Baca bismillah sebelum membaca! Siapkan pensil! Cermati dengan seksama! Karena artikel ini penuh dengan teka-teki (keromantisan).

Romantis, Riwayatmu Kini

Romantis, begitu ia biasa disenandungkan. Garam penyedap hubungan dua sejoli, yang menghasilkan aroma pahala pada cawan yang berakad. Romantis, appetizer(1) hubungan kebanyakan pasutri bukan main course(2), apalagi sampai menjadi dessert(3) yang membuat lidah terngiang-ngiang.

Romantis yang tersisihkan. Perlahan kilaumu memudar, terlipat oleh keriput zaman. Makin kuat mengukuhkan realita, kalau kaum muslimin jauh sekali dari petunjuk Nabi mereka shallallahu ‘alaihi wasallam. Silahkan garis bawahi makna tersirat, dari ungkapan cinta tersurat berikut.

Segala sesuatu dari permainan dunia adalah batil, kecuali tiga hal; Regangan busur panahmu, melatih kecakapan kudamu, dan bergurau dengan istrimu, karena semuanya adalah benar.”(4) Demikian sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Namun miris, romantis sekarang hanya diteken(5) sebagai mukadimah ranjang semata. Itupun bagi yang tersadar, karena kenyataannya banyak istri yang merutuk(6) ihwal suaminya yang tidak pernah romantis, tidak ada imbuhan kata (lagi)(7) setelah romantis, karena dari awal pernikahan memang buta romantis.

 

Mata Kuliah Romantis

Kita sebenarnya lebih berhajat kepada sedikit akhlak, bukan himpunan khazanah keilmuan satu rak. Karena khazanah keilmuan sejatinya hanyalah amplop surat beralamatkan akhlak. Dan ternyata romantis yang kita sebut-sebut, hanyalah sebuah bentuk visualisasi akhlak. Ya! Akhlak suami terhadap istri, tentunya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri telah menggelari suami yang romantis dan berakhlak baik sebagai salah satu umat yang terbaik, dalam sabdanya yang mulia.

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِى

Sebaik-baik kalian, ialah dia yang terbaik (akhlaknya) terhadap istrinya, dan aku adalah orang yang terbaik (akhlaknya) terhadap istri.”(8)

Oleh karenanya, kita selaku mahasiswa di Universitas Kehidupan, sudah seyogyanya mengambil mata kuliah romantis yang terefleksikan dari kehidupan rumah tangga sang surya(9) bersama istri-istrinya yang mulia. Tidak terlampau jauh kita mengawali, karena fokus kita terarahkan pada adab berkamar mandi. Bergayung cinta bersama istri, mandi asmara yang bernilai pahala.

 

Gayung-Gayung Cinta Bersambutan

Gayung tidak mesti berbentuk hati yang melambangkan cinta. Kamar mandi tidak mesti merah jambu dinding-dindingnya. Bak mandi tidak mesti jacuzzi bentuk dan ukurannya. Tidak perlu mewah dalam keromantisan. Cukup memaknai sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan benar.

Sebuah sunnah keromantisan di dalam kamar mandi. Sepasang suami istri yang ingin mensucikan hadats besar bersama-sama. Mandi jinabah bersama, dengan siraman-siraman cinta. Namun yang patut kita ketahui bersama, bahwa kamar mandi adalah tempatnya setan. Oleh karenanya, kita dilarang berlama-lama di dalamnya tanpa suatu hajat keperluan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:

إِنَّ هَذِهِ الْحُشُوشَ مُحْتَضَرَةٌ فَإِذَا أَتَى أَحَدُكُمْ الْخَلَاءَ فَلْيَقُلْ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ

“Sesungguhnya tempat–tempat yang penuh najis itu disinggahi oleh para setan, oleh sebab itu jika salah seorang diantara kalian hendak memasuki kamar mandi bacalah, ‘Aku berlindung kepada Allah, dari setan lelaki dan setan perempuan.’”(10)

Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Dan jangan diam terlalu lama di kamar mandi tanpa hajat keperluan, karena terlalu lama diam di kamar mandi tanpa hajat keperluan hukumnya makruh, sebab kamar mandi adalah tempat bersemayamnya setan, dan tempat tersingkapnya aurat.”(11)

Yang ingin kita garis bawahi disini ialah, dalam kondisi tempat yang tidak boleh bagi kita untuk berlama-lama, ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajari kita bagaimana romantis itu. Sebentar namun mengesankan. Sunnah mandi bersama dengan pasangan. Banyak hikmah, fikih dan faidah daripada sunnah tersebut yang dapat kita petik. Jika dalam suasana mandi saja beliau mengajarkan keromantisan, maka bagaimana halnya dengan selain kamar mandi?

