Wakil kementerian urusan wakaf dan penyuluhan Yaman, Yahya an-Najjar mengumumkan bahwa pemerintah telah menutup secara final 4513 lembaga pendidikan agama yang selama ini tidak tunduk di bawah pengawasan pemerintah, di samping 600 pusat dan lembaga yang berafiliasi pada ‘Organisasi Pemuda Mukmin’ pimpinan Husain Badr ad-Din al-Hautsi yang di masa hidupnya pada tahun lalu memimpin pemberontakan terhadap pemerintah.

An-Najjar mengatakan, “Berdasarkan laporan panitia yang melakukan survey di lapangan untuk mendata beberapa lembaga pendidikan agama yang tidak tunduk di bawah pengawasan pemerintah, didapati bahwa mayoritas lembaga-lembaga tersebut illegal. Di samping juga bermasalah karena menanamkan kurikulum berbasis terorisme.” Demikian menurut klaimnya.

Di antara lembaga-lembaga pendidikan agama yang terancam ditutup tersebut, terdapat beberapa madrasah tahfizh al-Quur’an yang dikelola oleh Tajammu’ al-Ishlah al-Islamy, partai oposisi, juga ada beberapa pusat dan gudang penyimpanan yang dibangun al-Hautsi di ibukota, Shan’a dan di beberapa kabupaten lainnya.

Dalam konferensi persnya dengan surat kabar ‘al-Bayan’ yang terbit di Emirat, an-Najjar menegaskan, pemerintah tidak akan mengizinkan dibuka atau dikelolanya kembali apa pun jenis pendidikan agama sebab hal itu menjadi tanggung jawab dan kewajiban negara. Ia menegaskan lagi, kementeriannya telah membentangkan pengawasannya atas seluruh masjid di seluruh pelosok negeri. Kementeriannya lah satu-satunya pihak yang sah untuk mengawasi dan mengelolanya berdasarkan undang-undang dan peraturan negara yang berlaku.

Dalam pada itu, pemerintah Yaman mengatakan telah memeriksa sebanyak 10750 orang yang terdiri dari para pengungsi dan penyusup dari benua Afrika. Mereka itu tinggal secara ilegal di tanah Yaman selama beberapa waktu lalu dari tahun ini. (istod/AS)