BAB KEDUA :
Membongkar Para Penyeru Wanita Kepada Kehinaan

Abu Muhammad Abdul Haq al Isybili rahimahullah berkata:
Jangan sampai ada orang yang menipumu dari petunjuk agama,
Mereka tidak mendapatkan dukungan dalam mencari kebenaran.
Hatinya buta tanpa ada yang mengarahkannya,
Karena mereka sebenarnya ikut-ikutan ingkar kepada Allah.

(Alhadiqah, karangan Muhibuddin al Khathib)

Ini adalah kemuliaan bagi wanita-wanita mukminat dan prinsip-prinsip yang menjadi dasar pijakannya dan melindunginya dari serangan yang diarahkan kepadanya. Akan tetapi sebagian orang yang hatinya sakit menolak dan menentangnya dengan propaganda-propaganda mereka yang terang-terangan. Semoga Allah melindungi kita, jangan sampai telinga kita mendengar atau mata kita melihat suatu seruan dan propaganda kemungkaran, pencegahan dan penghancuran kebaikan. Sementara para penyeru kebajikan dari kalangan kita tidak memiliki suara lantang yang berarti untuk mencegah serangan ini, baik di kota-kota maupun di pelosok, sebagai manifestasi dari prinsip amar makruf dan nahi munkar. Untuk mempertahankan agama, mengingatkan umat Islam agar tidak terjebak ke dalam jurang propaganda para perusak. Dengan melindungi kemuliaan, mengekang kehinaan, dan membimbing orang-orang yang tidak mengerti. Sebagaimana telah diketahui, bahwa tersebarnya kemungkaran itu karena mendiamkan perbuatan-perbuatan dosa, baik dosa kecil maupun besar, dan dengan menakwilkan perbuatan-perbuatan dosa kecil. Apalagi kita melihat banyak sekali orang-orang yang senang berbuat fitnah, para pengagum budaya barat, yang diorbitkan untuk mengangkat pena, guna mempermainkan agama Allah dan syariat-Nya, dengan congkak mereka memanfaatkan sarana mass media dan informasi. Mereka mengangkat tema-tema yang mungkar sebagai topik utama, ucapan yang ditulis penuh dengan kebusukan yang kesemuanya bermuara kepada satu maksud, yaitu memaksakan diri untuk menentang fitrah, mencampakkan syariat, menebar benih-benih kehinaan di kalangan wanita muslimah, dan mengenyahkan nilai-nilai keluhuran pada diri mereka, melalui propaganda jahat di negeri Islam kepada “emansipasi wanita” dan “kesetaraan gender di segala bidang hukum”. Targetnya adalah agar wanita bertabarruj (mempertontonkan kecantikannya) dan ikhtilat (bercampur dengan lawan jenisnya) serta menanggalkan hijab. Propaganda busuk mereka ini melalui berbagai segi diefektifkan dengan segala cara agar hijab dapat ditanggalkan oleh para wanita yang masih tunduk kepada Allah dan pasrah dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

Semoga Allah memberikan keteguhan hati kepada kita dan para wanita muslimah, dan kita berlindung kepada-Nya dari kesesatan dan nasib buruk.

Orang-orang itu telah berlaku curang terhadap umatnya sendiri, membawa sial bagi keluarganya dan bangsanya sendiri, bahkan bagi diri mereka sendiri. Betapa berani mereka, dan amat licik tipu dayanya dengan kata-kata yang meluncur dari mulut dan penanya. Karena mereka telah menghancurkan sarana-sarana kemuliaan, membobol dinding-dinding pembatas untuk menebarkan perbuatan-perbuatan yang hina, mendobrak nilai-nilai kebaikan dan menghinakannya, mencemoohkannya dan memperolok-olok orang yang berpegang teguh dengannya.

Memang para westernis itu telah banyak menulis tentang kehidupan wanita dan segala bidang kehidupannya sehari-hari kecuali dari aspek “keibuan”, fitrah dan menjaga kehormatannya.

