Sebab-sebab Terpikat

  • Lemahnya Kesadaran Terhadap Agama.

    Lemahnya kesadaran terhadap agama, keringnya rohani dan kosongnya jiwa dari bergantung kepada Allah, berdzikir kepada Allah dan mencintai Allah. Barangsiapa yang hatinya penuh dengan ketakwaan dan tergantungan serta dzikir kepada Allah maka tidak akan ada tempat di hatinya untuk mencintai selain Allah. Bahkan keberadaan hatinya hanya untuk Allah, lisannya hanya untuk selalu berdzikir kepada Allah dan pikirannya disibukkan hanya untuk merenungkan keagungan ciptaan Allah.

    Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, “Jika perbuatan dilandasi dengan hati yang ikhlas maka tidak mungkin hati mengalami putus asa, karena putus asa hanya menguasai hati yang gundah lagi kosong.”

    Maka kekosongan hati harus diisi dengan kesibukan yaitu dengan berkasih sayang dan melindungi sesama insan dengan sesuatu yang baik dan bermanfaat untuk kemaslahatan dunia dan akhirat.

  • Kurangnya Rasa Kasih Sayang.

    Mungkin saja seorang remaja putri merasa kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya karena kedua orang tuanya dianggap tidak mampu mencurahkan rasa kasih sayang dan perhatian. Padahal barangsiapa yang bertakwa kepada Allah maka Allah akan menjadikan baginya orang yang memberi sentuhan kasih sayang.

    Sejak lahir hingga mati manusia mendapat jaminan kasih sayang dari Allah tanpa dibeda-bedakan, tetapi permasalahan muncul bilamana seseorang sangat membutuhkan kasih sayang, mereka lantas beranggapan bahwa yang membutuhkan kasih sayang dan perhatian hanya dia sendiri, sementara orang lain tidak demikian. Padahal sebenarnya saudara-saudaranya juga membutuhkan curahan kasih sayang dan kelembutan yang serupa, sehingga seorang bapak pun bersusah payah sibuk membagi kasih sayang di antara mereka. Begitu juga ibu yang bertanggung jawab membagi kasih sayang dan curahan cinta kepada saudara laki-lakinya, saudara perempuannya dan bapaknya, ditambah dengan kesibukan sebagai ibu rumah tangga yang harus mengurus keluarga dan masalah pekerjaan rumah, dia juga butuh diperhatikan dan diberikan sentuhan kasih sayang. Maka janganlah anda menjadi orang yang egois, Terimalah apa yang ada dan cukup bagimu nikmat kesehatan, ketenangan, tempat tinggal, pakaian dan makan minum yang saat ini berada di tanganmu. Terkadang setelah tidak menemukan kasih sayang dan perhatian di rumah, maka anak-anak remaja mencoba mencari di luar rumah sehingga berteman dengan remaja putri atau serigala buas berbadan manusia yang membuat dirinya hancur bersama temannya. Semoga Allah memberikan keselamatan dan pengampunan.

  • Memandang Secara Berlebihan.

    Berlebihan dalam memandang, berpikir dan berangan-angan dapat menyebabkan sesuatu yang dikhawatirkan bisa terjadi. Bukankah pandangan itu tidak lain hanyalah jalan bidikan syaithan yang menggoda hati manusia. Jikalau manusia merenungkan firman Allah:
    وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ
    “Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya.” (An Nur: 31).

    Ibnu Sa’dy dalam tafsirnya mengenai ayat tersebut berkata, “Wahai Muhammad, bimbinglah dan katakanlah kepada orang-orang yang masih mempunyai iman yang bisa menjaga mereka dari perbuatan yang merusak iman, hendaklah menundukkan pandangan mereka dari aurat dan wanita-wanita yang bukan mahram. Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman hendaklah menahan pandangan mereka dari memandang aurat dan laki-laki yang bukan mahram dengan syahwat atau memandang kepada hal-hal yang dilarang, termasuk wanita memandang wanita dengan pandangan tajam dan pandangan tidak wajar, karena hal itu menjadi penyebab timbulnya fitnah dan membuat hati tergantung kepadanya.”

