabkan turunnya sakinah (ketenangan), naungan rahmat, dan dikelilingi oleh malaikat.

Seperti Dzikrullah dengan membaca dan mempelajari kitab Allah. Rasulullah bersabda,

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللَّهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ

Dan tidaklah sekelompok orang berada di salah satu rumah Allah (masjid), mereka membaca kitab Allah (al-Qur’an) dan mereka mengkajinya, melainkan ketenangan akan turun kepada mereka, rahmat akan meliputi mereka dan para malaikat akan menaungi mereka, serta Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan (makhluk-makhlukNya) yang berada di sisiNya (HR. Muslim, no. 7028)

Pembaca yang budiaman…

Itulah dua belas keutamaan dari dzikrullah yang ingin penulis sebutkan  pada edisi kali ini. Semoga bermanafaat dan semoga pula hal ini akan semakin memotivasi kita untuk banyak melakukan dzikrullah dalam cakupan maknanya yang luas dan macamnya yang beragam. Aamiin

Dan,  nantikan pula keutamaan dari dzikrullah yang lainnya pada edisi mendatang, in-syaa Allah. Wallahu a’lam bishshawab

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya. (Redaksi)