Semua cobaan yang beruntun, ocehan yang batil dan ucapan yang kosong ini memenuhi halaman berbagai majalah, dengan mengatasnamakan pembelaan terhadap hak-hak wanita, kebebasannya, kesetaraan antara wanita dan pria di mata hukum. Sehingga mereka dapat mencapai target jahatnya, yaitu menurunkan wanita ke segala bidang kehidupan, bercampur dengan lawan jenisnya, menanggalkan hijab, bahkan para wanita dengan suka rela menanggalkan hijabnya, sehingga turut pula menanggalkan keluhuran dan kesucian dirinya.

Bila hijab ditanggalkan, maka tidak diragukan lagi akan lenyap perhatian mereka yang memiliki rasa cemburu, akan sirna nilai-nilai kemuliaan dan merajalela, perbuatan-perbuatan hina serta ajaran-ajaran agama diabaikan.Demikian pula akan menyebar budaya tabarruj, menanggalkan hijab, pergaulan bebas dan kumpul kebo,serta si wanita dengan mudah akan menyerahkan dirinya kepada siapa saja yang dikehendaki.

Dalam tafsir Ibnu Jarir, tentang firman Allah:

وَاللهُ يُرِيدُ أَن يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَن تَمِيلُوا مَيْلاً عَظِيمًا

Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran). (QS. 4:27)

Mujahid bin Jabr mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kalimat:

وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ

“orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya” adalah para pezina. Dan maksud dari kalimat:

أَن تَمِيلُوا مَيْلاً عَظِيمًا

“supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran)” adalah supaya orang-orang Islam berzina seperti halnya mereka berzina. Ia menjelaskan bahwa hal ini sebagaimana firman Allah:

وَدُّوا لَوْ تُدْهِنُ فَيُدْهِنُونَ

Dan mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu). (QS. 68:9).

Kasus ini meningkat dari sekedar kasus wanita menjadi kasus perusakan dunia Islam. Seseorang di antara mereka mengakui akan hal ini dalam ucapannya:

“Sesungguhnya pengaruh barat yang muncul dalam berbagai bidang dan merubah secara total masyarakat Islam tidak tampak lebih baik dari pada yang tampak pada emansipasi wanita.
Langkah yang menyesatkan ini tidak muncul pada zaman ini saja, akan tetapi itulah jalan orang-orang berbuat makar dari sebelumnya di beberapa negara Islam, sehingga keadaannya menjadi demikian meresahkan, dimana perbuatan zina terjadi dimana-mana, rumah-rumah bordil dan tempat-tempat mesum dibuka di berbagai tempat secara legal, panggung-panggung menyediakan tontonan seni murahan, seperti nyanyian, tarian dan teater dibangun di mana-mana. Undang-undang baru pun disusun dengan mencabut undang-undang hudud, sanksi ta’zir dan lain sebagainya. Demikianlah di antara pengaruh perusakan dan penghancuran kehormatan diri, akhlak dan etika.

Tidak ada seorang pun yang ikut terseret ke dalam urusan realita yang liberalis dan penuh dengan dosa ini kecuali mereka yang telah direnggut mata hatinya oleh Allah subhanahu wata’ala

Lalu apakah para kaki tangan itu menghendaki agar kondisi yang terjadi kini seperti yang telah terjadi berupa kondisi moral yang menyedihkan dan realita pahit yang jahat.

Di hadapan permusuhan yang terbuka ini terhadap kemuliaan, dan dukungan yang keji atas kehinaan, di depan fenomena pelanggaran batas-batas Allah dan pelanggaran kesucian syariatnya, kami berikan penjelasan kepada semua orang, untuk memperingatkan terhadap orang-orang yang disusupkan oleh musuh-musuh mereka; bahwa ada di arena para kaki tangan barat dan mereka pun mempunyai pengikut-pengikut setia yang fasik, mereka mengarahkan anak panahnya untuk mencabut kemuliaan dari para wanita muslimah dan menggantikannya dengan kehinaan. Semua itu telah terungkap dalam firman Allah subhanahu wata’ala:

وَاللهُ يُرِيدُ أَن يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَن تَمِيلُوا مَيْلاً عَظِيمًا

Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya. (QS. 4:27).

