Khutbah Pertama

Amma Ba’du :

Wahai umat Islam sekalian, bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wata’ala dengan sungguh-sungguh.

Ibadallah ! Wahai orang-orang yang dimuliakan Allah dengan Islam! Bersyukurlah kepada Allah atas karunia terbesar ini. Karena agama anda adalah agama yang sempurna dan lengkap. Segala sesuatu yang baik bagi manusia dan memberinya keuntungan di dunia atau Akhirat telah di perintahkannya. Dan segala sesuatu yang buruk bagi manusia atau memberinya kerugian di dalam dunia, akal dan tubuhnya, telah diperingatkan dan dilarangnya. Memberikan keringanan kaidah-kaidah dan ajaran-ajaran yang dibawa oleh Syari’at Islam. Allah berfirman:

مَايُرِيدُ اللهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلَكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Ma’idah :6)

Hikmah-hikmah, kaidah-kaidah dan rahasia-rahasia ini hadir di penghujung ayat yang memerintahkan untuk berwudlu pada surat Al-Maidah. Ini untuk mengingatkan bahwa ketentuan hukum yang agung ini memiliki banyak pengaruh terhadap kehidupan seorang muslim.

Ikhwatal Iman ! Islam sangat memperhatikan masalah kesucian mental dan kesucian fisik. Dan Islam sangat peduli terhadap kebersihan lahir dan batin. Para ulama membagi bersuci menjadi empat tingkatan :

Tingkatan Pertama

Menyucikan tubuh bagian luar dari hadats, najis dan kotoran. Islam menjadikan tingkatan ini sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan seorang muslim sepanjang siang dan malam. Berwudlu secara syar’i adalah puncak tertinggi tingkatan ini. Ia mengandung pahala besar dan ganjaran melimpah yang berlipat-lipat, karena memiliki banyak pengaruh yang baik terhadap kebersihan dari seorang muslim. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjadikannya sebagai sebab penghapusan dosa dan pengangkatan derajat. Imam muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

‘‘ Maukah kamu aku tunjukkan sesuatu yang bisa menyebabkan Allah menghapus kesalahan dan menaikkan derajat ? ‘Mereka menjawab : ‘Ya, ya Rasulullah. Beliau bersabda: ‘Yaitu menyempurnakan wudlu di dalam kondisi yang tidak menyenangkan; memperbanyak langkah ke masjid; dan menunggu shalat setelah shalat. Itulah ribath.’’(Shahih Muslim, 251)

Utsman Radiyallahu ‘Anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

‘‘Barangsiapa yang melaksanakan wudlu dengan baik, maka kesalahan-kesalahannya akan keluar dari tubuhnya hingga keluar dari bawah kuku-kukunya.’’ (Shahih Muslim,245)

Allahu akbar ! Betapa luasnya karunia Allah, dan betapa banyaknya jalan kebaikan untuk hamba-hambaNya! Tetapi dimanakah orang-orang yang mau mengikuti Sunnah secara ikhlas ? Yaitu orang-orang yang mau melaksanakan amal perbuatan ini dalam rangka mengharapkan pahala yang ada di sisi Allah dan mengikuti Sunnah Nabinya. Sementara setan telah menggoda sebagian orang untuk menambahkan sesuatu ke dalam wudlu. Setan membuat mereka terjerumus ke dalam perangkap hayalan dan was-was. Setan juga menyeret sebagian orang untuk teledor di dalam bersuci. Seperti teledor dalam menjaga diri dari air seni dan kotoran, tidak membasuh anggota tubuh secara sempurna, atau melaksanakan tayammum padahal air tersedia atau bisa didapatkan.

Salah satu perhatian Islam terhadap wudlu ialah mengaitkannya dengan rukun Islam yang paling penting setelah syahadatain, yaitu shalat. Karena wudlu adalah syarat sahnya shalat dan merupakan pembukanya. Salah satu perhatian Islam terhadap kebersihan tubuh bagian luar (lahir) ialah kewajiban mandi ketika terjadi hal-hal yang mewajibkan mandi, seperti jinabat, haid dan nifas. Di samping itu Islam juga menganjurkan mandi pada kesempatan-kesempatan lain. Misalnya shalat Jum’at, shalat Ied, ihram dan menghadiri pertemuan-pertemuan umum.

