Abdullah bin an-Naufali pernah berkata, “Ada seorang lelaki berkata, “Sesungguhnya aku mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan kecintaan yang belum pernah dimiliki oleh seorang pun sebelumku.”

Salah seorang yang mendengar ucapan lelaki tersebut bertanya kepadanya, “Bagaimana bisa demikian? Seperti apa kecintaanmu terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?”

Lelaki itu menjawab, “Diantara bukti besarnya kecintaanku kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah saya sangat berharap apabila paman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang bernama Abu Thalib bisa hidup kembali dan masuk islam sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam akan menjadi gembira karenanya meskipun sebagai gantinya saya harus mati dalam keadaan kafir untuk menggantikannya di neraka.”

(Qashashul Arab, karya Ibrahim Syamsuddin)