Muqabalah (mengimbangi/menghadapkan) jamak dengan jamak kadang-kadang menunjukkan berhadap-hadapannya masing-masing individu dari jamak yang satu dengan masing-masing individu dari jamak yang lain. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَإِنِّي كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوا أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ وَاسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ… (7)

”Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan mereka menutupkan baju-baju mereka (kemukanya) …” (QS. Nuuh: 7)

Maksudnya, masing-masing dari mereka menutupkan bajunya.

Dan firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala:

وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلادَهُنَّ…(233)

”Para ibu hendaklah menyusukan anak-anak mereka …” (QS. Al-Baqarah: 233)

Maksudnya, masing-masing dari mereka (kaum ibn) menyusui anak mereka.

Dan terkadang menunjukkan tetapnya (berlakunya) hukuman untuk masing-masing individu yang dihukumi. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَالَّذِينَ يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَأْتُوا بِأَرْبَعَةِ شُهَدَاء فَاجْلِدُوهُمْ ثَمَانِينَ جَلْدَةً …(4)

” Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, …” (QS. An-Nuur: 4)

Maksudnya deralah (pukullah) masing-masing dari mereka dengan jumlah itu (80). Dan terkadang memiliki kemungkinan kedua hal tersebut, sehingga dibutuhkan dalil untuk menentukkan/memastikan salah satunya.

Adapun Muqabalah (mengimbangi/menghadapkan) jamak dengan mufrad (tunggal) maka kebanyakan tidak menunjukkan pencakupan mufrad (kata tunggal) tersebut ke dalam keumuman jamak tersebut, namun terkadang meunjukkan. Seperti dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

…. وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ…(184)

” ….Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. …” (QS. Al-Baqarah: 84)

Maksudnya, wajib atas masing-masing (dari mereka) memberi makan satu orang miskin untuk satu hari yang ia tidak berpuasa di dalamnya.

(Sumber:مباحث في علوم القرآن karya Syaikh Manna’ al-Qaththaan rahimahullah, cet. Maktab al-Ma’arif, Riyadh hal. 207. Diterjemahkan dan diposting oleh Abu Yusuf Sujono)