Khutbah Pertama :

إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

Amma ba’du :

Ibadallah ! bertakwalah kepada Allah dan bersyukurlah kepada-Nya yang telah menunjukkan anda kepada agama Islam.

Ikhwatal iman ! Tidak ada anugerah yang lebih besar selain anugerah Islam. Dan tidak ada karunia yang lebih berharga selain diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

لَقَدْ مَنَّ اللهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُوا عَلَيْهِمْ ءَايَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَّفِي ضَلاَلٍ مُّبِينٍ

“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS.Al-Imran :164)

Itulah karunia yang paling agung dan anugerah yang paling besar. Karena sebelumnya sebagaimana digambarkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Allah menggambarkannya dengan bahasa yang disertai penekanan dan mutlak (tidak terbatas) untuk menegaskan kesesatan mereka yang benar-benar nyata. Mereka telah mencapai puncak kesesatan dalam hal keyakinan dan pemahaman, orientasi dan keinginan, target dan tujuan. Juga kesesatan dalam hal tradisi dan kebiasaan, perilaku dan akhlak, hal ihwal dan keadaan, kesesatan dalam segala persepsi, seluruh aspek, dan semua bidang. Sungguh kesesatan yang buta dan kebodohan yang parah.

Ja’far bin Abi Thalib Radiyallahu ‘Anhu pernah memaparkan kondisi mereka sebelum Islam di hadapan raja Habasyah,Najasyi. Dalam paparannya ia mengatakan: ‘Tuan Raja! Dahulu kala kami adalah orang-orang bodoh. Kami menyembah berhala, memakan bangkai, melakukan perbuatan keji, memutus tali persaudaraan, dan bersikap buruk kepada tetangga. Yang kuat memakan yang lemah. Begitulah kondisi kami dahulu sampai Allah mengutus kepada kami seorang Rasul yang kami kenal nasab-Nya, kejujurannya, amanahnya dan kehormatannya. Lalu dia mengajak kami kepada Allah untuk mentauhidkan-Nya dan menyembah-Nya. Dan dia mengajak kami untuk meninggalkan batu dan berhala yang dahulu kami sembah dan disembah oleh leluhur kami.

Memang benar. Umat ini telah tenggelam di dalam penyembahan berhala dalam bentuk yang paling buruk dan berlumuran noda jahiliyah dalam arti yang paling luas. Berhala, patung, khayalan, ilusi, mitos, perdukunan, ramalan, pengundian nasib, pesimisme, takut pada bulan dan hari, sihir, mantra, dan beragam kesesatan dan halusinasi lainnya. Di samping peperangan yang terjadi karena sebab yang sangat sepele, kezaliman, kesesatan, dan kesewenang-wenangan.

Kemudian datanglah agama Islam. Dengan agama inilah Allah menyelamatkan umat ini dari lembah yang rendah menuju puncak tertinggi. Melepaskannya dari tradisi menyembah sesama hamba menuju ibadah kepada Tuhan. Dari dunia yang sempit menuju dunia yang luas, dan dari kelaziman agama-agama menuju keadilan Islam. Juga mengubah mereka dari pengembala unta dan kambing menjadi pemimpin bangsa dan pemuka umat. Mereka membawa kemudi umat ini menuju pulau keamanan dan pantai keselamatan. Menuju naungan agama yang sempurna dan lengkap. Agama yang menghubungkan antara makhluk dengan Sang Pencita Yang Berkuasa atas manfaat, mudharat, kehidupan, kematian, penciptaan, kebangkitan, pembagian rizki, dan penyembuhan. Dialah yang mengetahui apa yang gaib dan apa yang nyata. Dialah yang mengatur alam semesta seorang diri. Apa yang dia kehendaki pasti terjadi. Dan apa yang tidak Dia kehendaki pasti tidak akan terjadi.

Ummatal akidah ! Islam telah mendidik para penganutnya dengan tauhid yang bersih, akidah yang benar, keyakinan yang kuat, dan berserah diri kepada Allah semata. Islam juga menjauhkan mereka dari ilusi, perasangka, dan khayalan yang mempermainkan akal sehat mereka, mengotori pikiran mereka, dan membuat mereka menggambarkan sesuatu berbeda dengan kenyataan yang ada. Islam melarang mereka melakukan hal-hal yang bisa menodai kebersihan tauhid dan kebenaran akidah. Seperti bersikap pesimis dan takut pada bulan-bulan dan hari-hari tertentu, pada binatang atau burung terentu, orang-orang cacat, atau lainya. Islam juga memerangi para penganut dajjal, dukun, tukang sihir dan peramal bintang. Islam melarang penganutnya mempercayai para dukun dan peramal yang mengaku mengetahui hal-hal yang gaib, serta para pembual lainnya. Karena orang-orang semacam itu bisa membahayakan agama, keyakinan, akhlak dan perilaku, di samping meresahkan masyarakat. Selain itu mereka juga bisa mempermainkan akal sehat manusia dan menghamburkan harta bendanya. Islam membatalkan seluruh jalur dan keyakinan jahiliyah yang keliru, dan mempersilahkan manusia menganut agama yang suci, jernih, baik dan bersih.

