Shalih ad-Dahhan pernah berkata, “Jabir bin Zaid (nama kunyah beliau adalah Abu Sya’tsa) pernah bercakap-cakap dengan sebagian keluarganya. Kemudian ia melewati sebuah kebun milik suatu kaum. Ia mencabut sepotong bambu dari kebun itu untuk melindungi dirinya dari gangguan anjing-anjing.

Ketika tiba di rumah, ia meletakkan bambu tersebut di masjid. Ia berkata kepada keluarganya, “Simpanlah bambu ini! Karena tadi aku melewati kebun milik suatu kaum, lalu aku mencabutnya dari kebun itu.”

“Subhanallah! Wahai Abu Sya’tsa, berapa sih nilai (harga) sepotong bambu itu?” ujar keluarganya.

Abu Sya’tsa menjawab, “Seandainya setiap orang yang melewati kebun itu mengambil sepotong bambu dari situ, niscaya tidak akan ada lagi sepotong bambu pun yang tersisa.”

Pada keesokan harinya, ia pun mengembalikan potongan bambu itu ke tempat asalnya.

(Hilyatul Auliya, karya Abu Nu’aim al-Ashbahani)