Agen inteligen Swedia memberhentikan seorang kapten pilot yang baru masuk Islam dari pekerjaannya dengan alasan akan jadi target rekrutmen jaringan al-Qaeda bila tidak cepat-cepat diberhentikan mengingat tugasnya yang demikian sensitif dan belum tercatatnya ia dalam kasus tindak kriminal.

Marsyad, sang pilot tersebut mengatakan, “Aparat inteligen Swedia yang dikenal dengan nama Most berusaha merekrut dirinya juga untuk tujuan yang berlawanan. Ia diminta untuk memata-matai komunitas Muslim yang berada di Swedia karena dianggap lebih mudah memperalat dirinya untuk tugas-tugas berat dan rumit terkait dengan organisasi-organisasi Islam di negeri itu.”

Ia menambahkan, aqidah dan kepuasan dirinya menolak untuk menjadi agen kedua pihak tersebut. Tentu saja hal ini harus dibayar mahal dengan kehilangan job sebagai pilot yang selama bertahun-tahun ia usahakan. Marsyad adalah warga negara Swedia, ayahnya berasal dari negara Afrika sedangkan ibunya orang Swedia asli. Akan tetapi ia tumbuh besar dalam didikan kristen sekali pun tidak terkesan religius sekali. Ia malah hidup dalam kesenangan dan foya-foya dengan gemerlap dunia hitam dan wanita. Demikian seperti diungkapkannya kepada surat kabar “al-Hayat” yang terbit di London.

Dalam laporan yang dimuat surat kabar tersebut diceritakan mengenai kehidupan Marsyad setelah memeluk Islam. Ia rajin pergi ke Mushalla yang sederhana di salah satu pinggiran ibukota Swedia, Stockholm di mana terkonsentrasi di sana mayoritas kaum imigran. Dalam gambar yang ditampilkan ia tampak tersenyum kepada beberapa saudaranya seiman yang jumlahnya sekitar 20 orang. Di antara mereka ada beberapa orang Swedia asli yang memeluk Islam beberapa tahun lalu. Juga, ada warga asing yang bermukim di Swedia sejak bertahun-tahun. (istod/AS)