Jika Anda disakiti oleh orang lain, baik dengan mulutnya atau dengan anggota tubuhnya yang lain, tentunya hati Anda tidak nyaman dibuatnya. Padahal kenyamanan hati itu sangat dibutuhkan. Itu artinya, setiap kita tidak ingin mendapatkan apa pun bentuk tindakan yang akan mengganggu kenyamanan hati. Maka dari itu, tindakan menyakiti orang lain tidak layak dilakukan, apalagi kepada seorang muslim.

Fudhail bin ‘Iyadh –semoga Allah merahmatinya- berkata,

وَاللهِ مَا يَحِلُّ لَكَ أَنْ تُؤْذِي كَلْبًا وَلَا خِنْزِيْرًا بِغَيْرِ حَقٍّ فَكَيْفَ تُؤْذِي مُسْلِمًا ؟

Demi Allah !, tidak boleh bagimu menyakiti seekor anjing pun, tidak pula boleh bagimu menyakiti seekor babi pun tanpa alasan yang benar. Lalu, bagaimana Anda (dibolehkan) menyakiti seorang Muslim ?!

📚 (Abu Bakar Muhammad bin Ja’far bin Sahl al-Kharaa-ithiy, “Makarimu al-Akhlaq Ma’aliha Wa Mahmudu Thara-iqihaa”, 1/92)