Ibunda Aisyah radhiyallahu ‘anha sendiri telah merekam dengan baik suasana keromantisan tersebut dalam tutur kata beliau:

كُنْتُ أَغْتَسِلُ أَنَا وَرَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ تَخْتَلِفُ أَيْدِينَا فِيهِ مِنْ الْجَنَابَةِ

“Saya pernah mandi jinabah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari satu bejana yang sama, tangan kami saling bergantian satu sama lain.”(12)

Tolong baca hadits ini sekali lagi dengan penghayatan!

Sudah?! Sekarang jawab pertanyaan berikut dengan jujur:

Sudahkah anda dan pasangan anda melakukan mandi bersama? (SUDAH/BELUM).

Jika jawaban anda SUDAH, maka apakah keromantisan mandi bersama tersebut masih sering muncul atausudah terbenam?

Dan jika jawaban anda BELUM, maka masih adakah harapan bahwa hal tersebut akan muncul, atau justru harapan yang telah terbenam? (MUNCUL/TERBENAM).

Baik. Mudah-mudahan anda telah menjawabnya.

Jika anda seorang istri, maka jawablah dengan jujur! Apakah yang paling anda inginkan dari suami anda selama ini! Dimana sifat-sifat tersebut belum, ataupun jarang nampak darinya? (KASIH SAYANG/ PERHATIAN/ KEROMANTISAN/ KELEMAHLEMBUTAN/ _______isi sendiri_______ ).

Dan jika anda seorang suami, maka jawablah dengan jujur! Apakah sikap yang paling diharapkan oleh istri anda selama ini dari anda, melalui indikasi-indikasi yang telah anda dapatkan darinya? (KASIH SAYANG/ PERHATIAN/ KEROMANTISAN/ KELEMAHLEMBUTAN/ _______isi sendiri_______ )

Praktik. Pengamalan. Itulah yang paling utama. Bukan sekedar teori yang dibaca tanpa diamalkan. Bukan sekedar ilmu yang disimpan tanpa diejawantahkan. Begitu juga keromantisan.

Kali ini rubrik keluarga sakinah ingin mengajak anda kepada pengamalan. Sebuah ungkapan doa dan asa dari kami, untuk keharmonisan rumah tangga anda sekalian. Oleh sebab itu, persiapkanlah ketulusan anda untuk mengikuti isyarat berikut ini.

Siap!

Baiklah. Setelah anda mengisi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah ada. Maka sekarang kami minta, supaya anda menuangkan jawaban-jawaban tersebut secara berurutan, di atas garis kosong berikut ini.

Sayang, __________ kah __________ __________ dari dirimu kepadaku?.

Silahkan baca kalimat cinta tersebut dengan penuh penghayatan. Jika anda seorang istri, maka silahkan berikan kalimat tersebut kepada suami anda dengan penuh perasaan cinta. Dan jika anda seorang suami maka, ketahuilah! Bahwa kalimat tersebut, merupakan luapan perasaan istri anda yang selama ini terpendam, dan sungkan untuk diucapkan.

Gayung-gayung cinta pun bersambutan. Itulah, harapan kami untuk keluarga anda. Keluarga sakinah, sebagaimana rubrik ini dijuluki. Jika anda biasa mengawali hari dengan mandi segar. Maka, anda pun bisa mengawali kembali keromantisan rumah tangga anda dengan, mandi bersama. Sepenuh cinta!

Wallahu A’lam

(Abu Ukasyah Sapto B. Arisandi)

 

………………………………………………………………

 

Footnote:

  1. Makanan pembuka.
  2. Menu utama.
  3. Pencuci mulut.
  4. al-Hakim dalam al-Mustadrak. Dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami’ ash-Shagir.
  5. Dianggap.
  6. Menggerutu.
  7. Lihat kata romantis sebelumnya.
  8. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah.
  9. Lihat QS. al-Ahzab ayat 46, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam disebut oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai cahaya yang menerangi.
  10. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad.
  11. Syarah al-Umdah, Ibnu Taimiyah 1/152.
  12. HR. al-Bukhari dan Muslim.