Ummatal Islam ! Tawakkal kepada Allah, menyerahkan urusan kepadaNya bukan kepada yang lain, meyakini bahwa Allahlah pemilik manfaat dan mudharat bukan yang lain, dan menjauhi rasa pesimis karena melihat sesuatu adalah hal-hal yang harus diyakini oleh setiap muslim sebagai agama untuk Allah semata tidak menyekutukanNya dengan makhluk apapun.

قُل لآَّأَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلاَ ضَرًّا إِلاَّ مَاشَآءَ الله

Katakanlah:”Aku tidak berkuasa menarik kemanfa’atan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. (QS. Al-A’raf :188)

قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلاَّ مَاكَتَبَ اللهُ لَنَا هُوَ مَوْلاَنَا وَعَلَى اللهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

Katakanlah:”Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal”. (QS. At-Taubah :51)

قُلْ أَفَرَءَيْتُم مَّاتَدْعُونَ مِن دُونِ اللهِ إِنْ أَرَادَنِيَ اللهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِي بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ قُلْ حَسْبِيَ اللهُ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَ

Katakanlah:”Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmatNya.Katakanlah:”Cukuplah Allah bagiku”.Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri.” (QS. Az-Zumar :38)

وَإِن يَمْسَسْكَ اللهُ بِضُرٍّ فَلاَ كَاشِفَ لَهُ إِلاَّ هُوَ وَإِن يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلاَرَادَّ لِفَضْلِهِ يُصِيبُ بِهِ مَن يَشآءُ مِنْ عِبَادِهِ

Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya (QS.Yunus :107)

قُل لاَّيَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللهُ

Katakanlah:”Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah. (QS. An-Naml :65)

Dalam wasiat besar yang diberikan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kepada Abdullah bin Abbas Radiyallahu ‘Anhu terdapat sabdanya:

“Ketahuilah bahwa seandainya umat itu bersatu padu untuk memberimu sesuatu manfaat (keuntungan), maka mereka tidak akan bisa memberimu manfaat kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah untuk kamu. Dan seandainya mereka bersatu padu untuk memberimu mudharat (kerugian), maka mereka tidak akan bisa memberimu mudharat selain apa yang telah dtetapkan oleh Allah untuk kamu.’’(HR. Ahmad,1/293, At-Tirmizi.2516, dan Al-Hakim,3/541,542 )

Ayyuhal ikhwah Fillah! Apakah sesudah ini masih ada pegangan bagi orang-orang bodoh itu, dan masihkah ada tempat bergantung bagi orang-orang yang sempoyongan itu dalam memahami akidah?! Agama macam apa bahkan akal (logika) macam apa yang dimiliki oleh orang yang menentang Allah di dalam ilmu-Nya, kekuasaan-Nya, dan tindakan-Nya ?! Allah terlalu jauh dari apa yang mereka pahami.

Bahkan iman macam apa, pemahaman yang bagaiamana, dan logika seperti apa yang ada pada diri orang-orang yang pergi ke tempat para peramal itu dan mempercayai bulan orang-orang yang menyesatkan ?! Dahulu orang-orang jahiliyah berhenti berperang pada bulan-bulan haram. Lalu ketika bulan Shafar tiba, banyak terjadi peperangan dan pelanggaran hokum. Sehingga mereka merasa pesimis terhadap bulan ini dan menganggapnya sebagai bulan duka cita dan kesedihan. Kendati hal itu tidak asing bagi kalangan penyembah berhala. Namun yang sangat mengherankan, hal ini terus berlanjut pada orang-orang yang mengaku beriman di zaman setelah Islam membatalkan itu semua.

Ya ummatal akidah ! Ini benar-benar aneh! Ya ahlasy-syari’ah! Ini benar-benar mengherankan! Wahai orang-orang yang berakal sehat, sungguh aneh bila sebagian orang Islam dipermainkan oleh mitos dan ilusi! Apa yang bisa dilakukan oleh bulan dan hari terhadap hari Rabu dan bulan Shafar?! Apa dosa binatang-binatang dan burung-burung seperti burung gagak dan burung hantu ? Apa yang bisa dilakukan oleh bintang Venus dan Saturnus ? Itu semua hanyalah ilusi orang-orang bodoh, mitos orang-orang kuno, dan permainan setan.!

