al-Madaini pernah berkata,

“Pernah ada seorang lelaki dari kalangan orang terhormat mendatangi kota Baghdad.

Setelah beberapa waktu tinggal di sana, ia pun berkeinginan untuk menulis sepucuk surat kepada ayahnya mengabarkan tentang keadaannya di sana.

Setelah menulis surat tersebut, ia pun mencari kurir yang dapat mengantarkan suratnya itu kepada sang ayah. Akan tetapi, meskipun sudah mencari beberapa waktu lamanya, ia belum juga menemukan seorangpun yang mengetahui alamat tempat tinggal ayahnya.

Akhirnya ia sendiri pergi ke rumah ayahnya dan berkata kepadanya, “Wahai Ayah! Saya tidak suka apabila kabar tentang saya datang terlambat kepada Ayah. Sebenarnya saya sudah menulis surat untuk Ayah, tapi saya tidak menemukan seorangpun yang mengetahui alamat tempat tinggal Ayah. Maka akhirnya saya sendiri yang mendatangi Ayah untuk menyampaikan surat ini.”

Kemudian ia pun memberikan suratnya tersebut kepada ayahnya.”

(Akhbarul Hamqaa wal Mughaffalin, karya Ibnul Jauzi)