Ketahuilah bahwa doa ba’da tasyahud akhir adalah disyariatkan tanpa ada perbedaan pendapat.

Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim dari Abdullah bin Mas’ud radiyallahu ‘Anhu bahwa Nabi mengajarkan tasyahud kepada mereka kemudian di akhirnya Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Kemudian dia memilih doa.” Dalam riwayat al-Bukhari, “Memilih doa yang disukainya dan berdoa dengannya.” Dalam riwayat-riwayat Muslim, “Kemudian hendaknya dia memilih doa (permohonan) yang dia sukai.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Adzan, Bab Ma Yatakhaiyar Min ad-Du’a` Ba’da at-Tasyahhud, 2/320, no. 835; dan Muslim, Kitab ash-Shalah, Bab at-Tasyahhud Fi ash-Shalah, 1/301, no. 402).

Ketahuilah bahwa doa ini disunnahkan dan tidak wajib, (Ini tidak diterima semuanya karena sebagian ulama berpendapat diwajibkannya berta’awudz dari empat perkara yang akan hadir di hadits Abu Hurairah no. 190 karena Nabi melakukannya, memerintahkannya dan mendorong kepadanya, beliau mengajarkannya kepada sahabat-sahabatnya seperti beliau mengajarkan surat al-Qur`an kepada mereka. Zahir hadits menguatkan pendapat ini. Benar apa yang lebih dari itu dianjurkan, tidak wajib) dan disunnahkan memanjangkannya kecuali apabila dia sebagai imam. Dia boleh berdoa dengan apa pun yang dia sukainya dari perkara dunia dan akhirat. Dia boleh berdoa dengan doa-doa yang ma’tsur, boleh pula berdoa dengan doa yang dibuatnya sendiri, tetapi yang ma’tsur adalah lebih utama, kemudian di antara yang ma’tsur ada yang hadir khusus setelah tasyahud ini dan ada pula yang hadir di selainnya, dan yang afdhal adalah yang pertama.

Di tempat ini terdapat doa-doa yang banyak lagi shahih.

Di antaranya adalah apa yang kami riwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

إِذَا فَرَغَ أَحَدُكُمْ مِنَ التَّشَهُّدِ ِاْلأَخِيْرِ؛ فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللهِ مِنْ أَرْبَعٍ: مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ.

”Apabila salah seorang dari kalian selesai dari tasyahud akhir, maka hendaknya dia berlindung kepada Allah dari empat perkara: dari azab Jahanam, dari azab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian dan dari keburukan fitnah al-Masih Dajjal’.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Jana`iz, Bab at-Ta’awwudz Min Adzab al-Qabr, 3/241, no. 1377; dan Muslim, Kitab al-Masajid, Bab Ma Yusta’adzu Minhu Fi ash-Shalah, 1/412, no. 588) Diriwayatkan oleh Muslim dari banyak jalan. Dalam riwayat lain darinya,

اَللّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ.

“Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksa Neraka Jahanam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian dan dari keburukan fitnah Dajjal al-Masih.”

Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim (Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Adzan, Bab ad-Du’a` Qabla as-Salam, 2/317, 832; dan Muslim, Kitab al-Masajid, Bab Ma yusta’adzu Minhu Fi ash-Shalah, 1/411, no. 587 dan 589) dari Aisyah radiyallahu ‘Anha bahwa Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam berdoa di dalam shalat,

اللّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، اللّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ.

“Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari azab kubur, aku berlindung kepadaMu dari fitnah al-Masih Dajjal, aku berlindung kepadaMu dari fitnah kehidupan dan kematian. Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari dosa dan hutang.”

Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim (Ibid, 1/412 no. 588 ia adalah penggalan dari hadits yang panjang) dari Ali radiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Apabila Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam berdiri shalat, maka ucapan terakhir yang beliau ucapkan di antara tasyahud dan salam adalah,

اَللّهُمَّ اغْفِرٍلِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَسْرَفْتُ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي أَنْتَ الْمُقِّدِمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لاَ إِلـهَ إِلاَّ أَنْتَ.

“Ya Allah ampunilah dosa yang telah aku lakukan dan yang aku akhirkan, apa yang aku rahasiakan dan apa yang aku tampakkan, apa yang aku lakukan secara berlebih-lebihan dan apa yang Engkau lebih mengetahuinya daripada aku. Engkau yang mendahulukan dan mengakhirkan, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau’.” Bersambung…..!!!

Sumber : Ensiklopedia Dziikir Dan Do’a, Imam Nawawi, Pustaka Sahifa Jakarta. Disadur oleh Wandy Hazar S.Pd.I.