Termasuk perkara yang terjadi di Hari Kiamat adalah dibentangkannya shirath di atas punggung jahannam lalu manusia melewatinya dengan cara sesuai dengan amal perbuatan mereka.

Shirath berarti jalan yang terang, dan yang dimaksud di sini adalah jembatan yang terbentang di atas punggung neraka jahannam sebagai jalan menuju surga.

Allamah as-Sifarini di dalam Lawami’ al-Anwar al-Bahiyyah 2/189 berkata, “Ia adalah jembatan yang membentang di atas jahannam, orang-orang terdahulu dan orang-orang yang datang kemudian melewatinya, ia adalah jembatan di antara surga dan neraka.â€‌

Dalam Syarah al-Aqidah ath-Thahawiyah hal. 469, dikatakan, “Kami beriman kepada shirath, dan ia adalah jembatan di atas jahannam.â€‌

Shirath ini adalah hakiki bukan majazi (kiasan), inilah yang ditunjukkan oleh dalil-dalil yang shahih, Allamah as-Sifarini berkata, “Para pengikut kebenaran menetapkannya sesuai dengan zhahirnya, bahwa ia adalah jembatan yang terbentang di atas punggung jahannam, lebih tajam dari pedang dan lebih lembut dari rambut.â€‌

Setelah menyinggung pendapat-pendapat yang menyelisihi kebenaran, Allamah as-Sifarini berkata, “Semua ini adalah kebatilan dan khurafat, karena membawa nash-nash kepada makna hakiki adalah wajib, meniti shirat tidak lebih mengherankan daripada berjalan di atas air atau terbang di udara atau berhenti di sana.â€‌

Lewatnya manusia di atas shirath menuju surga ditetapkan oleh beberapa dalil yang shahih, firman Allah, “Dan tidak ada seorang pun daripadamu melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.â€‌ (Maryam: 71).

Para ulama berbeda pendapat tentang firman Allah, â€کMendatangi neraka.’ dalam ayat di atas, ada yang berkata, mendatangi berarti memasuki, yakni masuk neraka. Ada yang berpendapat, maksudnya adalah melewati bukan masuk. Pendapat kedua ini dikuatkan oleh pensyarah al-Aqidah ath-Thahawiyah, dikatakan di hal. 471, “Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang maksud dari, â€کmendatangi neraka’ dalam firman Allah, Dan tidak ada seorang pun daripadamu melainkan mendatangi neraka itu. (Maryam: 71), apa itu? Yang lebih jelas dan lebih kuat adalah berjalan di atas shirath.â€‌

Kemudian pensyarah ath-Thahawiyah berdalil kepada sabda Nabi saw yang diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir dari Ummu Mubasysyir, â€‌Demi dzat yang jiwaku ada di tanganNya, tidak masuk neraka seseorang yang membaiat di bawah pohon.â€‌ Hafshah berkata, “Ya Rasulullah, bukankah Allah telah berfirman, â€کDan tidak ada seorang pun daripadamu melainkan mendatangi neraka itu.’ Nabi saw maka, “Apakah kamu tidak mendengar firman Allah, â€کKemudian kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zhalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.â€‌ Nabi saw memberi isyarat bahwa mendatangi neraka tidak berarti masuk ke dalamnya.

Bisa dikatakan di sini bahwa mendatangi ada dua, mendatangi dalam arti masuk, ini untuk orang-orang kafir tanpa ragu dan mendatangi dalam arti melewati, yakni di atas shirath, dan ini untuk ahli tauhid. Wallahu a’lam.

Siapa yang menyeberangi shirath ini? Orang-orang mukmin sajakah atau orang-orang kafir juga?

Dalam kitab al-Qiyamah al-Kubra karya Dr. Umar Sulaiman al-Asyqar hal. 275 dikatakan, “Hadits-hadits yang kami paparkan menunjukkan bahwa umat-umat kafir mengkuti tuhan-tuhan batil mereka, maka tuhan-tuhan batil tersebut membawa penyembahnya sehingga mereka semua terjerumus ke dalam api neraka, yang tersisa adalah orang-orang beriman dan di antara mereka terdapat orang-orang munafik dan orang-orang mukmin yang berbuat dosa, kepada mereka inilah jembatan dibentangkan.â€‌

Salah satu hadits yang dimaksud oleh Dr. Umar adalah hadits Abu Said al-Khudri yang diriwayatkan oleh Muslim dari Nabi saw bersabda, “Pada Hari Kiamat seorang penyeru berseru, â€کHendaknya setiap umat apa yang ia sembah’, maka tidak tersisa seorang pun yang menyembah selain Allah swt, berhala dan patung kecuali terjerumus ke dalam neraka, sehingga ketika tidak tersisa kecuali orang-orang yang menyembah Allah, yang baik dan yang fajir… Kemudian jembatan dibentangkan di atas jahanam“

Ini menunjukkan bahwa yang melewati shirat adalah orang-orang beriman, adapun orang-orang kafir maka mereka langsung diseret ke dalam neraka.

Bagaimana orang-orang meniti shirath ini, dijelaskan oleh beberapa hadits, salah satunya adalah apa yang diriwayatkan Imam al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah –di dalam hadits yang panjang- Rasulullah saw bersabda, “Dibentangkan shirath itu di antara dua tepi Jahannam. Aku dan umatku adalah orang yang pertama kali melewatinya. Tidak ada yang berbicara melainkan para rasul, dan doa para rasul pada hari itu adalah, â€کAllahumma sallim, sallim (Ya Allah! Selamatkanlah, selamatkanlah).’ Dan di dalam Jahannam terdapat kait-kait seperti duri pohon sa’dan (sa’dan adalah sebuah pohon yang dipenuhi oleh duri-duri besar). Apakah kalian pernah melihat pohon sa’dan? Mereka menjawab, â€کYa wahai Rasulullah.’ Beliau menjawab, â€کDia itu seperti duri-duri pohon sa’dan, hanya saja tidak ada yang mengetahui ukuran besarnya selain Allah. Dia itu merenggut manusia, sesuai dengan amal perbuatannya. Maka di antara mereka ada yang tetap (tidak direnggut) karena amalnya, dan di antara mereka ada yang dibalas sampai diselamatkan…â€‌

Semoga Allah menyelamatkan kita semua pada saat kita melewati shirath ini. Amin.