Dalam shalat jahriyah seperti Maghrib, Isya` dan Shubuh, apakah basmalah al-Fatihah dibaca sir (pelan) atau jahr (keras)? Persoalannya bukan wajib atau tidak wajib, akan tetapi apa yang disunnahkan? Yang pertama atau kedua?

Imam Abu Hanifah dan Ahmad berpendapat, sunnah basmalah adalah sir, sementara Imam asy-Syafi’i berpendapat, jahr.

Dalil-dalil yang menetapkan basmalah dengan sir

1- Anas bin Malik berkata, “Aku shalat bersama Rasulullah, Abu Bakar, Umar dan Usman, aku tidak mendengar seorang pun dari mereka membaca ‘Bismillahir Rahmanir Rahim” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat Muslim, “Aku shalat di belakang Nabi saw, Abu Bakar, Umar dan Usman, mereka membuka dengan ‘Alhamdulillahi Rabbil Alamin’, mereka tidak menyebutkan ’Bismillahir Rahmanir Rahim di awal qira`ah dan tidak pula di akhirnya.”

2- Aisyah berkata, “Rasulullah saw membuka shalat dengan takbir dan qira`ah (bacaan) dengan ‘Alhamdulillahi Rabbil alamin.” (HR. Muslim).

3- Abdullah bin Mughaffal berkata, “Bapakku mendengar aku membaca ‘Bismillahir Rahmanir Rahim.’ Maka dia berkata, “ Wahai anakku, janganlah kamu mengada-adakan, aku telah shalat bersama Rasulullah saw, Abu Bakar, Umar dan Usman, aku tidak mendengar seorang pun dari mereka yang membacanya, jika kamu membaca maka ucapkan, ‘Alhamdulillahi Rabbil alamin.” (HR. At-Tirmidzi dan an-Nasa`i, at-Tirmidzi berkata, “Hadits hasan.”).

Dalil-dalil yang menetapkan basmalah dengan jahr

1- Nuaim bin Abdullah al-Mujmir berkata, “Aku shalat di belakang Abu Hurairah maka dia membaca ‘Bismillahir Rahmanir Rahim’ kemudian dia membaca Ummul Kitab, sampai ‘Waladhallin’ dia mengucapkan ‘Amin’, setiap kali sujud dia mengucapkan. ‘Allahu Akbar’, jika dia bangkit dari duduk pada rakaat kedua dia mengucapkan, ‘Allahu Akbar’ kemudian pada saat salam dia berkata, ‘Demi dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sesungguhnya aku adalah orang yang paling mirip shalatnya dengan Rasulullah saw.” (HR. An-Nasa`i dan Ibnu Khuzaemah dan dia menshahihkannya).

2- Dari al-Ala` bin Abdurrahman bin Ya’qub dari bapaknya dari Abu Hurairah dari Nabi saw bahwa jika beliau membaca pada saat menjadi imam, beliau memulai dengan ‘Bismillahir Rahmanir Rahim.” Abu Hurairah berkata, “Ia adalah ayat dalam kitabullah, bacalah jika kalian berkenan Fatihatul Kitab karena ia adalah ayat ketujuh.” (HR. Ad-Daraquthni, dia berkata, “Seluruh rawi-rawinya tsiqat.”).

3- Dari Abdullah bin Abu Mulaikah dari Ummu Salamah berkata, “Rasulullah saw memenggal qira`ahnya

بِسْمِ للهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْن

Dalam riwayat lainnya, “Nabi saw membaca ‘Bismillahir Rahmanir Rahim’ memenggalnya ayat per ayat.” (HR. Al-Hakim, Ibnu Khuzaemah dan ad-Daraquthni).

Kesimpulan

Dari sisi derajat keshahihan hadits, hadits-hadits pendapat pertama lebih tinggi, karena sebagian darinya adalah hadits ash-Shahihain, walaupun demikian tidak berarti kita tidak mempertimbangkan hadits-hadits pendapat kedua, karena ia juga shahih, maka dari sini penulis berpendapat, kadang-kadang dan kadang-kadang, maksudnya sir di satu waktu dan jahr di waktu yang lain.

Apakah basmalah termasuk al-Fatihah?

Asy-Syafi’i dan Ahmad berkata, “Ya.” Abu Hanifah dan Malik berkata, “Tidak.”

Dalil-dalil pihak yang berkata, “Ya.” adalah dalil-dalil yang digunakan oleh pihak yang berkata, “Sunnah basmalah adalah jahr.” Pendapat ini juga berkata, para sahabat menetapkan basmalah dalam mushaf-mushaf yang mereka tulis di awal setiap surat termasuk al-Fatihah kecuali al-Bara`ah.

Dalil-dalil pihak yang berkata, “Tidak.” Adalah hadits Anas bin Malik yang digunakan oleh pihak yang berkata, “Sunnah basmalah adalah sir.” Pendapat ini juga berdalil kepada hadits Abu Hurairah dari Nabi saw bahwa Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman,

قَسَّمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِيْ وَبَيْنَ عَبْدِى نِصْفَيْنِ فَاِذَا قَالَ العَبْدُ الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

“Aku membagi shalat antara diriKu dengan hambaKu dua bagian, jika hambaKu membaca, ‘alhamdulillahi Rabbil alamin’… Sampai akhir hadits. (HR. Muslim). Wallahu a’lam.
(Izzudin Karimi)