Ayyuhal muslimun! Bangunlah dari kelalaian terhadap masalah yang sangat penting ini. Perkuatlah keyakinan anda kepada Allah Subhanahu ata’ala. Bertawakkallah kepada-Nya. Waspadalah terhadap tathayyur dan tasya’um. Karena menjauhi hal itu adalah penyebab masuk surga. Sebagaimana disebutkan di dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tentang tujuh puluh ribu orang yang akan masuk Surga tanpa hisab dan tanpa azab. Yaitu sebagai berikut :

“Mereka adalah orang-orang yang tidak melakukan thiyarah, tidak diminta diruqyah, tidak berobat dengan besi panas, dan selalu bertawakal (berserah diri) kepada Tuhannya.” (HR. Al-Bukhari 5705, dan Muslim 220)

Di dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim juga disebutkan riwayat dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melalui Abu Hurairah, bahwa beliau bersabda:

“ Tidak ada penularan penyakit, tidak ada thiyarah, tidak ada hamam, dan tidak ada Shafar’’. (HR.Al-Bukhari, 5747, dan Muslim, 2220)

Ummatal Islam ! Bila kami mengingatkan hal-hal tersebut sesungguhnya bermula dari upaya mempertahankan kejernihan akidah dan memberikan nasihat karena Allah untuk hamba-hambaNya. Di samping karena hal-hal tersebut beredar luas dan laku keras di sebagian masyarakat. Dikhawatirkan orang-orang yang lemah iman akan terpedaya olehnya.

Meskipun kita hidup di zaman kemajuan ilmu pengetahuan dan perkembangan media pembelajaran dan informasi, tetapi hal-hal mistis semacam itu masih tetap eksis di tengah-tengah masyarakat. Hal itu tentu membuat tanggung jawab para pengemban syari’at dan penuntut ilmu semakin besar dalam mengentaskan manusia yang tenggelam di dalam lautan mitos yang batil menuju pulau keimanan dan keamanan, serta pantai kebaikan akidah dan keselamatan.

بارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إله إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،
قَالَ الله تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Amma ba’du :

Ibadallah! Alhamdulillah, anda telah memahami dengan jelas bahwa apa yang diyakini oleh sebagian orang awam terkait dengan bulan Shafar seperti rasa pesimis dan thiyarah adalah sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Islam. Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Hadits Anas Radiyallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah bersabda ;

’Tidak ada penularan penyakit, dan tidak ada thiyarah. Dan aku suka optimisme. ‘ Mereka bertanya : Apa itu optimisme ? Beliau menjawab: kata-kata yang baik’’. (HR. Al-Bukhari, 5776,dan Muslim,2224)

Abu Daud dan Al-Baihaqi meriwayatkan dari Urwah bin Amir, ia berkata : ‘Thiyarah pernah disebut di sisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, lalu beliau bersabda :

‘‘Yang paling baik adalah optimisme dan tidak membuat seorang muslim mengurungkan niat. Apabila salah seoarang di antara kamu melihat sesuatu yang tidak disukainya, hendaknya ia mengucapkan : ‘’Ya Allah, tidak ada yang bisa mendatangkan kebaikan selain Engkau, tidak ada yang bisa menolak kenurukan selain Engkau, dan tidak ada daya dan upaya melainkan dengan izinMu.’’ (HR.Abu Daud,3919,dan Al-Baihaqi,8/139. lihat : Al-Ishabah,4/404-405)

Ibnu Mas’ud Radiyallahu ‘Anhu menyatakan : “Thiyarah adalah syirik. Dan tidak seorang pun di antara kita yang hatinya benar-benar bersih dari itu. Akan tetapi Allah melenyapkannya dengan tawakal.’’ (Ath-Thayalisi, 354,Ahmad, 1/389,Abu Daud, 3910, At-Tirmizi,1614. lihat: Fathul Bari,10/213)

Abdullah bin Amr Radiyallahu ‘Anhu meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

“Barangsiapa yang mengurungkan niatnya untuk memenuhi suatu kebutuhan disebabkan thiyarah maka ia telah berbuat syirik.Mereka bertanya: “Ya Rasulullah, apa kaffarat hal itu ? “Beliau menjawab : “Salah seorang diantara kamu mengucapkan: ‘Ya Allah, Tidak ada kebaikan melainkan kebaikanMu, tidak ada burung selain burungMu, dan tidak ada tuhan kecuali Engkau.” (HR. Ibnu Wahb dalam Al-Jami’, 658,dan Ahmad, 2/220)

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS. Al-Ahzab :56)

اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

( Dikutip dari buku : Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan Setahun Edisi pertama, ElBA Al-Fitrah, Surabaya . Diposting oleh Yusuf Al-Lomboky )