Hampir semua mass media baik media Arab mau pun internasional yang meliput kejadian di Tal Afer, Iraq yang dibombardir pasukan pendudukan Amerika dan kaki tangannya, pasukan pemerintah Iraq ikut serta dalam kebohongan publik karena menginformasikan berita yang tidak benar. Hal ini terlihat dari informasi yang mereka publikasikan bahwa kota Tal Afer telah dikuasai sepenuhnya oleh pasukan Amerika dan antek-anteknya bahkan telah berhasil membunuh dan menangkap sejumlah besar anggota ‘Muqawamah Islamiah’ (Kelompok Perlawanan Islam).

Sesungguhnya pemberitaan itu tidak benar sama sekali, seorang wartawan situs Islam terkenal di timur tengah ‘Mufakkira Islam’ yang berhasil masuk ke kancah pertempuran di Tal Afer dan merekam dari dekat kejadian sebenarnya melaporkan, kota tersebut yang terletak sebelah utara ibukota Baghdad masih berada di tangan KPI..

KPI masih berada di dalam kota tersebut dan dengan kekuatan penuh, setiap waktu mereka berbaku tembak dengan pasukan pendudukan Amerika dan terlibat dalam pertempuran sengit di beberapa front. Mereka masih menguasai perkampungan Syurtha, Saraya, kawasan Suq dan perkampungan Muallimin. Ini sama dengan 55% dari total kawasan-kawasan yang berada di Tal Afer.

Mengenai waktu peliputan dan pemotretan gambar-gambar yang dilakukan wartawan tersebut untuk menunjukkan masih eksisnya KPI di sana, seperti ditegaskannya, ia mengambilnya saat berkeliling ke kota tersebut dari jam 6 pagi hari ini. Ia menyaksikan beberapa anggota KPI masih berada di kawasan tersebut dengan dilengkapi berbagai jenis senjata mutakhir. Mereka mengizinkannya untuk mengambil beberapa gambar setelah terlebih dahulu mereka mengenakan penutup muka. Tujuannya untuk menegaskan kepada pihak luar yang nampaknya sengaja menutup-nutupi berita tersebut bahwa KPI masih kuat dan mampu untuk memukul mundur pasukan pendudukan dan pemerintah dengan kekuatan penuh. Mengenai klaim pemerintah yang loyal terhadap tentara pendudukan seputar tertangkap dan terbunuhnya puluhan orang-orang bersenjata, wartawan situs tersebut menyebutkan, dirinya telah bertemu dengan komandan salah satu satuan tempur KPI yang dijuluki ‘Abu Hatim’. Komandan itu menegaskan, jumlah pejuang yang gugur di pihaknya tidak lebih dari 40 orang, kebanyakan mereka gugur akibat bom yang dijatuhkan pesawat tempur tentara pendudukan, bukan akibat baku tembak dan saling berhadap-hadapan antara kedua belah pihak. Ia juga menegaskan, kalau pun benar, maka klaim yang pas adalah mereka telah berhasil membunuh beberapa anggota KPI bukan menangkap sebab seluruh anggota KPI adalah orang-orang yang ingin mati syahid dan selalu siap untuk menghadapi kondisi apa pun.

Dan mengenai kerugian yang mereka derita, ia mengatakan, “Demi Allah Yang Tiada Tuhan Yang Haq disembah selain-Nya, dalam satu hari saja, kami berhasil membunuh sejumlah 35 orang tentara Amerika melalui para sniper kami, bayangkan dengan yang sempat kami tembakkan dengan roket dan rudal serta bom molotov yang telah kami tanam di setiap jalan di kota.

Menjawab pertanyaan wartawan situs Islam tersebut seputar lemahnya peliputan oleh media massa terhadap kejadian di Tal Afer dan kemenangan besar yang diraih pihak KPI, komandan itu mengatakan, “Kami tidak butuh mereka. Pihak kami juga sudah memotret kebanyakan pertempuran yang kami lakukan dan akan kami publikasikan dalam waktu dekat ini. Kami menantang mereka untuk masuk ke sini dan meliput sendiri sekali pun hanya dengan satu kamera saja. Akan kami izinkan mereka meliput mayat-mayat mereka, bangkai-bangkai pesawat dan peralatan tempur mereka yang hancur di kota ini agar ditayangkan ke publik dunia. Mereka mengatakan telah menangkap puluhan anggota kami dan membunuh puluhan orang pula. Kalau mereka memang benar, silahkan tunjukkan satu saja, tidak usah sepuluh orang, dari mereka yang dikatakan tewas atau ditangkap itu dan silahkan ditampilkan melalui satelit.”

Seputar bagaimana KPI sampai mampu bertahan menghadapi pasukan marinir di kota itu, ia mengatakan, “Sesungguhnya Allah telah menganugerahkan kepada kami hal-hal yang tidak pernah kami perkirakan sebelumnya dalam pertempuran ini. Karena itu, kami akan terus berjuang hingga Allah mengizinkan apa yang Dia kehendaki. Kami tidak akan mundur dan lari. Tidak akan, demi Allah.!” (ismo/AH)