Rangkuman kasus aborsi yang direkam Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) perlu dibuat pelajaran. Kasus aborsi mulai 2008 hingga 2010 terus meningkat. Celakanya, 62 persen pelakunya melibatkan anak-anak di bawah umur.

Komnas PA memperkirakan, selama kurun waktu tadi, kenaikan angka kasus aborsi rata-rata 15 persen setiap tahunnya. Pada 2008 ditemukan ada dua juta jiwa anak korban aborsi. Tahun berikutnya, anak korban aborsi bertambah 300 ribu jiwa. Pada 2010, bertambah lagi 200 ribu jiwa.

Sekretaris Jenderal Komnas PA Samsul Ridwan di Jakarta, Selasa (20/12/2011) menuturkan, kasus aborsi semakin mencolok di kota-kota besar. Dia mencontohkan, di DKI Jakarta selama 2011 ini tercatat ada 406 kasus aborsi.

“Di balik data tadi, yang paling mencengangkan adalah lebih dari separuh pelaku aborsi adalah anak di bawah umur,” tandasnya. Anak-anak ini baru berumur kurang dari 18 tahun.

Samsul mengatakan, praktik aborsi yang paling dominan, sekitar dilakukan 37 persen pelakunya adalah dengan cara kuret atau pembersihan rahim. Kemudian, 25 persen kasus aborsi selanjutnya dilakukan melalui oral dengan meminum pil tertentu dan pijatan.

Selanjutnya, 13 persen kasus aborsi dilakukan dengan cara suntik, dan lalu delapan persen dengan cara memasukkan benda asing ke dalam rahim. “Selain itu juga ada cara jamu dan akupuntur,” tandasnya.

Komnas PA menganalisa melonjaknya angka abrosi, terutama yang melibatkan anak-anak di bawah umur, dipicu karena maraknya tayangan yang berbau pornografi. Dengan tayangan ini, anak-anak terangsang untuk melakukan hubungan seks sebelum nikah.

Celakanya, akibat dari perbuatan ini si anak perempuan akhirnya hamil di luar nikah. “Selama tahun ini kami menerima 22 kasus pengaduan tentang pornografi siswa SMP dan SMA,” ungkap Samsul, dimuat JPNN.

Dengan maraknya tayangan pornografi ini, diperkirakan ada sekitar 83,7 persen anak kelas IV dan V sudah kecanduan nonton film biru. Untuk itu, Komnas PA menekankan adanya peningkatan pendidikan budi pekerti yang ditamankan sejak dini. Dengan cara ini, trend anak-anak menjadi pelaku aborsi bisa ditekan. Selain itu juga perlu memberikan pendidikan seks kepada anak-anak.

Selain melansir kencenderungan aborsi yang dilakukan oleh anak di bawah umur, Komnas PA juga memaparkan kasus tawuran pelajar selama 2011. Mereka menyebut, ada 128 kasus tawuran pelajar yang memakan korban tewas 82 pelajar. “Ini masih belum korban yang luka berat atau luka ringan,” ujar Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait. (hdytc).