Dalam rangkaian kampanye yang dimotori Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR) untuk membagi-bagikan mushaf al-Qur’an secara gratis, hingga saat ini jumlah orang Amerika yang ingin mendapatkan mushaf al-Qur’an tersebut telah mencapai 10.000 orang. Ini setelah kampanye itu berlangsung kurang lebih 3 minggu di situs khusus milik CAIR.

Dalam keterangannya, CAIR menyiratkan adanya sejumlah besar orang-orang Amerika yang targetnya ingin mengenal lebih dekat urgensi al-Qur’an al-Karim bagi kehidupan kaum Muslimin. Keinginan ini muncul setelah mereka menyaksikan beberapa negara Islam pada beberapa minggu lalu diramaikan berbagai gelombang kemarahan dalam skala besar terhadap tindak penodaan al-Qur’an oleh para penyidik Amerika di penjara, Guantanamo, Kuba.

Keterangan itu juga menjelaskan, jumlah orang-orang Amerika yang meminta mushaf al-Qur’an semakin berlipat sejak surat kabar terkenal, “USA Todays” memuat sebuah artikel tentang kampanye yang telah diluncurkan pertengahan bulan lalu itu untuk memberikan pencerahan kepada orang-orang Amerika seputar urgensi al-Qur’an bagi kaum Muslimin.

Sebelum dimuatnya artikel tersebut, kamis lalu, jumlah orang-orang yang ingin mendapatkan mushaf al-Qur’an tersebut diperkirakan hanya sekitar 5000 orang saja.

Surat kabar tersebut telah mempublikasikan pula nama situs berikut nomor telepon dikampanyekan CAIR tersebut. Hal inilah yang menyebabkan antusiasme rakyat Amerika untuk menghubungi kantor pusat CAIR di Washington demi mendapatkan mushaf al-Qur’an.

Para penelepon atau penghubung tersebut umumnya menerangkan sebagian faktor yang mendorong mereka untuk mendapatkan mushaf al-Qur’an tersebut, di antaranya keinginan untuk mengenal Islam secara lebih dekat, khususnya karena mereka memiliki banyak tetangga atau teman-teman yang beragama Islam, atau karena mereka punya keinginan untuk bepergian ke negara-negara Islam sehingga perlu mengetahui agama penduduk negara-negara tersebut.

Para penelepon atau penghubung lainnya juga mengungkapkan bahwa mereka ingin sekali membaca al-Qur’an agar dapat mengenal sikap Islam dari aspek pemikiran terhadap berbagai diskursus yang tengah mereka hadapi. Mayoritas mereka menegaskan adanya keinginan sebelumnya untuk mendapatkan mushaf al-Qur’an bahkan ada yang sampai bertahun-tahun memendam keinginan tersebut.

Sebagian lagi menyayangkan sekali adanya berbagai propaganda yang menyudutkan Islam dan kaum Muslimin belakangan ini seraya mengungkapkan penghargaan mereka yang amat tinggi terhadap Islam.

Sedangkan pertanyaan yang paling banyak adalah terkait dengan bahasa pengantar mushaf yang dibagi-bagikan secara gratis itu di mana kebanyakan mereka tidak dapat menyembunyikan rasa gembira mereka begitu mengetahui bahwa terdapat terjemahan dalam bahasa Inggerisnya.

Dalam pada itu, terkait dengan biaya pengadaan dan pengiriman satu set mushaf al-Qur’an itu adalah sebesar 25 US dollar.

Kampanye bagi-bagi mushaf al-Qur’an secara gratis ini mendapatkan liputan besar dari mass media Amerika. Misalnya, berbeda dengan komentar yang dimuat surat kabar “USA Todays”, saluran TV “ABC” justeru mengomentari, “Tujuan dari kampanye tersebut sebenarnya hanyalah untuk membentuk opini publik Amerika terhadap Islam dengan cara membagi-bagikan kitab suci kaum Muslimin itu secara gratis.”

Stasiun TV itu juga menyiratkan, kampanye tersebut tidak membidik segmen orang-orang Islam sendiri tetapi berupaya untuk meletakkan al-Qur’an ke tangan orang-orang Amerika yang belum pernah melihat al-Qur’an sebelumnya.”

Saluran TV tersebut juga mengetengahkan ucapan Nahhad Iwadh, direktur umum CAIR, “Tujuan dari kampanye ini adalah untuk menciptakan suasana kemesraan antara orang-orang Amerika dan al-Qur’an, agar mereka memahami latar belakang kaum Muslimin dan kenapa al-Qur’an mewakili sesuatu yang amat penting bagi lebih dari 1,2 milyar umat Islam di dunia.”

Tidak lupa, saluran TV tersebut melansir ucapan Iwadh, “al-Qur’an mengandung banyak kejutan gembira bagi orang-orang Amerika, khususnya berkenaan dengan kedudukan Isa al-Masih dan ibunya, ‘alaihimassalam, di dalam al-Qur’an.”

Sementara itu, dalam laporan yang dipublikasikan komando militer Amerika wilayah Selatan yang bertanggung jawab atas manajemen penjara Guantanamo, Rabu lalu, militer Amerika mengakui bahwa pasukannya telah melakuan penodaan dan penghinaan terhadap mushaf al-Qur’an dengan menendang, menginjak-injaknya dengan kaki, mengencinginya serta menulis ungkapan-ungkapan tak pantas di atas lembaran-lembarannya. (istod/AH)