Pengantar

Segala puji bagi Allah yang telah mengutus Rasul mulia Muhammad shallallahu ‘alahi wasallam sebagai teladan yang baik bagi seluruh umat manusia yang mengharap perte-muan dengan Allah dan kehidupan akhirat.

Di antara modal utama sukses di dunia dan akhirat adalah cinta Allah dan Rasul-Nya dan menjadikan Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam sebagai figur dan panutan terdepan dalam setiap masalah kehidupan, sebagaimana yang dianjurkan Allah dalam firman-Nya:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Al Ahzab: 21).

Namun dalam realita sekarang ini banyak manusia yang salah dalam milih figur dan tokoh panutan. Mereka mencintai dan mengagumi seseorang melebihi cintanya kepada Rasul shallallahu ‘alahi wasallam bahkan mengagumi orang-orang yang menjadi musuh Allah dan Rasul-Nya sehingga mereka terperosok kepada pengagungan dan cinta yang akan membawa malapetaka kesyirikan sebagaimana firman Allah:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَاداً يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبّاً لِلَّهِ
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.” (Al Baqarah: 165).

Bahkan nilai kecintaan tersebut mengalahkan seluruh kecintaan terhadap orang tua, anak, harta benda dan seluruh manusia karena Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:
لاَ يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ.
“Tidaklah seorang hamba beriman sehingga aku lebih dicintai kepadanya dari pada keluarganya, hartanya dan seluruh manusia.” (HR. Muslim no: 1069).

Maka bila seorang wanita kagum kepada lelaki pujaannya atau sebaliknya atau kagum kepada tokoh idola maka semua itu dapat melunturkan bobot kecintaan seorang hamba kepada Allah dan Rasul-Nya. Karena mereka tidak segan-segan mengorbankan biaya, waktu dan tenaga dengan sia-sia untuk sang idola dan pujaan.