Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Sesungguhnya sebaik-baik tabi’in adalah seorang laki-laki yang bernama Uwais, dia memiliki seorang ibu yang dia berbakti kepadanya. Sekiranya dia bersumpah atas Nama Allah, niscaya Allah akan mengabulkannya. Dia memiliki tanda putih di badannya. (Jika kalian bertemu dengannya) mintalah kepadanya agar memohonkan ampunan kepada Allah untuk kalian.” ( HR. Muslim, no. 2542)

Diriwayatkan dari Yahya bin Abi Katsir, dia berkata,
Tatkala Abu Musa al-Asy’ari dan Abu Amir datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk berbai’at dan masuk Islam, Rasulullah bertanya, ‘Apa yang dilakukan oleh seorang perempuan dari kalian yang dipanggil demikian dan demikian?’ Mereka menjawab, ‘Kami meninggalkannya (maksudnya menceraikannya) pada keluarganya.’ Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya dia telah diampuni dari dosa-dosanya.’ Mereka bertanya, ‘Disebabkan apa wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Disebabkan baktinya terhadap ibunya.’ Beliau melanjutkan, ‘Dia pernah memiliki seorang ibu yang lemah lagi tua renta. Suatu saat datang pembawa peringatan yang mengatakan bahwa musuh akan menyerbu malam ini. Maka dia pun pergi dengan menggendong ibunya. Jika dia lelah, maka dia meletakkannya. Dia menempelkan perutnya pada perut ibunya dan menjadikan kakinya di bawah kaki ibunya agar kaki ibunya terhindar dari batu, hingga akhirnya dia selamat’.” ( Hadits mursal. Lihat Syu’ab al-Iman, 10/311.)

Di posting oleh : Abu Thalhah Andri Abdul Halim, dinukil dari : “Sungguh Merugi Siapa yang Mendapati Orang Tuanya Masih Hidup Tapi Tidak Meraih Surga”, karya : Ghalib bin Sulaiman bin Su’ud al-Harbi. Edisi terjemah cet. Pustaka Darul Haq Jakarta.