Islam adalah agama kebersihan, di dalamnya terdapat syariat mandi dan wudhu, di dalamnya terdapat kewajiban bersuci dari najas yang identik dan kotoran, Nabi saw menyatakan bahwa bersuci merupakan setengah dari iman, dari sini dan dalam konteks keluarga maka memperhatikan kebersihan anak, kebersihan baju dan badannya adalah sesuatu yang dianjurkan, disyariatkan dan didorong di dalam agama.

Hal ini ditunjukkan oleh al-Qur-an dan as-Sunnah, Allah berfirman, “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid.” ( Al-A’raaf: 31-32). Memakai pakaian yang indah setiap datang ke masjid merupakan perhatian terhadap kebersihannya.
Allah juga berfirman, “Dan pakaianmu bersihkanlah.” (Al-Muddatstsir: 4)
Nabi J bersabda:

إِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ.

Sesungguhnya Allah Mahaindah dan menyukai segala yang indah.” (HR. Muslim).

Memperhatikan kebersihan anak-anak merupakan salah satu tanggung jawab orang tua, namun patut disayangkan manakala ada sebagian orang tua, bahkan di antara mereka ada yang mengerti agama malah justru melalaikan tanggung jawab ini, maka Anda bisa melihatnya membiarkan anak-anaknya berpakaian kotor dan lusuh, wajah mereka penuh dengan debu dan kotoran, rambutnya acak-acakan dan berkutu, bahkan terkadang badannya dikelilingi lalat, ludah menetes dari mulut mereka dan ingus merembes dari hidung mereka.

Semua ini jelas bertentangan dengan ajaran Allah dan Rasulullah saw yang selalu mendorong untuk menjaga kebersihan. Rasulullah saw membersihkan ingus dan kotoran dari Usamah bin Zaid.

At-Tirmidzi meriwayatkan dengan sanad yang hasan dari hadits Ummul Mukminin ‘Aisyah dia berkata,
“Nabi saw hendak membersihkan ingus Usamah, lalu ‘Aisyah berkata, ‘Tinggalkanlah, biarkanlah aku yang melakukannya!’ Rasul berkata, ‘Wahai ‘Aisyah! Cintailah ia karena sesungguhnya aku mencintainya.”

Di dalam riwayat Ibnu Abi Syaibah dengan sanad yang shahih lighairihi dari ‘Aisyah berkata,

عَثَرَ أُسَامَةُ بِعَتَبَةِ الْبَابِ فَشُجَّ فِيْ وَجْهِهِ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ: أَمِيطِي عَنْهُ اْلأَذَى! فَقَذَّرْتُهُ فَجَعَلَ يَمُصُّ عَنْهُ الدَّمَ وَيَمُجُّهُ عَنْ وَجْهِهِ

Usamah terjatuh di ambang pintu dan wajahnya terluka, lalu Rasulullah saw berkata, ‘Hilangkanlah kotoran yang ada di wajahnya!’ Lalu aku merasa jijik, maka beliau menghisap darah dan memuntahkannya dari wajahnya.

Demikian pula yang dilakukan oleh Fathimah, puteri Rasulullah saw, dia membersihkan anaknya dan memandikannya.

Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari hadits Abu Hurairah berkata, “Pada suatu hari Rasulullah pergi, beliau tidak berbicara kepadaku dan aku pun tidak berbicara kepada beliau, sehingga beliau sampai di pasar Bani Qainuqa. Kemudian beliau duduk di serambi rumah Fathimah, beliau berkata, ‘Apakah di sana ada si kecil?’ Maka ibunya menahannya beberapa saat, aku menduga dia sedang memakaikan kalung untuknya atau memandikannya, tidak lama kemudian dia datang dengan cepat, sehingga Rasul memeluknya dan menciumnya, beliau berkata, ‘Ya Allah, cintailah dia dan cintailah orang yang mencintainya.”

Sudah saatnya para orang tua memperhatikan salah satu ajaran agama mereka yaitu kebersihan khusunya kebersihan anak-anak, dengan kebersihan anak-anak yang merupakan para penerus Islam di masa datang akan menjadi sehat dan kuat, mukmin yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah. Wallahu a’lam.
(Izzudin Karimi)