Apabila kesuskesan kaum Adam, dan akselerasi perkembangan dan kemajuannya terlihat begitu “berbeda dan dihormati” di dalam keluarga dan kawan sejawatnya, maka demikian juga perempuan, apabila ia sukses. Dan tidaklah asing lagi bagi masyarakat kita bahwa andai seorang perempuan mengalami kesuksesan dan mencapai posisi yang tinggi, maka pun demikian.

Terkadang muncul ungkapan-ungkapan yang aneh terhadap masalah ini di zaman sekarang dimana tak ada seorangpun yang menentang pendidikan perempuan. Bahkan tak ada seorang perempuan pun selain mahasiswi kecuali sangat sedikit, kalau tidak boleh dikatakan tidak ada.

Mayoritas orang ingin meletakkan penghalang di depan “pengembangan perempuan”, akan tetapi mereka telah gagal. Agama Islam datang dengan syariatnya yang bajik, memberikan kabar gembira kepada mereka, menurunkan ayat-ayat dan hukum-hukumnya; di dalamnya ada hukum-hukum yang menjadi hak dan kewajiban perempuan.

Kita banyak mendengar dari laki-laki, mereka berteriak agar kaum perempuan tidak belajar, cukuplah mereka menetap di rumah bersama anak-anaknya; duduk di rumah, menjadi pendidik, pengatur rumah tanpa memiliki hak dalam pendidikan !!!

Akan tetapi aku katakan:
Maaf wahai para lelaki, !!! Tak ada sesuatu pun yang bisa melarang perempuan dari mengikuti pendidikan dan mengikuti perkembangan zaman, dengan alasan tanggung jawab rumah dan anak. Apakah anda ingin ia tetap tinggal di rumah dan lihai dalam memasak dan mencuci semata !!! Apakah anda menginginkannya ia menjadi pengrapi pakaian, memperhatikan anak dan rumah semata !!!

Sungguh, ilmu bagi perempuan -wahai manusia- akan bisa memuliakan dan meninggikannya. Sesungguhnya perempuan, apabila ia terus dan giat dalam pendidikan akan bisa memperbaiki pemahaman yang salah, baik yang ada pada dirinya sendiri maupun orang lain. Maka, jadilah ia orang yang berpengetahuan luas, memiliki kapasitas membedakan antara kebodohan dan kebenaran. Maka, tuduhan apalagi yang hendak kalian hujamkan kepada perempuan jika ilmu menjadi tinta dan nafas kehidupannya??

Dan tidaklah mungkin akan luas pengetahuan seorang perempuan dan berpacu dengan orang lain, kecuali jika kita memberinya kesempatan untuk menghadapi “kungkungan terhadap perempuan” !!! Dan mayoritas perempuan lemah dalam mengambil keputusan untuk turut andil dalam menyelesaikan masalah anak-anak mereka.

Jadi, ungkapan dan akal apa yang akan menuduh perempuan dan pendidikan perempuan hanya membawa kerugian, dan seambreg tuduhan lainnya yang menafikan kesempatan pendidikan dan ilmu bagi perempuan!!.

Bukankah ilmu yang bisa mengangkat kegelapannya ke padang cahaya dan iman?? Bukankah ilmu yang menjadikannya seorang ulama, cerdas, mampu mendidik anak-anaknya dengan pendidikan yang benar?? Bukankah pendidikan yang menjadikannya seorang pemerhati, ilmuwan, dan da’iyah?? Bukankah ilmu yang menjadikannya cakap dan cerdas, mampu menghadapi segala hambatan dan problem kehidupan?? Dan pada saat yang sama, ia menjadi seorang isteri, mampu menunaikan kewajiban kepada suami, anak-anak, dan rumahnya….

Maka, hendaklah bertaqwalah kepada Allah orang yang hanya menjadikan perempuan sebagai pelepas syahwat dan kemauan mereka!! Akan datang suatu hari dengan izin Allah, dimana perempuan akan cerdas dan berilmu serta dihormati dalam masyarakat karena kedua hal ini. (Abm)

(Suplemen penerjemah):
Hendaklah orang-orang yang mengusung misi feminisme dan kesetaraan gender tidak menjadikan makalah di atas sebagai hujjah untuk melanggengkan misi sesatnya itu. Sebab Makalah di atas adalah tentang kesetaraan perempuan dengan laki-laki dalam hal pendidikan dan ilmu, serta di sampaikan dalam kuliah pendidikan. Dan kesetaraan perempuan dengan laki-laki dalam hal kesempatan mendapatkan ilmu dan pendidikan adalah hal yang sudah ditetapkan oleh syari’at Islam.

Oleh: Mina Muhammad Al-Dausariy
Disampaikan dalam Kuliah Jurusan Pendidikan Di Kharaj
Sumber: Majalah A-Da’wah (Riyadh-KSA) No. 1911/28 Rajab 1424H/25/09/2003M