Dari Abu Sabrah an-Nakha’i berkata, “Seorang lelaki dari wilayah Yaman pergi menuju suatu tempat. Tiba-tiba di tengah perjalanan keledainya mati. Lalu ia bangkit untuk mengambil air untuk berwudhu, shalat dua rakaat kemudian berdoa, ‘Ya Allah, aku datang ke tempat ini dari daerah Dafinah – Nama suatu tempat- untuk berjihad di jalanMu dan mencari ridhaMu. Aku bersaksi bahwa Engkaulah yang maha menghidupkan makhluk yang telah mati, yang membangkitkan orang-orang dari kubur, jangan Engkau berikan karunia kepada seorang pun di hari ini, karena pada hari ini aku mohon kepadaMu untuk menghidupkan keledaiku.’

Seketika saja keledai itu bangun sambil mengibas-ngibaskan kedua telinganya.

Ibnu Abi ad-Duniya menyebutkan kisah ini dari riwayat lain dalam kitab Man ‘Asya Ba’dal Maut, bahwa orang tersebut segera meletakkan pelana di atas punggung keledainya dan menung-ganginya untuk menyusul teman-temannya. Ketika bertemu, mereka bertanya, “Apa yang terjadi denganmu?” Ia menjawab, “Allah telah menghidupkan kembali keledaiku.” Asy-Sya’bi berkata, “Aku pernah melihat keledai tersebut di jual di Kufah.”

(SUMBER: Al-Bidayah wan Nihayah, 6/175; Man ‘Asya Ba’dal Maut, 48)