Menurut Ibnu Jarir dalam tafsirnya (8/214/215), bahwa maksud dari ayat di atas, yaitu orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya, seperti ahli batil, pezina, laki-laki yang menikahi saudara perempuannya sendiri dan larangan-larangan Allah lainnya. Mereka bermaksud supaya kalian berpaling dari kebenaran dan dari apa-apa yang Allah izinkan untuk kalian, sehingga kalian menyeleweng dari ketaatannya kepada kemaksiatan-Nya dan menjadi seperti mereka dalam mengikuti hawa nafsu atas apa-apa yang diharamkan Allah dan tidak menaati-Nya. Mereka benar-benar berpaling dengan sejauh-jauhnya.

Pendapat ini menurut kami adalah yang paling benar, karena bunyi ayat:

وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ

Disebutkan secara umum, bahwa mereka mengikuti hawa nafsu mereka yang tercela. Jika demikian halnya, maka makna yang lebih tepat adalah apa yang tertera dalam dhahir ayat, bukan makna yang tersembunyi yang tidak mempunyai dasar yang kuat, atau analogi yang benar. Bila demikian, maka termasuk orang-orang yang mengikuti hawa nafsu di sini adalah: orang Yahudi, Nasrani, para pezina dan setiap orang yang mengikuti secara batil, karena siapapun yang mengikuti sesuatu yang dilarang Allah berarti mengikuti hawa nafsunya sendiri. Oleh karena itu, bila penakwilannya demikian maka pendapat yang kami pilih inilah yang benar”.

Untuk ini, mereka telah menempuh suatu langkah provokatif yang sesat dalam segala aspek kehidupan, baik berupa ucapan maupun tindakan;

Dalam aspek kehidupan umum:

  • Propaganda menanggalkan penutup wajah dan melepas jilbab yang sesuai, yaitu mala’ah atau yang disebut ‘aba’ah (pakaian panjang untuk luar). Tentu saja propaganda ini membidik sasaran yang lebih jauh, yaitu menanggalkan hijab dari seluruh tubuh dan seruan mengenakan pakaian yang menarik dengan segala macamnya; bentuknya yang menarik, pakaian mini, ketat sehingga terlihat lekuk tubuhnya dan tipis yang dapat terlihat tubuhnya secara samar-samar. Selain itu, bidikan itu diarahkan kepada tasyabuh (menyerupai) dengan laki-laki dalam berpakaian dan tasyabuh dengan para wanita kafir dalam berbusana.

  • Propaganda agar para wanita terbebas dari kungkungan dalam rumah sehingga turut berkiprah dalam masyarakat di segala aspek kehidupan bersama-sama lelaki yang bukan muhrim.

  • Propaganda agar wanita meleburkan dirinya dalam berbagai bidang pengembangan masyarakat. Hal ini tentu saja pada hakikatnya adalah propaganda agar wanita tampil di tempat-tempat umum dan bebas berkeliaran di jalan-jalan dengan mempertontonkan kecantikannya.

  • Propaganda agar para wanita terlibat dalam berbagai pertemuan, komite, seminar, diskusi, pesta dan club-club. Sehingga dengan demikian wanita dapat menundukkan dengan ucapan, bermanis-manis dalam berbicara dan bersalaman dengan pria yang bukan muhrimnya. Disamping itu, propaganda ini berkembang menjadi tuntutan agar wanita keluar dari rumah di bawah tatapan mata laki-laki yang bukan muhrimnya, dengan mengenakan gaun yang dapat menimbulkan fitnah. Jalannya melenggok-lenggok, menggunakan berbagai alat kosmetik, mengenakan parfum, mengenakan gaun yang mencolok, mengenakan sepatu dengan tumit yang tinggi dan sarana-sarana lain yang menggoda dan menimbulkan fitnah.

  • Propaganda agar club-club membuka pintunya bagi wanita, begitu juga sanggar-sanggar sastra. Undangan untuk acara-acara ini diharapkan ditujukan kepada semua orang (baik wanita maupun laki-laki).

  • Propagandan membuka warung-warung internet bagi wanita dan bercampur dengan pria.

  • Propaganda membolehkan wanita untuk menyetir mobil sendiri dan menggunakan alat-alat lainnya.

