Tanya:

Assalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Wabarakaatuh

Ada sebagian orang, bahkan Imam Masjid yang meyakini bahwa meluruskan shaf-shaf itu dengan cara (menempelkan) ujung jari-jemari kaki. Apakah keyakinan seperti ini mencocoki sunnah Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam?

Atas perhatian dan kesediaan Ustadz menjawab pertanyaan ini, kami sampaikan terima kasih.

Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakaatuh

Dari: Abdullah

Jawab:

Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakaatuh

Dengan nama Allah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam kepada
Rasulullah. Amma ba’du.

Memang demikianlah yang sering kita dapati dan saksikan, bahkan lebih dari itu kebanyakan Imam masjid justru tidak memperdulikan dan memperhatikan shaf-shaf makmum yang shalat dibelakangnya.

Adapun berkaitan dengan cara meluruskan shaf-shaf makmum sebagaimana yang saudara tanyakan, maka yang sesuai dengan sunnah Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bahwa shaf-shaf dinyatakan lurus jika tumit-tumit dan pundak-pundak para makmum menempel (perdampingan) satu dengan yang lainnya.

Hal ini berdasarkan riwayat yang bersumber dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘ahnu, ia menuturkan, Shalat telah diqamati, lalu Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam menghadapkan wajah beliau kepada kami, seraya bersabda, “Luruskan shaf-shaf kalian dan rapatkanlah, karena aku dapat melihat kamu sekalian dari arah punggungku”. Anas Radhaiallahu ‘anhu berkata, “Seorang di antara kami biasa menempelkan pundaknya ke pundak temannya, dan telapak kaki (tumit)nya dengan telapak kaki temannya.”

Riwayat yang lain bersumber dari an-Nu’man bin Basyir Radhiallau ‘anhu, ia berkata, (Pada saat hendak shalat), Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam menghadapkan wajah beliau kepada para jama’ah, kemudia berkata, “Luruskanlah shaf-shaf kalian -hal ini beliau ucapkan hingga tiga kali-. Demi Allah, kalian mau meluruskan shaf-shaf kalian, ataukah Allah akan mencerai beraikan di antara hati kalian.” an-Nu’man Radhiallahu ‘anhu berkata, “Maka saya melihat ada seseorang yang menempelkan pundaknya dengan pundak temannya, lututnya dengan lutut temannya, dan tumitnya dengan tumit temannya.”

Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah pernah ditanya tentang permasalahan ini, “Apakah lurusnya telapak dengan ujung jari-jemari kaki saja ataukah sejajarnya dua tumit?”

Beliau menjawab, “Cara meluruskan shaf yang benar adalah menyejajarkan kedua tumit satu sama lain, bukan menyejajarkan ujung jari-jemarinya. Hal ini disebabkan karena badan bertumpu pada tumit, sedangkan jari-jemari itu (panjangnya) berbeda-beda sesuai dengan (panjang pendeknya) telapak kaki; ada telapak kaki yang panjang dan ada pula yang kecil. Karena itu, tidak mungkin bisa mematok lurus secara tepat kecuali dengan kedua tumit. Adapun menempelkan tumit satu dengan yang lain, maka sudah jelas dasarnya dari para Sahabat, (yaitu) bahwasanya mereka biasa meluruskan shaf-shaf dengan menempelkan kedua tumit satu sama lain. Artinya, setiap orang di antara mereka menempelkan tumitnya dengan tumit orang yang berada di sampingnya. Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat mewujudkan perintah meluruskan shaf.

Oleh karena itu, apabila shaf-shaf telah penuh, dan para jama’ah telah berdiri, maka seyogyanya setiap orang menempelkan tumitnya dengan tumit temannya, hanya agar dapat mewujudkan perintah meluruskan shaf saja. Hal ini tidak berarti ia harus menempel seperti ini terus-menerus, sehingga ia selalu menempel dengan temannya dalam semua shalat.” (Durus wa Fatawa fil Haram al-Maki, Ibnu ‘Utsaimin, hal. 75)
[Lihat, Irsyadat an Ba’dil Mukhalafat fi ath-Thaharah, ash-Shalah, al-Masajid, oleh. Syaikh Abdul Aziz bin Muhammad as-Sadhan, Edisi Indonesia “Ensiklopedi Kesalahan Ibadah”, Pent. al-Qawam Solo, hal. 331-332)

Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfa’at dan menjadi peringatan yang baik untuk kita semua, lebih-lebih bagi seorang Imam Rawatib.

Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakaatuh