(40) Kami meriwayatkan dalam kitab Ibn as-Sunni dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَا مِنْ رَجُلٍ، يَنْتَبِهُ مِنْ نَوْمِهِ، فَيَقُوْلُ: اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ خَلَقَ النَّوْمَ وَالْيَقَظَةَ، اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ بَعَثَنِيْ سَالِمًا سَوِيًّا، أَشْهَدُ أَنَّ اللهَ يُحْيِي الْمَوْتَى وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، إِلاَّ قَالَ اللهُ تَعَالَى: صَدَقَ عَبْدِي.

“Tidak ada seorang laki-laki yang terbangun dari tidurnya lalu dia membaca, ‘Segala puji bagi Allah yang menciptakan tidur dan terjaga, segala puji bagi Allah yang membangunkanku dalam keadaan selamat lagi sehat, aku bersaksi bahwa Allah menghidupkan yang mati dan Dia Maha-kuasa atas segala sesuatu’, kecuali Allah berfirman, ‘HambaKu benar’.”

Takhrij Hadits: Dhaif Sekali: Diriwayatkan oleh Ibn as-Sunni no. 13; Abul Abbas al-Harra’ menyampaikan kepadaku, Ja’far bin Muhammad al-Mada’ini menyampaikan kepada kami, bapakku menyampaikan kepada kami, Muhammad bin Ubaidullah menyampaikan kepada kami, dari Muhammad bin Wasi’, dari Muhammad bin Sirin, dari Abu Hurairah dengan hadits tersebut.
Ini adalah sanad yang gelap, jika Muhammad bin Ubaidullah, adalah al-Arzami, maka dia adalah rawi matruk, jika selainnya maka aku tidak mengetahuinya dan aku tidak menemukan biografi rawi-rawi di bawahnya. Maka hadits ini tak ada gunanya, pent.

(41) Kami meriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud dari Aisyah Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ a إِذَا هَبَّ مِنَ اللَّيْلِ، كَبَّرَ عَشْرًا، وَحَمِدَ عَشْرًا، وَقَالَ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ عَشْرًا، وَقَالَ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ عَشْرًا، وَاسْتَغْفَرَ عَشْرًا، وَهَلَّلَ عَشْرًا، ثُمَّ قَالَ اَللّهُمَّ! إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ ضِيْقِ الدُّنْيَا وَضِيْقِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ عَشْرًا، ثُمَّ يَفْتَحُ الصَّلاَةَ.

“Jika Rasulullah a, bangun di malam hari, beliau bertakbir sepuluh kali, bertahmid sepuluh kali, mengucapkan, ‘Mahasuci Allah dan dengan memujiNya’, sepuluh kali. Mengucapkan, ‘Maha-suci Allah Maharaja yang Mahasuci’, sepuluh kali. Beristighfar sepuluh kali, bertahlil sepuluh kali kemudian mengucapkan, ‘Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kesempitan dunia dan Hari Kiamat,’ kemudian beliau membuka shalat.”

Takhrij Hadits: Shahih: Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah no. 29327; Ibnu Majah, Kitab al-Iqamah, Bab ad-Du’a’ Idza Qama Lailan, 1/431, no. 1356; Abu Dawud, Kitab ash-Shalah, Bab Ma Yustaftahu bihi Min ad-Du’a’, 1/263, no. 766; an-Nasa`i, Kitab Qiyam al-Lail, Bab Ma Yustaftahu Bihi al-Qiyam, 3/208, no. 1616 dan 5550, dan Ibnu Hibban no. 2602: dari beberapa jalan, dari Zaid bin al-Habbab, dari Mu’awiyah bin Shalih, dari Azhar bin Sa’id, dari Ashim bin Humaid, dari Aisyah, dengan hadits tersebut.
Ini adalah sanad yang layak, seluruh rawinya adalah tsiqah, pada sebagian dari mereka terdapat ucapan yang tidak berpengaruh. Akan tetapi ia diriwayatkan oleh Ahmad 6/143; an-Nasa`i di Amal al-Yaumi Wa al-Lailah no. 876; ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Ausath no. 8422 dari jalan Yazid bin Harun, Asbagh bin Zaid memberitakan kepada kami, dari Tsaur bin Yazid, dari Khalid bin Ma’dan, Rabiah al-Jarasyi menyampaikan kepadaku, dari Aisyah dengan hadits tersebut. Ini adalah sanad hasan, seluruh rawinya adalah tsiqah kecuali Asbagh bin Zaid, dia diperbincangkan, hadits-nya tidak kurang dari derajat hasan.
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Abu Dawud, Kitab al-Adab, Bab Ma Yaqulu Idza Ashbaha, 2/744, no. 5085; an-Nasa`i di dalam al-Yaumi Wa al-Lailah no.877; dan Ibn as-Sunni no.761: dari jalan Baqiyah, saya diceritakan oleh Umar bin Ju’tsum, saya diceritakan oleh al-Azhar bin Abdullah, saya diceritakan oleh Syariq al-Hauzani, dari Aisyah, dengan hadits tersebut.
Syariq adalah rawi yang majhul (tidak dikenal), dan hadits ini shahih secara meyakinkan berdasarkan semua jalan-jalan periwayatannya dan al-Albani berkata, “Hasan Shahih”.
Ucapannya: هَبَّ yakni bangun.

(42) Kami meriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud juga dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha,

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ a كَانَ إِذَا اسْتَيْقَظَ مِنَ اللَّيْلِ، قَالَ: لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ، اَللّهُمَّ! أَسْتَغْفِرُكَ لِذَنْبِيْ، وَأَسْأَلُكَ رَحْمَتَكَ. اَللّهُمَّ! زِدْنِيْ عِلْمًا، وَلاَ تُزِغْ قَلْبِيْ بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنِيْ، وَهَبْ لِيْ مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.

“Bahwasanya Rasulullah a apabila bangun di malam hari beliau membaca, ‘Tiada tuhan yang berhak disembah selain Engkau, Mahasuci Engkau ya Allah, aku memohon ampunanMu dari dosaku, aku memohon rahmatMu, ya Allah tambahkanlah ilmu kepadaku, janganlah Engkau menyesatkan hatiku setelah Engkau memberiku petunjuk, limpahkanlah untukku rahmat dari sisiMu, sesungguhnya Engkau Maha Memberi’.”

Takhrij Hadits: Dhaif: Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Kitab Adab, Bab Ma yaqulu idza ta’arra Min al-Lail 2/735/ no. 5061; an-Nasa`i di Amal al-Yaumi Wa al-Lailah (871); Ibnu Hibban (5531); Ibn as-Sunni (756); al-Hakim 1/540; Baihaqi di asy-Syu’ab no. 759: dari jalan Ibnu Wahab, Sa’id bin Abu Ayyub memberitakan kepadaku, dari Abdullah bin al-Walid, dari Sa’id bin al-Musayyib, dari Aisyah dengan hadits tersebut.
Al-Hakim berkata, “Sanadnya shahih,” dan disetujui oleh adz-Dzahabi. Aku berkata: Abdullah ini haditsnya tidak layak dinyatakan hasan, lebih-lebih shahih karena ad-Daruquthni berkata, “Haditsnya tidak dianggap,” dia dinyatakan lemah oleh al-Asqalani, jadi sanadnya dhaif, ia didhaifkan oleh al-Albani.

Sumber: dikutip dari Buku “Ensiklopedia Dzikir dan Do’a Al-Imam An-Nawawi Takhrij & Tahqiq: Amir bin Ali Yasin. Diterbitkan oleh: Pustaka Sahifa Jakarta. Oleh: Abu Nabiel)