Islam juga menganjurkan umatnya memakai parfum, bersiwak (menggosok gigi), berkhitan dan memakai perhiasan (pakaian yang bagus) ketika pergi ke masjid dan melaksanakan shalat. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :

يَابَنِي ءَادَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid. (QS.Al-A’raf :31)

Sebagian ulama mengatakan bahwa yang dimaksud adalah setiap menunaikan shalat. Islam juga menganjurkan lima hal yang merupakan tuntunan Fitrah manusia, sebagaimana ditegaskan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Ibu Aisyah Radiyallahu ‘Anha meriwayatkan bahwa Nabi bersabda :

‘‘ Sepuluh dari fitrah Yaitu: memangkas kumis, memanjangkan jenggot, bersiwak, menghirup air ke hidung, memotong kuku, mencuci ruas-ruas jari, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan dan bersuci dengan air (cebok). (HR.Ahmad, 6/137, Muslim,261, Abu Daud, 35 dan At-Tirmizi, 2757)

Salah satu perawinya mengatakan: ‘‘Aku lupa yang kesepuluh selain berkumur.’’

Ikhwatal Islam ! Selain memberikan perhatian yang besar terhadap bidang yang berhubungan langsung dengan kehidupan dan pergaulan manusia, melarang membuang air kecil di air yang tidak mengalir dan membuang air besar di tengah jalan, di tempat berteduh dan sumber air, agama islam yang hanif juga memerintahkan untuk membersihkan rumah, jalan, makanan, minuman, pakaian dan fasilitas umum. Dan Islam juga menjadikan tindakan menyingkirkan gangguan di tengah jalan sebagai salah satu cabang iman. Sementara Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyampaikan bahwa Allah Maha Indah dan mencintai keindahan. Dan Allah memerintahkan kepada NabiNya untuk bersuci. Allah berfirman:

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ

Dan pakaianmu bersihkanlah, (QS.Al-Muddatstsir :4)

Selain itu Allah Subhanahu Wata’ala juga memuji Sahabat-Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam firmanNya.

فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُوا وَاللهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ

Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih. (QS.At-Taubah :108)

Tingkatan Kedua

Menyucikan anggota tubuh dari salah dan dosa.

Tingkatan Ketiga

Menyucikan hati dari akhlak-akhlak tercela dan hal-hal keji yang terkutuk.

Tingkatan Keempat

Menyucikan hati dari apa saja selain Allah Subhanahu Wata’ala dalam rangka membersihkan akidah dan mengikhlaskan amal.

Ketiga tingkatan bersuci terakhir ini dapat di rangkum menjadi kesucian mental. Yaitu kesucian batin yang merupakan pondasi dan landasan. Maka tidak ada artinya kebaikan lahir yang disertai dengan kerusakan batin. Betapa banyak sesuatu yang terlihat indah tetapi menyimpan kisah yang keji. Na’udzu billahi min dzalik

Wahai umat yang menyukai kesucian dan kebersihan ! Sesungguhnya kebersihan yang sejati ialah kebersihan akidah dari segala sesuatu yang bisa menodainya, seperti syirik dan hal-hal lain yang terkait dengannya. Hal itu menuntut adanya keikhlasan kepada Allah, kemurnian dalam mengikuti Rasulullah Shallallahu Alihi Wasallam, dan pemberantasan segala macam hayalan dan kesesatan yang bertentangan dengan akidah yang benar. Di samping itu, menuntut adanya kebersihan pikiran dari ide-ide yang tercemar dan persepsi-persepsi rusak yang bertentangan dengan Islam.

Hal itu berarti kesucian hati dan kebersihannya dari dendam, permusuhan, dengki, angkara murka, kemunafikan, riya’, sok suci, dan sombong. Juga berarti kesucian lisan dari dusta, bohong, menggunjing, mengadu domba, dan mengada-ada. Bisa juga berarti kebersihan perangai dan prilaku dari segala sesuatu yang bisa merusak hubungan persaudaraan dan menjadi pemicu keretakan dan perpecahan.

Di samping itu juga meliputi kebersihan muamalat dari rekayasa-rekayasa terlarang dan penghasilan-penghasilan haram yang diperoleh melalui kedzaliman, kecurangan, praktik riba, suap-menyuap, pemalsuan dan sebagainya.

Lalu kebersihan anggota badan mencakup dalam seperti telinga, mata dan sebagainya- melihat dan mendengar sesuatu yang diharamkan.

Ikhwatal Islam ! Jadi, kita sudah tahu tentang kebersihan yang diajarkan oleh agama Islam dalam arti yang luas. Bukan kebersihan dalam arti yang sempit dan sebatas memperhatikan penampilan lahiriyah dengan mengorbankan isi dan esensi. Juga bukan kebersihan yang sebatas kata-kata yang diucapkan atau upacara yang diadakan selama beberapa hari saja. Melainkan kebersihan yang selalu melekat bersama penampilan diri seorang muslim, tanpa pernah lepas sama sekali. Maka sudah sepantasnya bila hal ini semakin menambah semangat kita memegang teguh agama dan memperdalam pemahaman kita tentang hikmah-hikmah dan hukum-hukumnya.

