Al-Sofwa; Dalam acara 2 Days Seminar: Islam Itu Ilmiah yang diadakan oleh Forum Kajian Islam Universitas Indonesia serta disponsori dan didukung oleh Yayasan Al-Sofwa dan Radio Rodja 756AM, Ust. Kholid Syamhudi, Lc menghimbau mahasiswa tidak bersikap apatis (tidak peduli, masa bodoh) terhadap agama Islam. Sikap apatis akan mengakibatkan para mahasiswa mudah tenggelam ke dalam syahwat dan keduniaan.

Kondisi semacam itu akan semakin menjauhkannya dari ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Sikap apatis di kalangan mahasiswa juga akan mempermudah para orientalis dan musuh-musuh Islam lainnya menyebarkan pemikiran-pemikiran mereka untuk merusak Islam. Oleh karena itu sebagai pemuda yang akrab dengan pola pikir ilmiah maka selayaknya mahasiswa tidak apatis terhadap ajaran Islam dan mulai mempelajari ajaran Islam dengan benar. Demikian disampaikan oleh Ust. Kholid Syamhudi, Lc. ketika memaparkan makalahnya Ideologi Mahasiswa: Antara Ekstrimisme dan Apatisme pada Sabtu 24 Desember 2011 di Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia.

“Jangan terpedaya dengan ungkapan bahwa kalau belajar Islam nanti nilai mata kuliahnya anjlog. Saya banyak bukti di UGM, banyak mahasiswa yang agamanya begini (isyarat jempol) baca kitabnya juga ok ternyata nilai mata kuliahnya di atas 3,5,” ujar Ust. Kholid Syamhudi, seraya mengatakan bahwa ia juga pernah merasakan jadi mahasiswa ketika kuliah di Teknik Nuklir UGM. “Kuncinya jangan belajar cara SKS (Sistem Kebut Semalam) karena dengan cara ini ilmu akan cepat hilang dan sia-sia,” tambahnya lagi.

Di sisi lain, lanjut Ust. Kholid Syamhudi, ada juga mahasiswa yang bersemangat mendalami agama Islam, namun justru menyeret mereka ke dalam kebid’ahan dan salah kaprah dalam memahami ajaran agama Islam. Penyakit salah kaprah ini telah terjadi sejak zaman para sahabat yang diawali dengan munculnya embrio sekte Khawarij yang salah kaprah dalam vonis kafir lalu berlanjut ke pemberontakan dan akhirnya membunuhi kaum muslimin yang telah mereka vonis kafir.

Sebab munculnya sikap ekstrem menurut Ust. Kholid adalah:

(1) Kebodohan terhadap hakikat ajaran Islam, seperti: bodoh dalam permasalahan Takfir, tidak mengerti hak ulama dan ketinggian mereka dalam Islam, tidak mengetahui hakikat Al-Wala’ wal Bara’, bodoh terhadap petunjuk Nabi dan sahabatnya dalam perkara fiqh amar makruf nahi munkar, tidak faham hukum-hukum jihad, tidak mengerti hak-hak penguasa, ketidaktahuan bahaya menumpahkan darah dan akibat yang timbul di dunia dan di akhirat.

(2) Bangga dengan dirinya, tertipu serta sombong, menganggap benar pendapatnya, tidak menganggap pendapat orang lain yang berakibat berburuk sangka pada orang lain.

(3) Sedikit atau tidak ada orang yang membimbing mereka.

(4) Adanya da’i atau penceramah yang memprovokasi orang untuk melawan penguasa dan ulama di muka umum.

(5) Adanya kemungkaran yang terang-terangan yang ditafsirkan sebagian orang yang tidak mengerti agama sebagai bentuk penghalalan., dll.

Adapun terapi dan pencegahannya menurut Ust. Kholid adalah:

(1) Menyebarkan ilmu manfaat di antara kaum muslimin dan menganjurkan belajar agama.

(2) Mengembalikan kaum muslimin kepada manhaj Rasulullah dan sahabatnya dalam aqidah, ibadah dan akhak.

(3) Memerintahkan kepada kaum muslimin untuk merujuk kepada para ulama.

(4) Memerintahkan kaum muslimin untuk mentaati penguasa di dalam kemakrufan.

(5) Mengajak orang memperhatikan perkara tauhid dan memperingatkan mereka dari kesyirikan.

(6) Memberikan pencerahan bagi kaum muslimin tentang hak-hak yang wajib dilaksanakan oleh kaum muslimin sendiri dan non muslim, dll.

Pada acara yang dihadiri oleh 600-an mahasiswa/mahasiswi dan diliput oleh Radio Rodja 756AM ini juga diberikan sertifikat dan dibagikan buku-buku dari Yayasan Al-Sofwa kepada mahasiswa/i peserta seminar, yakni pada hari pertama (18 Desember): Menuju Hati yang Bersih dan Sebab Mekarmu Hanya Sekali; dan hari kedua (24 Desember): Islam Bukan Agama Kekerasan dan Wanita dan Thoharoh.

Selain menghadirkan Ust. Kholid Syamhudi, Lc; kegiatan 2 Days Seminar: Islam Itu Ilmiah (18 & 24 Desember 2011) ini juga menghadirkan pembicara Ust. Abu Yahya Badrussalam, Lc (Meraih Pahala Besar dengan Sedikit Amal), Andi Bangkit Ph.D dan Abu Salma (Potret Mahasiswa Ideal), Ust. Nuzul Dzikri, Lc dan Ust. Amri Azhari, Lc (Beginilah Islam Mengajarkan). (sd)