al-Ashmu’i pernah bercerita,

“Pernah suatu hari, sekelompok orang dari suku Quraisy bepergian meninggalkan daerah kediaman mereka. Ketika itu, ada seorang dari suku Ghifar ikut bersama bepergian bersama mereka.

Ketika mereka sedang berada di tengah padang pasir yang sangat luas, tiba-tiba bertiuplah angin topan yang kering dan panas dengan kencangnya. Hampir saja mereka semua mati akibat angin topan itu. Namun akhirnya mereka semua selamat dari kematian dengan izin Allah.

Untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah, tiap orang dari mereka membebaskan satu orang budak yang mereka miliki. Tak mau ketinggalan, orang dari suku Ghifar yang tidak memiliki budak itu pun berkata, “Ya Allah, aku tidak memiliki budak untuk aku bebaskan, akan tetapi aku akan menceraikan istriku karena mengharap balasan dari-Mu sebagai ungkapan syukurku kepada-Mu.”

(Akhbarul Hamqaa wal Mughaffalin, karya Ibnul Jauzi)