Tanya:

Ustadz, ana ada ganjalan mengenai masjid di lingkungan tempat tinggal ana. Di tempat tinggal ana telah dibangun sebuah masjid yang cukup besar, dan sudah digunakan setahun ini, walau baru sekitar 50% (lantai atas belum selesai). Namun sebelum pembagunan masjid tersebut dilaksanakan penduduk kampung mensyaratkan untuk membuat sesajen karena di lokasi tersebut (persisinya di belakang masjid) terdapat batu besar (mereka menyebutnya Batu Gajah) yang dikeramatkan sejak puluhan tahun lalu.

Menurut kepercayaan syirik yang menyimpang itu, batu tersebut “dihuni” makhluk halus, yang jika tidak memberikan sesajen maka pembangunan masjid tersebut terganggu. Pertanyaan ana, bagaimana status shalat kita di masjid yang pembanguanannya didahului dengan acara ritual tersebut, samakah dengan masjid yang dibangun di atas kuburan ?Atas jawabannya ana ucapakan syukron katsiron.

Hormat saya
M. Fityanul Hakim – Depok

Jawab:

Ykh.sdr/Fityanul Hakim

Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarokaatuh

(Jawaban yang sama juga disampaikan kepada anda: Nanan Ginanjar, mudah-mudahan orang nya sama)Sepanjang yang kami ketahui, bahwa larangan shalat di masjid itu hanya terkait dengan adanya kuburan di situ. Artinya, masjid itu dibangun di atas kuburan, atau menghadap kuburan…dst.

Sedangkan masalah yang anda hadapi; bahwa sebelum membangun masjid, diadakan ritual ‘syirik’ seperti itu, maka itu pada dasarnya tergantung dan terkait erat dengan ‘aqidah’ para pengurus/calon pengurus masjid itu. Sangat disayangkan, masjid yang seharusnya merupakan ibadah tempat mengikhlashkan niat dan ibadah karena Allah, justeru dimulai pembangunannya dengan hal-hal berbau syirik seperti itu.

Ini semua yang harus diperbaiki adalah aqidah para calon pengurusnya itu. Bila mereka berakidah yang murni, tentu tidak melakukan hal seperti itu.Kewajiban anda; menasehati mereka dengan cara yang baik; bahwa kenapa memulai masjid yang seharusnya menjadi tempat mengikhlashkan ibadah dan memurnikannya dair kesyirikan, harus dimulai dengan acara ‘syirik‘ seperti itu? Barangkali anda perlu pendekatan dengan para pengurusnya, termasuk ketua rt, rw, lurah, dst…Anda perlu membawa ustadz yang akidahnya baik untuk berdialog secara baik dengan mereka itu…..Yang jelas, kalau pun jadi nanti, maka shalat di situ, sepanjang yang kami ketahui, tidak ada larangannya….mudah-mudahan nanti, masjid itu diisi dengan pengajian memurnikan tauhid, sehingga batu yang di’kramat’ kan itu dapat dilenyapkan…Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab pertama kali berdakwah dulu, setelah merangkul penguasa, pertama yang dilakukannya adalah menebang sebuah pohon yang di’kramat’kan oleh masyarakat arab tempat dia tinggal…alhamdulillah, setelah itu dan dengan pembinaan tauhid, kepercayaan itu pun luntur…Dengan cara yang baik, insya Allah dakwah akan lancar…Semoga Allah membantu anda dan teman-teman dalam menuntaskan masalah tersebut.Wallahu a’lam.