Nama dan nasabnya

Hafsoh binti Sirin, adapun ibunya adalah Shafiyyah, dia mempunyai kunyah Ummu Hudzail al-Anshari.

Kelahirannya 
Beliau rahimahallah dilahirkan pada masa kekhalifahan Ustman bin Afan radhiyallahu ‘anhu pada tahun 31 H.

Ilmunya 

Semenjak kecilnya, ia sangat mencintai ilmu dan giat dalam menuntutnya. Dengan kesungguhannya tersebut, dia berusaha menimba ilmu dari para shahabat dan shahabiyat yang telah merasakan manisnya petunjuk kenabian, khususnya kepada ustadnya Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu. Maka Allah Ta’ala mengaruniakan kepadanya ilmu yang luas tentang agama ini. Ia melahirkan banyak murid yang terkenal dengan keilmuan mereka, seperti Ayub as-Sikhtiyani, Qotadah bin Da’amah as-Sudusi, Hisyam bin Hassaan, Khalid al-Khadza dan selain mereka.

Diriwayatkan di dalam kitab Sifatush Sofwah (4/24), bahwa Ibnu Sirin jika ia kesulitan dalam bacaan al-Qur-an, ia mengatakan kepada muridnya: “Pergilah kalian kepada Hafshah dan tanyalah dia bagaimana cara membacanya.”

Ibadahnya

Hafsah seorang wanita yang gemar beribadah, dia masuk ke dalam masjidnya dan shalat padanya Dhuhur, Ashar, Magrib, Isya, dan Subuh, dia tidak beranjak dari masjidnya sampai matahari meninggi. Ketika ia keluar dari masjid beliau berwudu dan beristirahat, hingga tiba waktu shalat berikutnya, yang dengannya ia pun kembali ke masjidnya. Dia juga adalah wanita yang banyak berpuasa dan banyak melakukan shalat(sunnah), ini semua beliau lalui selama tiga puluh tahun dari masa hidupnya,

Kata-kata sanjungan untuknya

Hisyam bin hasan berkata: “Aku telah melihat hasan dan Ibnu Sirin(Abdullah bin Sirin) namun aku tidak mendapati dari mereka yang lebih pandai dari Hafshah”.

Ibnu Abi Daud berkata: “Dua pemimpin wanita tabi’in mereka adalah Hafshah binti Sirin dan Amrah binti Abdurrahman dan setelah mereka berdua adalah Ummu Darda”. (Thabaqat al-Hanafiyah).

Diriwayatkan dari Iyas bin Mu’awiyah, dia berkata: “Aku tidak mendapati seorang yang lebih utama dari padanya(Hafshah binti Sirin).

Penggalan kisah Hafshah bersama anaknya yang tercinta

Ar-Royasyi berkata: “Ibnu ‘Aisyah berkata; dari Ibnu Amir, dari Hisyam, dia berkata: Hafshah binti Sirin berkata: “Anakku al-Hudzail sangat berbakti kepadaku, di antara baktinya dia membelahkan kayu untukku pada musim panas (dan menjemurnya -red), kemudian menyalakannya di musim dingin, agar tidak menyebabkan asap. Hafshah juga berkata: “Dia (anakku) memerah susu onta pada pagi hari, kemudian dia mendatangiku dan berkata: “Minumlah wahai ibu, karena sebaik-baik susu adalah yang berada pada kelenjar susu sejak malam harinya. Kemudian (dengan berjalannya waktu -red) dia wafat, maka Allah berikan kepadaku kesabaran, walaupun begitu, aku dapati rasa sesak pada dadaku, yang hampir aku tidak tenang dengannya, pada suatu malam akupun membaca ayat : “” ما عندكم ينفذ وما عند الله باق ولنجزين الذين صبروا أجرهم بأحسن ماكانوا يعملون ” maka rasa sesak tersebut hilang”. (المنتظم (7 /171)

Dari perkataan hikmahnya 

Hafshah binti Sirin adalah seorang wanita yang berilmu, dia mempunyai perkataan-perkataan yang penuh dengan hikmah, diriwayatkan bahwa dia berkata: “Wahai para pemuda manfaatkanlah masa mudamu, sesungguhnya aku tidak melihat amal perbuatan (dapat dikerjakan dengan baik -red) kecuali di masa muda”.

Wafatnya 

Hafshah binti Sirin wafat sekitar tahun 101 H, dia wafat pada umur tujuh puluhan yang dia habiskan untuk ilmu dan ibadah.

[Sumber: Diterjemahkan dan diposting oleh Sufiyani dengan sedikit penambahan dan pengurangan dari kitab Siyar A’lam an-Nubala jilid 4/107, dan dari http://basaer-online.com/basaer/family/74-sa3ada/1104-2011-09-02-12-55-29.html dengan tema حفصة بنت سيرين العابدة الباكية].