Tuba adalah racun ikan. Dalam khazanah sastra Arab terdapat peribahasa yang berarti sama, kebaikan berbalas dengan keburukan.

كَمُجِيْر أُمِّ عَامِر

Seperti orang yang melindungi Ummu Amir
Ummu Amir adalah panggilan untuk heyna. Heyna adalah hewan perusak, lebih ganas daripada serigala. Kalau serigala cukup memangsa seekor domba yang tercecer dari kawannya, berbeda dengan heyna, ia tidak akan pergi sebelum memangsa mayoritas domba walaupun tidak seluruhnya dimakan. Oleh karena itu orang Arab memiliki ungkapan, أَفْسَدُ مِنَ الضَّبُعْ lebih merusak daripada heyna.

Sekawanan pemburu mengejar seekor heyna incaran mereka, heyna tersebut lari bersembunyi ke dalam sebuah tenda milik seorang Arab badui. Para pemburu mengepung tenda menunggu buruan mereka keluar, ternyata yang keluar bukan buruan mereka, yang keluar justru pemilik tenda. Dia bertanya kepada orang-orang yang mengepung tendanya, “Apa yang kalian cari?” Mereka menjawab, “Buruan kami yang ada di dalam tenda.” Pemilik tenda berkata, “Bukan, ia milikku, masuk ke tendaku, ia dalam perlindunganku, pergilah kalian.”

Mereka pergi meninggalkannya. Seterusnya pemilik tenda memperlakukan heyna layaknya seorang tamu, dia memberinya makan dan memberinya minum susu, tetapi apa yang ia dapatkan? Ketika dia tidur heyna itu memangsanya, membunuhnya dan membelah perutnya sampai ususnya terburai. Kebaikan pemilik tenda dibalas heyna dengan balasan yang benar-benar buruk. Orang-orang pun berkata kepada orang yang berbuat baik dan mendapatkan balasan buruk, “Seperti orang yang melindungi Ummu Amir”.
Seorang penyair berkata,

وَمَنْ يَصْنَعِ المَعْرُوْفَ فِيْ غَيْرِ أَهْلِهِ
يَلْقَى الَّذِى لَقِيَ مُجِيْر أُمِّ عَامِر

Barangsiapa meletakkan kebaikan bukan pada tempatnya
niscaya dia mendapatkan apa yang didapatkan oleh pelindung Ummu Amir

Imran bin Hushain berkata, ada seorang wanita Anshar yang ditawan oleh musuh, al-Adhba` unta Rasulullah shallallohu ‘alaiahi wasallam juga jatuh ke tangan musuh, wanita tersebut diikat, para musuh mengistirahatkan unta-unta mereka di halaman rumah mereka, suatu malam wanita tersebut berhasil melepaskan diri dari belenggunya, dia mendatangi unta-unta, dia mendekati unta-unta tersebut satu persatu, setiap kali dia mendekati seekor unta maka ia pasti melenguh maka dia meninggalkannya, sehingga dia sampai di depan al-Adhba`, unta ini diam. Unta ini memang unta yang lulut, maka wanita tersebut duduk di punggungnya, kemudian menghardiknya, maka ia pun berlari, manakala para musuh mengetahuinya kabur, mereka mengejarnya namun mereka tidak berhasil menyusulnya.

Wanita ini bernadzar jika Allah Ta’ala menyelamatkannya niscaya dia akan menyembelih unta tersebut, manakala wanita tersebut tiba di Madinah, orang-orang berkata, “Al-Adhba` unta Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam.” Wanita tersebut berkata, “Aku telah bernadzar jika Allah menyelamatkanku maka aku akan menyembelihnya.”

Maka orang-orang mendatangi Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam dan menceritakan kisah wanita tersebut, maka Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Subhanallah, balasan terburuk dia berikan kepada unta tersebut, dia bernadzar untuk Allah jika Allah menyelamatkannya niscaya dia akan menyembelihnya. Tidak ada pelaksanaan terhadap nadzar dalam kemaksiatan dan tidak pula dalam perkara yang tidak dimilik Bani Adam.”

Aku mengajarinya memanah setiap hari, manakala
Kedua lengannya kuat, dia pun menjadikanku sasaran.

Betapa sering aku mengajarinya wazan-wazan syair
Begitu dia mengucapkan satu bait, dia menghinaku.

Orang-orang dari kabilah Urainah dan Ukal datang ke Madinah di bulan Syawal tahun 6 H, mereka menyatakan masuk Islam, mereka tinggal di Madinah namun mereka sakit karena tidak cocok dengan udaranya, maka Nabi meminta mereka untuk mendatangi pengembalaan unta zakat, Nabi memerintahkan mereka untuk minum susu dan kencingnya, namun saat mereka sembuh, mereka membunuh pengembala Nabi, merampas unta-unta, mereka kafir sesudah Islam, maka Nabi mengirimkan Kurz bin Jabir al-Fihri membawa 20 orang sahabat untuk mengejar mereka.

Nabi berdoa atas Uraniyin, “Ya Allah, butakanlah jalan atas mereka dan jadikanlah ia lebih sempit daripada kulit lembu.” Maka Allah membutakan jalan bagi mereka, sehingga mereka ditangkap, maka tangan dan kaki mereka dipotong, mata mereka dicongkel sebagai balasan atas apa yang mereka lakukan, kemudian mereka dibiarkan di pinggiran kota sampai mati. Balasan dari membalas susu dengan tuba. Wallahu a’lam.
(Izzudin Karimi)