Pekerjaan bagi seorang muslim bukan hanya sebatas urusan dunia semata, akan tetapi lebih dari itu, termasuk urusan agama atau akhirat, karena Islam memerintahkan muslim untuk bekerja mencari dunia dan selanjutnya menggunakannya untuk mendapatkan akhirat, sehingga dengan itu dunia seorang muslim adalah hasanah dan akhiratnya juga hasanah.

Ibadah

Bekerja sebagai ibadah, dengannya seorang muslim memperoleh nafkah halal untuk diri dan keluarga, dengan itu tangan seorang muslim tidak berada di bawah, dan itu merupakan ibadah, setelah nafkah terpenuhi, seorang muslim beribadah kepada Tuhannya dengan tenang dan bila ada kelebihannya maka ia untuk ibadah dalam bentuk zakat, sedekah dan lainnya, dengan itu tangan seorang muslim berada di atas, karena itu setiap pekerja muslim patut meniatkan pekerjaannya sebagai ibadah,

Bersyukur

Karena Allah telah memudahkan pekerjaan, memudahkan saat mendapatkannya dan memudahkan saat menjalankannya dengan memberi kekuatan dan kesehatan, padahal yang menginginkan pekerjaan dan yang bisa menjalankan pekerjaan bukan Anda saja. Memang di sana ada usaha dan upaya Anda, tetapi apalah artinya ia bila tanpa pertolongan dan bimbingan dari Allah?

Berterima Kasih

Kepada pihak yang menyerahkan pekerjaan bagi Anda dan mempercayai Anda untuk menjalankannya, karena hidup adalah dengan sebab dan akibat, memang rizki Anda dari Allah, tetapi Allah tidak memberikannya langsung ke tangan Anda bukan? Benar, Allah memberikannya kepada Anda melalui sebab, karena itu berterima kasihlah kepada sebab tersebut, orang mulia membalas kebaikan dengan kebaikan yang salah satu darinya adalah berterima kasih. “Barangsiapa tidak berterima kasih kepada manusia, dia tidak bersyukur kepada Allah.” Hadits Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam dalam Shahih Sunan Abu Dawud, no. 4026 dari Abu Hurairah.

Itqan

Menjalankan, menunaikan dan menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya, memberikan waktu, tenaga dan pikiran untuk meraih hasil maksimal, profesional, kata sebagian orang, dan untuk bisa demikian, seorang pekerja muslim patut menguasai lahannya dengan baik dan berupaya meningkatkan kemampuannya.

Menaati

Pemilik pekerjaan atau pimpinan atau atasan yang dipercaya oleh pemilik pekerjaan. Menaati pemimpin adalah perintah Allah dan RasulNya, termasuk pemimpin dalam lingkup pekerjaan, dengan itu urusan dan masalah diatur dan diselaraskan, tanpanya urusan dan masalah menjadi simpang-siur. Menaati pimpinan selama tidak memerintahkan kepada dosa. Kekeliruan atau kesalahan pimpinan bukan alasan untuk menyelisihinya di bidang di mana dia tidak melakukan kesalahan padanya. Sudah banyak keburukan dan kemudharatan yang lahir dari ketidaktaatan.

Kejujuran

Kejujuran membawa kebaikan kebaikan dan kebaikan membawa ke surga. Kebohongan menyeret kepada dosa dan dosa menyeret ke neraka. Pekerja muslim melaksanakan pekerjaannya dengan penuh kejujuran, karena dia memandang pekerjaan dan kejujuran adalah bagian dari agamanya, menjunjung keduanya berarti menjunjung agama. Dari sisi dampak pekerjaan, pekerja jujur dipercaya oleh pemilik pekerjaan atau rekanan, mengundang orang-orang untuk bekerja sama dengannya karena kata-katanya bisa dipegang.

Menepati

Janji yang sudah disepakati, “Hai orang-orang beriman, penuhilah akad-akad.” (Al-Maidah: 1). Perjanjian termasuk akad di mana orang beriman diperintahkan untuk memenuhinya. Karena konsekuensi dari penjanjian adalah kewajiban memenuhi, dan memenuhinya termasuk sifat orang-orang beriman dan menyelisihinya termasuk sifat orang-orang munafik, maka hendaknya menimbang dengan cermat sebelum mengiyakan sebuah janji, bila ya maka ucapkan insya Allah, dan jangan menggunakan insya Allah tameng untuk berkelit mengingkari perjanjian, karena insya Allah bukan untuk itu. Termasuk memenuhi perjanjian adalah memenuhi syarat-syarat pekerjaan dan kriteria-kriterianya yang sudah diteken.

Qana’ah

Qana’ah adalah sikap lapang dada terhadap pembagian rizki Allah, nrimo, legowo kata orang jawa, setelah berusaha maksimal, berpijak kepada kesadaran bahwa rizki adalah murni milikNya, di tanganNya dan Dia membaginya sesuai dengan kehendak dan hikmahNya, keyakinan bahwa di balik semua itu adalah kebaikan. Tetapi patut disadari bahwa qana’ah bukan kemalasan apalagi berpangku tangan, karena qana’ah adalah menerima hasil ba’da ikhtiar, sedangkan kemalasan adalah keengganan untuk berikhtiar. Wallahu a’lam. Izzudin.