Agama yang dimiliki ajaran semacam itu selayaknya para pemeluknya senantiasa menjaga kebersihan dalam segala hal. Sehigga mereka menjadi umat yang paling kuat akidah dan imannya, paling selamat pemikiran dan wawasannya, paling baik hati dan amal perbuatannya, paling sehat fisik dan badannya, dan paling bagus penampilannya. Akhirnya, mereka dapat memadukan antara keshalihan lahir dan keshalihan batin, kebaikan apa yang ditampilkan dan kebaikan apa yang diberitakan. Ketika itulah mereka berhasil mendapatkan kekuatan materi dan kekuatan mental, di saat iman dan ilmu sama-sama kuat, perangai dan prilaku sama-sama baik, badan dan akal sama-sama sehat. Sehingga mereka memiliki kekuatan, kewibawaan, dan tekad yang dapat menggetarkan musuh-musuhnya, dengan izin Allah.

Islam telah mendahului semua sistem ciptaan manusia dalam hal kebersihan badan dan masyarakat, serta upaya menjaga kesehatan individu dan lingkungan. Ilmu kedokteran modern telah mengakui kebenaran ajaran yang digelar oleh Islam. Hal inilah yang membuat peradaban Islam tidak bisa disaingi oleh peradaban lain. Adalah penjungkir balikkan peradigma bila sebagian oknum umat Islam berpacu dalam kekotoran dan berlomba-lomba melakuakan perbuatan yang tidak bisa diterima oleh naluri yang sehat dan cita rasa yang normal. Karena bertentangan dengan fitrah normal yang diberikan oleh Allah dan berlawanan dengan ajaran agamaNya yang diridhai.

Ibadallah ! Bertakwalah kepada Allah, pegang teguhlah agama anda. Jangan terpedaya oleh musuh-musuh anda dan berusahalah untuk mewujudkan kebersihan mental dan kebersihan fisik di dalam diri berkenan memberi kita hati yang baik dan amal yang shalih. Sesungguhnya Dia Maha Pemurah lagi Maha Mulia.

بارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutabah Kedua

اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إله إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،
قَالَ الله تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.

Amma ba’du :

Ibadallah ! Bertakwalah kepada Allah, jagalah kebersihan lahir dan batin, dan jalinlah kebersamaan untuk mewujudkan hal itu di dalam diri dan masyarakat anda. Karena masyarakat yang bersih dalam simbol kebersihan individu-individunya. Dan syari’at kita yang hanif telah memutuskan untuk melenyapkan segala macam kotoran dan ancaman bahaya di mana pun adanya. Seharusnya upaya-upaya yang dapat disinergikan dan kegiatan-kegiatan yang ada dapat dipadukan dalam rangka menghidupkan dan mencerdaskan ruh kesucian dan kebersihan di tengah-tengah umat Islam. Hal ini adalah tanggung jawab bersama sesuai dengan proporsinya.

Tanggung jawab tersebut bukanlah untuk orang-orang atau pihak-pihak tertentu saja. Melainkan kewajiban bersama. Maka setiap muslim harus mengerahkan apa yang bisa dia lakukan untuk membuktikan kepeduliannya kepada masyarakatnya, sehingga mereka selalu sehat dan jauh dari marabahaya. Dan, kita tidak boleh melupakan peran ayah dan ibu dalam mendidik putra-putri mereka untuk melakukan hal tersebut. Kita juga tidak boleh melupakan tugas guru dalam menanamkan prilaku yang mulia ini di dalam diri anak didiknya. Begitu juga peran para penulis, pembimbing dan pelaku media. Jadi, semua pihak memiliki peran besar dalam menyebarluaskan kebersihan yang syar’i. Yaitu kebersihan hati, pikiran, perangai, prilaku, penampilan, masyarkat dan lingkungan.

Setiap muslim hendaknya bisa menjadi pengawas dalam rangka mewujudkan masyarakat yang bersih, dan menghalangi upaya orang-orang usil yang hendak merusak fasilitas umum dan kepentingan umat Islam. Dengan harapan agar dampak positif dari keutamaan ini dapat dirasakan oleh individu maupun masyarakat.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

( Dikutip dari buku : Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan Setahun Edisi pertama, ElBA Al-Fitrah, Surabaya .Diposting oleh Yusuf Al-Lomboky )