Setidaknya seperti yang banyak diberitakan berbagai mass media, sekitar 841 orang warga Iraq (Syi’ah) tewas sedangkan 323 orang lainnya menderita luka-luka -kebanyakan mereka adalah kaum wanita dan anak-anak- dalam peristiwa desak-desakan yang menyebabkan ambruknya sebagian sisi jembatan ‘Para Imam’ dan tercampaknya banyak orang yang tewas tersebut ke sungai. Sementara menurut perkiraan kementerian kesehatan, jumlah korban tewas bisa meningkat hingga 1000 orang.

Beberapa sumber mengatakan, regu penyelamat masih mengevakuasi mayat-mayat dari sungai Dijilla dan korban terus bertambah.

Dalam pada itu, beberapa sumber menyiratkan, di antara para korban tewas tersebut terdapat 25 orang yang meninggal akibat menyantap makanan yang diduga mengandung racun.

Menyikap tragedi itu, presiden Iraq bentukan tentara penjajahan, Jalal el-Thalabani menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga para korban. Sementara dalam konferensi persnya, seperti yang disiarkan secara langsung oleh TV Iraq, menteri kesehatan, Abdul Muththalib Muhammad Ali mengajak warga Iraq agar waspada dan berhati-hati. Ia malah meminta dua menteri, yaitu menteri pertahanan dan menteri dalam negeri untuk bertanggung jawab atas tragedi tersebut dan segera meletakkan jabatan.

Seperti yang disebutkan menteri kesehatan, para korban tersebut terjatuh karena tiga kemungkinan kondisi yang saling terkait; ada di antara mereka disebabkan adanya ledakan. Ada lagi yang tewas karena kondisi desak-desakan, robohnya sebagian sisi jembatan yang menyebabkan mereka terjatuh ke sungai. Ini terjadi setelah tersebar isu akan adanya bahan peledak di jembatan itu sehingga membuat mereka ketakutan dan panik. Sementara kondisi lainnya, karena terjadi keracunan setelah beberapa orang di antara mereka menyantap makanan yang sudah terkontaminasi. Ini berpatokan pada peringatan yang dikeluarkan kementerian kesehatan agar tidak menyantap makanan atau minuman dari sumber yang tidak jelas. Menteri kesehatan itu juga menegaskan, seluruh divisi dan unit kementerian kesehatan telah disiagakan secara penuh untuk menghadapi kondisi darurat.

Beberapa sumber mass media dan keamanan menguatkan, tragedi tersebut disebabkan adanya isu yang berkembang bahwa seseorang yang akan melakukan aksi bunuh diri dengan memakai sabuk peledak berada di kerumunan massa. Hal inilah yang menyebabkan gelombang panik dan ketakutan serta berdesak-desakannya ribuan orang sehingga menyebabkan ratusan orang terjatuh ke sungai sementara yang lainnya terlindas oleh sisi lain dari jembatan yang tersisa.

Sebagai reaksi atas tragedi tersebut, Ammar el-Hakim, pemimpin Dewan Tinggi Revolusi Islam, Iraq (Syi’ah) menyerukan agar diadakan penyelidikan secara mendalam untuk mengetahui kronologis tragedi tersebut.

Dalam sikap yang sama, Adnan ad-Dulaimi, pimpinan Muktamar Ahli Sunnah, Iraq menyerutkan agar dibentuk tim medis dan pengadilan guna menyelidiki tragedi tersebut. Ia juga mengajak warga Iraq agar saling bekerja sama guna menghindari terjadinya fitnah yang tidak diinginkan.

Terkait dengan itu, sebuah situs Islam terkenal di timur tengah telah memberitakan pertama kali bahwa kementerian dalam negeri Iraq yang ditunjuk tentara pendudukan telah menangkap beberapa oknum polisi di kawasan al-Kazhimiyyah, lokasi terjadinya tragedi tersebut. Mereka ditangkap karena saat berada di dekat jembatan itu, seperti yang diinformasikan beberapa saksi mata, telah melakukan kesalahan yang tidak disengaja tetapi berakibat fatal, yaitu mengumumkan kepada para khalayak mengenai adanya beberapa orang bersenjata yang berencana meledakkan mobil yang sedang berjalan dan sabuk peledak.

Situs ini mengatakan bahwa hingga berita ini diturunkan, pihak pemerintah bentukan tentara penjajahan belum memberikan klarifikasi soal penangkapan tersebut. Situs ini juga menyatakan bahwa di saat ia melaporkan bahwa tragedi tersebut terjadi akibat kesalahan fatal aparat kepolisian, ternyata beberapa kantor berita dan stasiun televisi negara Arab seperti biasanya melaporkan informasi yang diskriminatif dan ekstrem dengan menyalahkan kaum Sunni sebagai penyebab tragedi tersebut. (istod-ismo/AH)