Ketika isteri Juha meninggal dunia, Juha merasa sangat sedih karena ia telah kehilangan seseorang yang sangat dicintainya.

Tak berapa lama kemudian, giliran keledai kesayangan Juha yang mati. Juha pun sangat sedih atas kejadian itu. Bahkan kesedihannya karena ditinggal keledainya melebihi kesedihannya ketika ditinggal oleh isterinya.

Melihat kenyataan ini, sebagian tetangga Juha menanyakan hal ini kepadanya. “Aneh sekali kamu ini, ketika isterimu yang meninggal dunia, kami melihat kamu tidak terlalu bersedih. Tapi ketika keledaimu yang mati, kamu terlihat sangat bersedih melebihi kesedihanmu karena kematian isterimu. Ada apakah gerangan, wahai Juha?” Tanya salah seorang diantara mereka.

Juha pun menjawab, “Ketika isteriku meninggal dunia, kalian mendatangi rumahku dan menghiburku dan tidak sedikit diantara kalian yang mengatakan kepadaku : “Tak usah terlalu bersedih, kami doakan kamu untuk mendapatkan pengganti yang lebih baik darinya.” Maka kesedihanku bias sedikit terobati, Tapi ketika keledaiku yang mati, tidak ada seorang pun dari kalian yang datang ke rumahku untuk menghiburku. Bukankan pantas kalau aku lebih bersedih saat ini?”