Pasukan Ahzab pulang membawa kegagalan, kembali ke negeri masing-masing menyeret kerugian, Allah telah mencukupkan RasulNya dan kaum muslimin sehingga mereka tidak perlu terjun di perang terbuka secara langsung, saat Rasulullah saw hendak meletakkan senjata dan melepaskan perlengkapan perang, Jibril datang dan memerintahkannya untuk segera bergegas menuju Bani Quraizhah, menuntaskan urusan dengan mereka atas pengkhianatan mereka terhadap kaum muslimin, di mana mereka ikut berkonspirasi dengan pasukan Ahzab untuk membokong kaum muslimin dari belakang, namun Allah menggagalkan makar mereka dan mengembalikannya ke leher mereka.

Bani Quraizhah ditaklukkan, keputusan atas mereka ditetapkan melalui Saad bin Muadz atas persetujuan mereka yang menetapkan: Harta mereka dirampas, laki-laki dewasa mereka dihukum mati dan anak-anak serta wanita mereka ditawan.

Pada hari tercatat sebuah kisah unik dengan salah seorang Yahudi yang tertawan dan divonis dengan hukuman mati, az-Zubair bin Batha dengan seorang sahabat mulia, Tsabit bin Qais.

Kisahnya, az-Zubair ini telah berbuat baik kepada Tsabit bin Qais bin Syammas di masa jahiliyah pada perang Bu’ats, az-Zubair menangkap Tsabit dan memangkas ubun-ubunnya kemudian membiarkannya pergi.

Di hari Quraizhah Tsabit datang sementara az-Zubair telah menjadi seorang laki-laki tua. Tsabit berkata kepadanya, “Wahai Abu Abdurrahman –kun-yah az-Zubair- apakah engkau masih mengenalku?” Az-Zubair menjawab, “Apakah orang sepertiku melupakan orang sepertimu?” Tsabit berkata, “Aku ingin membalas kebaikanmu kepadaku pada hari Bu’ats.” Az-Zubair menjawab, “Orang baik membalas orang baik wahai Abu Muhammad.” Kun-yah Tsabit.

Selanjutnya Tsabit bin Qais datang kepada Nabi saw, dia berkata, “Ya Rasulullah, berikanlah az-Zubair kepadaku, karena dia pernah berbuat baik kepadaku, aku ingin membalas kebaikannya.” Maka Rasulullah saw menjawab, “Dia milikmu.” Maka Tsabit menemui az-Zubair, Tsabit kepadanya, “Sesungguhnya Rasulullah saw telah memberikan darahmu kepadaku maka aku memberikannya kepadamu.” Az-Zubair menjawab, “Seorang laki-laki tua, tidak mempunyai keluarga dan anak, apa yang bisa dia lakukan dalam hidupnya?”

Lalu Tsabit datang lagi kepada Rasulullah saw dan meminta keluarga az-Zubair dan anaknya kepada beliau, maka Nabi saw bersabda, “Mereka untukmu.” Lalu Tsabit menemui az-Zubair, dia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah saw telah memberikan keluarga dan anakmu kepadaku maka aku memberikan mereka kepadamu.” Az-Zubair berkata, “Sebuah keluarga Hejaz yang tidak berharta, bagaimana mereka bisa bertahan hidup?”

Kembali Tsabit menemui Rasulullah saw, dia berkata, “Berikan harta az-Zubair kepadaku.” Rasulullah saw menjawab, “Ia untukmu.” Maka Tsabit datang kepada az-Zubair dan berkata, “Sesungguhnya Rasulullah saw telah memberikan hartamu kepadaku maka aku memberikannya kepadamu.”

Az-Zubair bin Batha menjawab, “Wahai Tsabit, bagaimana dengan seorang laki-laki yang wajahnya seperti cermin yang elok yang darinya gadis-gadis kampung terlihat, Kaab bin Asad, pemimpin orang-orang Yahudi?” Tsabit menjawab, “Dibunuh bersama orang-orang yang dibunuh.” Az-Zubair bertanya, “Bagaimana dengan pemuka perkotaan dan pedesaan Huyay bin Akhthab?” Tsabit menjawab, “Dibunuh.” Az-Zubair bertanya lagi, “Bagaimana dengan ksatria kami jika kami menyerang dan pelindung kami jika kami menyerbu Azzal bin Syamuel?” Tsabit menjawab, “Dibunuh.” Az-Zubair bertanya, “Bagaimana dengan sepasang majlis?” Maksudnya adalah Bani Kaab bin Quraizhah dan Bani Amru bin Quraizhah. Tsabit menjawab, “Mereka telah dibunuh, mereka sudah diselesaikan. Semoga Allah Azza wa Jalla memberimu hidayah.”
Maka az-Zubair berkata kepada Tsabit, “Aku memohon dengan nama Allah dan dengan jasa baikku atasmu wahai Tsabit agar kamu menyusulkanku dengan kawan-kawanku, demi Allah tidak ada lagi kebaikan bagi kehidupan sesudah mereka, aku tidak sabar karena Allah sepemintalan timba air sehingga aku bertemu dengan orang-orang yang aku cintai.”

Tsabit menyampaikan kata-kata az-Zubair kepada Rasulullah saw, maka Rasulullah saw memerintahkan agar az-Zubair dihadirkan maka Tsabit menghadirkannya lalu memenggal lehernya.

Ucapan az-Zubair bin Batha sampai ke telinga Abu Bakar, maka Abu Bakar berkata, “Dia bertemu dengan mereka demi Allah di dalam neraka Jahanam kekal di dalamnya selama-lamanya.” Tarikh ath-Thabari 2/102.