    Begitu juga memandang barang-barang haram seperti film murahan, sinetron, telenovela, membaca majalah-majalah porno, mendengar suara haram atau membaca cerpen yang berisikan cerita yang merusak dan kisah-kisah murahan yang hanya berisikan bualan.

  • Teman Pergaulan yang Buruk.

    Dampak dan pengaruh yang sangat nyata yang ditimbulkan oleh teman pergaulan dalam merusak pribadi dan menjatuhkan seseorang ke dalam berbagai kemungkaran, -padahal sebelumnya termasuk orang yang baik dan sangat akrab dengan kebaikan- cukup menjadi peringatan bahayanya teman gaul yang buruk. Allah berfirman:
    وَيَوْمَ يَعَضُّ الظالم على يَدَيْهِ يَقُولُ يَالَيْتَنِى اتخذت مَعَ الرسول سَبِيلاً . يا وَيْلَتَا لَيْتَنِى لَمْ أَتَّخِذْ فُلاَناً خَلِيلاً . لَّقَدْ أَضَلَّنِى عَنِ الذكر بَعْدَ إِذْ جآءَنِى
    “Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zhalim menggigit dua tangannya, seraya berkata, “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab (ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur’an ketika Al-Qur’an itu telah datang kepadaku.” (Al Furqan: 27-29).

  • Kepribadian yang Kerdil dan Lemahnya Semangat.

    Sikap ini muncul dari kekurangan yang ada pada pribadi remaja putri, sehingga menjadi mangsa sekelompok pemuda usil dan remaja sesat. Tanpa sadar kepribadiannya lebur dalam kepribadian teman-teman gaulnya dan menapaki kehidupan tanpa nilai dan kepribadian yang jelas, serta tidak mengenali jati dirinya. Akhirnya ia hanya bisa meniru segala bentuk prilaku dan kebiasaan teman gaulnya tanpa berpikir dan menyeleksi. Maka ia menjadi remaja yang lemah semangatnya, sehingga tidak berguna dan menyenangi hidup santai serta malas berusaha untuk menjadi manusia yang mulia. Senang melakukan kegiatan murahan tanpa mau berfikir untuk masa depannya dan hanya rela dengan mendapat sesuap nasi sehingga secara perlahan ia tergiring ke dalam perilaku sesat dan dekadensi moral.

  • Salah Asuh dan Salah Figur

    Sebagian remaja putri sekarang ini melewati masa hidup yang serba susah dan memilukan. sebab yang menjadi curahan dan perhatian utamanya hanyalah mode dan corak pakaian. Akibatnya idola mereka adalah wanita yang mampu berpenampilan memikat, seksi, dan trendi yang menjadi pusat perhatian media massa serta mendapatkan pujian dan sanjungan manusia di mana-mana. Dari sana para remaja yang memiliki kepribadian yang kerdil mencoba meniru dan mencontoh sosok dan idola kesayangannya serta berusaha untuk meraih posisi seperti itu dengan segala macam cara. Seluruh prilaku dan gerak-geriknya selalu sama dengan idola dan pujaannya, sanjungan dan ungkapan kekaguman membanjir dari mulutnya. Maka dari situlah mereka secara perlahan kehilangan figur dan idola yang baik dan berubah menyanjung idola yang rusak dan tidak bermoral.

  • Salah Paham Mahasiswi Terhadap Sikap Dosen

    Terkadang ada sebagian dosen yang mencurahkan perhatiannya secara berlebihan kepada salah satu peserta didiknya, misalnya dalam meminta bantuan untuk mengerjakan sesuatu atau pemberian hadiah atau perhatian khusus lainnya, akhirnya membuat peserta didik menaruh ikatan batin yang salah kepada dosen.

    Guru wanita adalah ibu kedua bagi peserta didik di sekolahnya, perhatian sikap seorang ibu kepada anak sangat dipengaruhi oleh sikap ketaatan dan kebaikan sang anak itu sendiri. Apabila anak penurut dan patuh maka akan mendapat perhatian besar dan kasih sayang yang cukup dari sang ibu.