  • Propaganda agar bersikap tasahul (lalai) terhadap hal-hal yang berkenaan dengan muhrim. Seperti bepergian untuk belajar ke barat maupun timur tanpa didampingi muhrim, atau bepergian untuk mengikuti pertemuan-pertemuan dengan para pengusaha.

  • Propaganda membolehkan bermesraan dengan lawan jenis, misalnya seorang laki-laki yang bermesraan dengan tunangannya dan menjabat tangannya padahal keduanya belum menikah.

  • Propaganda untuk melibatkan wanita dalam dunia seni.

  • Propaganda agar wanita ikut berperan dalam seni musik dan teater. Bahkan propaganda ini meningkat sampai untuk mengikutsertakan dalam lomba pemilihan ratu kecantikan.

  • Propaganda untuk melibatkannya ke dalam dunia mode.

  • Propaganda agar wanita ikut serta dalam dunia olah raga; di antaranya:

    – Menuntut pembentukan club sepak bola wanita.

    – Menuntut agar diikutsertakan dalam turnamen balap sepeda atau balap sepeda motor.

    – Menuntut agar diikutsertakan dalam perlombaan pacuan kuda.

  • Menuntut agar kolam-kolam renang dan club-club membuka pintunya untuk wanita.

  • Mempertontonkan rambut, dan menjadi ajang iklan yang kotor. Seperti, mencukur alis, mencukur rambutnya sehingga menyerupai laki-laki atau meniru-niru wanita kafir. Juga membuka salon-salon kecantikan bagi wanita.

* Dalam Bidang Pers:

  • Memuat foto-foto wanita di berbagai mass media.

  • Tampil di televisi sebagai penyanyi, aktris, peragawati, penyiar dan lain sebagiannya.

  • Pembawa acara siaran langsung dalam acara dialog maupun obrolan langsung dalam radio atau televisi dengan para pendengar atau pemirsa, campur antara laki-laki dan perempuan.

  • Memasarkan majalah murahan yang memuat foto-foto wanita cantik.

  • Mengeksploitasi wanita untuk iklan.

  • Propaganda persahabatan antara wanita dan pria, dan saling tukar hadiah dan kiriman lagu pada acara-acara televisi, radio, dan sarana-sarana informasi lainnya.

  • Menampilkan gambar-gambar ciuman dan pelukan antara para tokoh dan istri-istri mereka di mass media.

* Dalam Bidang Pendidikan:

  • Propaganda agar wanita dan pria bercampur, bersama-sama dalam ruangan belajar.

  • Propaganda agar laki-laki menjadi guru bagi wanita, begitu juga sebaliknya.

  • Propaganda memasukkan kurikulum olah raga ke dalam sekolah-sekolah khusus wanita. Bahkan menuntut agar membuka sekolah musik bagi wanita.

* Dalam Bidang Pekerjaan dan Tugas:

  • Menuntut agar wanita dipekerjakan seperti laki-laki dalam berbagai sektor kehidupan.

  • Menuntut agar diterima bekerja di pertokoan, hotel-hotel, maskapai penerbangan, kementerian, kamar dagang, perusahaan, yayasan dan lain sebagainya.

  • Menuntut agar dibolehkan bekerja di kantor-kantor tour dan travel, kontraktor dan perencanaan bangunan. Bahkan mereka tidak segan-segan menuntut pekerjaan seperti tukang memperbaiki kamar mandi, listrik dan lain sebagainya.

  • Menuntut agar wanita dapat bekerja sebagai sales suatu produk dagang, ikut dalam tugas militer dan kepolisian, dan terlibat dalam aktivitas politik praktis, seperti duduk di parlemen, kampanye dan majlis-majlis perwakilan rakyat. Selain itu mereka pun menuntut diadakannya pabrik-pabrik yang karyawannya terdiri dari wanita.

  • Menuntut pekerjaan-pekerjaan hukum dan agar dibuka bidang-bidang urusan wanita di peradilan.

Demikianlan berbagai macam tuntutan dan propaganda yang dikemukakan. Semoga Allah subhanahu wata’ala menggagalkan persekongkolan mereka, dan melindungi kaum musilimin dari kejahatan mereka. Tidak ada Tuhan yang hak selain Allah.