Statistik resmi Tunisia mengungkapkan bahwa hampir seperempat dari warga Tunisia – yang mencapai 10 juta orang – hidup di bawah garis kemiskinan, di mana pendapatan mereka kurang dari dua dolar per hari. Dan tingkat kemiskinan mencapai 24,7%, sebagaimana ditegaskan oleh Menteri Sosial Tunisia Mohamed Nasser kepada Kantor Berita Tunisia.

Sebaliknya statistik yang diekpos oleh orde/rezim yang pernah digulingkan yaitu, Presiden Zainal Abidiin Bin Ali berbicara bahwa tingkat kemiskinan di Negara tersebut tidak lebih dari 4% dan 80% dari warga Tunisia hidup pada tingkat menengah.

Namun, para penentang orde lama ini mengkleim bahwa statistik mereka tersebut sebagai bentuk penipuan, dan mereka memandang aksi penipuan tersebut merupakan upaya untuk membersihkan wajah kubu rezim tersebut pada tingkat eksternal.

Menteri Tunisia mengatakan, “Bahwa kemiskinan, pengangguran dan penurunan upah merupakan di antara faktor utama yang memicu terjadinya revolusi yang menggulingkan rezim sebelumnya pada Januari lalu.

Jumlah pengangguran di Tunisia, yang meningkat menjadi 700 ribu orang, 69% di bawah usia 30 tahun, serta meningkatnya prosentase pengangguran yang tinggi di wilayah barat negara, wilayah yang dikenal dengan tingkat kemiskinan paling besar daripada wilayah-wilayah pesisir timur.

Untuk memperbaiki kondisi ini, warga menyeru untuk diadakan reformasi struktural pada kebijakan politik dan sosial di sela-sela penggalangan dana social, sistem pajak dan relasi-relasi perusahaan-perusahaan/ industri, ditambah lagi dari dana kesehatan dan pendidikan.

Pemerintahan Perdana Menteri Beji Caid el Sebsi telah membicarakan tentang kebutuhan mereka sekitar 25 miliar dollar selama lima tahun ke depan untuk menghadapi tantangan-tantangan pendanaan ekonomi yang sedang terpuruk, dan memperbanyak lapangan pekerjaan bagi para pemuda Tunisia dan mengurangi kesenjangan antara daerah kaya dan daerah miskin.(Jzr/an)